4 - Mayat Tampan

42 8 0
                                    

Peti hitam itu berukuran besar yang bisa memuat dua orang di dalamnya. Mayat itu sangat tampan. Ia menggunakan jubah berwarna biru dan putih. Rambutnya panjang berwarna hitam pekat seperti tinta.

Kulitnya sepucat es. You Jin menyentuh wajah mayat itu dengan telunjuk jarinya.

"Kulit ini tidak kaku seperti yang kukira!" Serunya kagum.

Mungkin mayat itu adalah seorang pemuda dari leluhurnya di kota dulu. Atau anak pejabat daerah yang mati muda, pikirnya.

Tapi jika dicermati, wajah itu tidak seperti orang Eropa. Apa mayat itu pelancong yang mati di sini?

You Jin tidak ingin berpikir lagi. Ia mengambil ponsel dari tasnya dan memotret mayat itu. Sayangnya, kemudian baterainya habis.

"Haah.. sungguh tidak beruntung.. Kalau saja fotonya kuberikan pada Sasa, ia pasti akan melompat-lompat dan mengajak ayahnya kemari!"

Sasa adalah anak Paman Sam, tetangganya. Ia masih berumur 18 tahun dan memiliki semangat muda. Entah gen yang mana diturunkan dari orang tuanya, Sasa selalu mengejar pria tampan sejak usia 5 tahun.

You Jin mengingat masa kecilnya. Ia sering dibuntuti Sasa dan teman-temannya dulu. Tapi sejak You Jin dewasa, Sasa kehilangan minat.

"Kau tidak setampan anak Kepala Desa. Ia jauh lebih tampan darimu" Ujar Sasa.

You Jin pernah bertemu anak Kepala Desa satu kali. Memang ia terlihat tampan, tapi dirinya jauh lebih tampan dan cantik daripada anak itu.

Melihat seseorang yang lebih tampan darinya tidak membuatnya tertarik. Tapi, kali ini ia membuat pengecualian.

"Aku akui kau lebih tampan dariku", Matanya tertuju pada wajah mayat itu. Setenang permukaan air tanpa gelombang.

Setelah cukup mengagumi keindahan, ia menghela nafas. Keluarga mayat itu pasti sangat miskin. Mereka tidak meninggalkan apa-apa di kotak petinya.

"Kasihan sekali..", ucap You Jin menggelengkan kepala.

Ia menemukan sesuatu yang berkilau di samping pinggang mayat itu. Ada sebuah benda hitam panjang yang tertutup sudut jubah.

"Wow! Ini terlihat seperti pedang!" Seru You Jin kagum.

Ia belum pernah melihat pedang yang sesungguhnya. Ini pertama kalinya. Pedang itu berwarna hitam dan ganggangnya dilapisi ornamen putih. Ada tulisan dengan aksara aneh yang tidka dikenal You Jin.

Ia merasa hatinya gatal. Ia akan membawa pedang itu pulang dan menunjukkannya pada Kakek. Pasti Kakeknya akan memarahinya saat pulang, hehe..

Pertama, ia bersujud tiga kali di depan peti.

"Leluhurku.. maafkan aku yang miskin ini! Ia merasa malu tak tertahankan karena kekurangan uang selama perjalanan. Biarkan aku menyimpan satu-satunya hartamu di sisiku."

"Leluhurku.. kau tak perlu khawatir. Aku akan menjaganya baik-baik. Menukarkan sejumlah uang dan kembali ke sini memberimu persembahan!"

"Ah! Bagianku 50 dan leluhurku 50. Aku rasa itu cukup adil. Leluhurku.. terima kasih atas kemurahan hatimu.."

You Jin berdiri dengan gembira. Wajahnya tak bisa menipu untuk segera mengambil harta dan pulang.

Ia mengulurkan tangannya memegang pedang itu. Tapi, kekuatan listrik ringan menyambar tangannya. You Jin ingin menarik kembali, tapi tak bisa melepasnya.

Saat ingin mengguncang pedang itu, kantuk yang hebat menyerangnya. Kegelapan memenuhi penglihatannya.

Tubuh You Jin jatuh di atas mayat itu. Kemudian getaran hebat mengguncang gua. Namun tidak ada tanda-tanda gua akan runtuh.

Peti itu bergetar hebat dan cahaya seputih susu melayang di sekitarnya. Mayat itu menghilang. Digantikan tubuh You Jin yang melayang dan ditempatkan di dalam peti.

Tutup peti tertutup dan kembali ke bawah es. Setelah getaran berhenti, tempat itu kembali ke keadaan semula.

...

Saat ini, suara bising memenuhi indra pendengarannya. Ia bisa merasakan sorak ramai banyak orang di sekitarnya.  Tapi tubuhnya masih kaku. Matanya tidak mau terbuka.

Setelah setengah dupa, ia merasa tubuhnya rileks, lalu membuka matanya.

Ia merasa terkejut. Pemandangan di depannya yang semula kabur menjadi lebih jelas.

You Jin mengamati sekitarnya dengan linglung. Dimana dia? Tempat ini tidak seperti di Eropa, gumamnya.

Pemandangan di sini sangat indah. Seperti dunia dongeng yang masih alami.

Pegunungan yang tinggi mengelilingi lembah. Dilapisi kabut berawan yang tampak megah melindungi puncak.

Pohon-pohon berusia tua yang terawat dengan baik. Di sekitarnya tumbuh tanaman yang telah menumbukan bunga-bunga indah.

Terlihat dari jauh, ada air terjun yang sangat tinggi mengalirkan air yang entah jatuh ke mana.

Cuaca saat ini sangat cerah, tapi tidak panas maupun dingin. Udaranya sejuk, bersih dan nyaman. Ini adalah lingkungan yang membuat orang awet muda, pikirnya.

Tang.. tang.. tak

Suara keras mengambil kesadarannya kembali. Ia menatap darimana asal suara itu.

You Jin sangat kaget dengan apa yang di depannya. Ia tak sadar sedang berada di tempat tinggi bersama beberapa orang sekitarnya. Menatap ribuan orang di bawahnya.

Orang-orang itu menggunakan baju biru. Yang membuatnya terkejut adalah beberapa tempat atau disebut arena diisi dua orang yang bermain pedang.

Tapi, menurut kamus You Jin itu adalah pertarungan. Jika mereka terkena benda tajam itu, mereka akan terluka dan mati.

You Jin sangat membenci perkelahian sejak kecil. Ia menonton film kesukaan Kakeknya berulang kali. Jadi, ia telah belajar berbagai seni bela diri untuk melindungi dirinya.

Respon pertama You Jin adalah bangkit dan berteriak.

Shizun Transmigrated from Frozen World To The Autumn SectWhere stories live. Discover now