"I really miss you. Tolong jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Selalu buat mommy bahagia. And ... wait me. Tunggu aku pulang."
"Siap, Tuan Putri. Apa pun permintaan kamu pasti aku turutin. Jangan sedih lama-lama. Aku nggak kuat liat kamu menangis. Karena aku nggak bisa peluk kamu. Nggak bisa tenangin kamu."
"Kamu perempuan kuat, Quinnsha. Kamu perempuan hebat. Makanya Grandpa pilih kamu sebagai penerus. Aku bakal selalu nunggu kamu pulang. Jaga kesehatan juga, Quinnsha. Jangan sampai sakit."
• Flasback Off •
"I hate remembering it," ucap Lesya saat air mata jatuh membasahi pipinya. Dia benci kenangan yang mengingatkannya pada kembarannya, karena dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Zios.
Lesya memutuskan berhenti di minimarket yang buka 24 jam. Memakirkan motornya, lalu turun. Sebelum masuk ke dalam, Lesya menghapus jejak air matanya dengan sapu tangan yang dia ambil dari saku celana.
Barulah Lesya melangkah masuk ke dalam minimarket yang tampak sangat sepi. Menuju jejeran kulkas yang ada di bagian belakang ruangan. Mengambil 3 buah susu kotak rasa vanilla. Lalu, membawanya menuju kasir.
"Totalnya dua puluh empat ribu ya, Kak," ucap seorang kasir laki-laki ramah sambil memasukan tiga buah susu kotak itu ke dalam plastik. Dia sempat terpana oleh kecantikan pelanggannya malam ini. Membuatnya tidak ingin mengalihkan pandangannya.
Lesya mengeluarkan uang dari dompet. Memberikannya seraya menerima plastik belanjaannya. "Ambil aja kembaliannya," katanya sebelum melangkah keluar diiringi tatapan senang dari kasir laki-laki itu menuju salah satu motor yang terparkir.
"Nggak cuman cantik, tapi baik juga," monolog laki-laki itu memasukan lembaran berharga warna biru ke dalam laci kasir. "Apa dia demen ama gue, ya?"
Sampai di samping motornya, Lesya meminum susu kotak pertamanya sambil memandang ke arah depan dengan tatapan datar. Setelah habis, dia lempar bekasnya ke arah tempat sampah.
Lesya kembali melajukan motornya tanpa menggunakan helm karena ingin membiarkan angin malam berhembus menerpa wajahnya. Membawa motornya dengan satu tangan sambil minum susu yang kedua.
Beruntungnya jalan yang Lesya lalui sepi dari kendaraan. Gadis itu merasa sangat tenang karena bisa sendirian di sana sambil menenangkan pikiran.
Tak!
Ah, shit!
Sumpah, Lesya merasa sangat kesal karena hari ini kedua kalinya kepalanya terkena lemparan sesuatu. Tadi pagi bola basket dan sekarang?
Pisau.
Pisau?
Kening Lesya mengernyit. Dia menurunkan standar, lalu turun dari motor. Mengambil pisau yang jatuh tidak jauh dari motornya. Pandangannya terangkat melihat ke arah depan, tampak seorang laki-laki tengah bertarung seorang diri melawan banyaknya musuh.
Alisnya naik satu. Hebat juga dia, batinnya.
Lesya bersandar pada motornya sambil memutar pisau di tangan. Memerhatikan kehebatan laki-laki tersebut dalam bela diri.
Satu sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman miring. Dia tau siapa laki-laki tersebut.
Kakinya mulai melangkah sambil memakai slayer hitam bercorak putih, menutupi sebagian wajahnya. Memperlihatkan mata indahnya berwarna hijau zamrud. Siapa pun yang melihatnya akan terpesona karena jarang orang Indonesia memiliki warna netra seperti dirinya.
"Excusme," ucapnya sopan. Suaranya mengalun lembut namun tetap dapat terdengar oleh mereka. Terbukti mereka berhenti bertarung.
Lesya tersenyum di balik slayer hitamnya.
YOU ARE READING
Dangerous Nerd
Fantasy#AREGAS SERIES 2 Lesya yang merupakan seoarang cold girl yang memiliki mata setajam elang dan disegani anak buah Papanya berubah menjadi gadis cupu yang masuk ke dalam sekolah swasta elite dan terkenal di Ibukota untuk mencari tau alasan meninggalny...
•| Chapter 3 |•
Start from the beginning
