10 - Tes Kedua bagian 1

28 5 0
                                    

Ingatan Haoran perlahan memudar. Di masa lalu saat melakukan tes kedua, tidak ada insiden yang terjadi.

Seperti saat ini, Shizun yang dilihatnya sedang tak sadarkan diri sejak kejadian di kolam itu.

Itu aneh. Sejak kelahirannya kembali, semua tampaknya agak berbeda. Terutama Shizun.

Sama seperti sebelumnya. Pada tes kedua, murid-murid dibagi melalui undian. Mereka akan bertarung satu sama lain untuk menentukan pemenangnya.

Juara pertama bisa memilih guru yang diinginkan.

Ini adalah hadiah yang sangat besar. Karena murid itu sendiri yang memilih gurunya.

Biasanya, murid yang lulus bisa bergabung dengan murid luar atau murid dalam.

Jika beruntung, ia akan menjadi murid inti dengan dipilih secara langsung oleh penatua.

Jadi, murid-murid berkumpul di sebuah platform putih yang sudah dibagi menjadi beberapa ring.

Mereka yang menang mendapat kesempatan masuk murid dalam. Mereka yang kalah hanya bisa menungu menjadi murid luar.

Singkatnya, untuk menentukan kriteria murid Sekte ditentukan pada babak kedua ini.

Sebelum pertandingan di mulai, Haoran telah mengamati orang-orang yang duduk di atas platform. Di antaranya adalah orang yang membantunya menemukan jalan utama.

Orang itu bersama Penatua lain mengamati tes kedua. Ia duduk di kursi dengan wajah acuh tak acuh. Seakan pertarungan ini adalah permainan anak kecil yang menyita waktunya.

Ia bertanya pada murid senior yang membimbing murid baru.

"Senior ini, siapa orang yang berdiri menggunakan baju putih biru di atas sana?" Haoran bertanya dengan sopan.

"Oh.. beliau adalah Penatua Kedua." Kata senior itu dengan ramah. Ia telah mendapatkan pertanyaan serupa dari beberapa murid baru sebelumnya.

Seperti biasanya, Penatua Kedua selalu menjadi sorot perhatian.

You Jin bertanya lagi,
"Lalu.. siapa nama Penatua Kedua senior? Mengapa aku tidak pernah mendengar nama beliau sebelumnya?"

Senior itu menjelaskan dengan tersenyum. Dan sedikit.. menyembunyikan rahasia.

"Ada lima Penatua di Sekte Gerbang Surgawi. Kau pasti sudah tahu Penatua Pertama adalah Kepala Sekte kita, Mo Yuan. Beliau adalah praktisi pedang yang hebat dan mengurus hal-hal penting di Sekte.

"Sedangkan Penatua Ketiga adalah Mo Zixian. Beliau alkemis nomor 1 di Sekte."

"Ada juga Penatua Keempat, Mo Ling dan Penatua Kelima, Mo Xue yang sama-sama praktisi pedang. Sayangnya, Penatua Keempat jarang berada di Sekte dan lebih suka melakukan tugas di luar."

"Kemudian yang kau tanyakan barusan adalah Penatua Kedua, You Jin. Beliau adalah praktisi pedang sekaligus alkemis yang hebat. Bakatnya sangat langka."

"Beliau jarang keluar dari kediamannya dan hanya berpartisipasi pada acara tertentu saja. Sangat beruntung kau dan murid baru lainnya dapat disaksikan oleh beliau. Siapa tahu tahun ini Penatua Kedua akhirnya mendapatkan murid?"

Haoran mendengarkan penjelasan dengan penuh perhatian.

"Penatua kedua belum memiliki murid? Apa tidak ada yang pernah meminta beliau sebelumnya?" Kata Haoran penasaran.

"Tentu saja banyak yang ingin menyembahnya. Siapa yang tidak ingin menjadi murid dari praktisi sekaligus alkemis hebat? Tapi, selera beliau mungkin sangat tinggi yang cocok dengan kepribadiannya.."
ucap murid senior itu sambil menghela nafas.

"Memangnya ada apa dengan Penatua Kedua? Aku ingin menjadi muridnya!" Ucap Haoran bersemangat.

"Nak.. kau tidak tahu, Penatua Kedua sedikit aneh. Bisa dibilang sedikit gila" kata senior itu dengan suara rendah. Ia takut pembicaraan itu didengar orang lain.

Haoran mengerutkan kening tidak setuju. Penampilan yang dilihatnya saat itu sangat indah sekaligus dingin. Tidak mungkin Penatua Kedua agak gila seperti kata seniornya.

"Yah.. hal ini bukan lagi rahasia. Senior yang lain juga mengetahuinya. Ada beberapa periode Penatua Kedua bertindak agak gila. Jadi.. kau akan terbiasa ke depannya."

Percakapan itu berakhir saat pertandingan akan dimulai.

Haoran sedikit linglung mengingat masa lalunya. Saat ini, ia berdiri id tempat dan suasana yang sama seperti saat itu.

Murid-murid diberikan waktu untuk mempersiapkan diri selama 10 menit.

Saat namanya dipanggil, Haoran menuju arena ke 7. Ia mendapatkan lawan yang sama seperti di masa lalu.

Meng Cao berdiri tegak dan terkesan agak sombong. Saat ini, ia berusia 12 tahun. Sangat beruntung ia memasuki Sekte dengan batas minimal usia itu.

Jika ia terlambat beberapa bulan saja, tidak mungkin ia berdiri di sini. Untuk itulah ia akan menunjukkan seberapa hebat dirinya di depan penatua.

Sebaliknya, Haoran berpikir untuk menggunakan kekuatan sebenarnya atau tidak.

Sebenarnya, anak itu dapat dirobohkan dengan sekali tebas. Tapi jika ia melakukannya, Shizun dan Penatua yang sedang berdiri di atas pasti akan curiga.

Saat sinyal pembukaan dibunyikan, Haoran melakukan sedikit gerakan agar terkesan sulit melawan lawan.

Meng Cao tertawa dan meremehkannya.
"Apa kau akan terus menghindar dari seranganku, anak kecil?" Ia terus menyerang Haoran dan mengangkat pedangnya.

Haoran memilih diam dan mengabaikannya. Ia tetap menghindari gerakan Meng Cao ke kanan dan ke kiri. Belum mengeluarkan pedangnya sama sekali.

Merasa permainan ini sangat membosankan, Haoran melakukan tendangan dan mengarahkannya ke perutnya.

Meng Cao mundur sampai melewati batas arena. Ia masih tak sadar apa yang dilakukan lawannya, ketika ia tiba-tiba batuk dan mengeluarkan darah.

Penatua yang bertugas sebagai wasit mengumumkan Haoran sebagai pemenangnya.

Kemudian ia berkumpul dengan murid lainnya yang lulus dan menunggu pertandingan berikutnya.

Tapi.. Shizun yang di masa lalu duduk dengan tenang sampai pertandingan berakhir, tiba-tiba berdiri dan berteriak.

Shizun Transmigrated from Frozen World To The Autumn SectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang