Bab 13:: Sisi yang berbeda

1.9K 212 20
                                    


Rachel kalo savagenya keluar kelar tuh mbaknya🤣

Jangan lupa vota komen dan share guizz, tuing tuingg dengan slayy💅🏻💅🏻

Lagi berusahaa konsisten update nihhh, bacaaaa ampe tamat ya? Oke! Gaboleh enggak WWKWKWKW

PIWWW READING OLLL💅🏻💅🏻💅🏻❤️‍🔥



***

Keesokan paginya, Rachel yang tengah meringkuk di bawah selimut halus dan lembut. Ia dapat merasakan mimpinya yang indah semalaman seolah menjadi kenyataan. Tidurnya begitu nyenyak, di atas kasur empuk yang di selimuti kain berbahan halus, sehalus bulu domba.

Tapi, tunggu? Bukannya semalam ia tidur di atas lantai yang kaku? Seharusnya mimpi yang seolah nyata ini terasa begitu menyakitkan di tubuhnya. Tapi ini tidak, tangannya meraba sekitar dan yang dapat ia rasakan adalah kasur yang empuk. Matanya perlahan terbuka, ingatannya tidak mungkin salah, yang semalam ia lakukan adalah perdebatan masalah kasur. Tapi, saat ini dia terbangun di atas kasur. Akankah Rachel naik ke atas saat dia benar benar tidur? Atau memang Rachel memiliki kebiasaan buruk berjalan sambil tertidur?

Gadis itu langsung membuka matanya, dan benar ia berada di atas kasur kesayangan Nicho. Rachel bangkit dengan cepat dan berdiri denhan spontan. Ia termenung melihat ruangan di sekitarnya, selimut yang semalam ia tata di atas lantai sudah terlipat rapih di atas sofa. Gadis itu berjalan keluar dari kamar. Yang ia lihat hanyalah kesunyian, suasana pagi yang berbeda dari biasanya.

Saat langkah kakinya hampir sampai ke arah tangga, pintu kamar yang semalam dipakai Alkan pun perlahan terbuka. Bocak laki-laki itu sudah siap dengan setelan seragam sekolahnya, tengah sibuk merapikan tas berantakan yang hampir tidak ia tutup.

"Lah, Kakak baru bangun?" Tanya Alkan dengan keningnya yang berkerut.

"Kenapa emang?" Rachel berusaha menghiraukan adiknya sambil berjalan menuruni tangga.

"Tadi Kakak ipar berangkat kerja tanpa Kakak yang bangun?"

"Emang Kakak kudu apa kalo bangun pas dia berangkat kerja?" Jawab Rachel dengan nada yang tidak peduli, namun dalam sepersekian detik ia pun teringat. Gadis itu membalikkan tubuhnya untuk melihat Alkan yang berdiri tiga anak tangga di belakangnya.

"Ahh, maksudnya tadi Kakak yang bangunin dia. Tapi Kakak udah balik tidur lagi.." jawaban yang kikuk karena Rachel tidak pandai berbohong.

"Ohh Kakak yang bangunin. Pantes Kakak ipar kelihatan buru-buru karena telat bangun."

Skak, jawaban Alkan membuat ia mendenguskan napas kesal. Rachel berjalan turun, dan sesampainya ia di bawah ia tidak menghiraukan Rachel dan lanjut untuk menuju dapur.

"Yaudah, Kak aku berangkat Sekolah dulu. Kemungkinan pulang malem. Gausah di tunggu."

"Bagus deh, kalo bisa kamu balik pulang aja ke rumah. Sama aja kamu tuh, mau disini atau di rumah juga bakal jarang pulang."

"Ehh siapa yang bilang," kesal Alkan. "Aku pulang malem juga karena belajar kelompok."

"Hah? Sejak kapan kamu punya semangat buat belajar?"

"Sejak Kakak bilang aku harus pinter biar jadi kesayangan Papa Mama. Kan sekarang Anak kesayangan mereka udah pergi dari rumah, tinggal aku sama Kak Berlyn, kalo aku pinter pasti aku makin di sayang, kalo minta saham Papa bakal di Acc."

Mendengar jawaban Alkan jelas saja membuat Rachel kesal. Rasanya ia ingin melemparkan gelas berisi air dingin ke wajah sang adik. Tapi si pelaku sudah berlari keluar menuju garasi.

"Bye Kak! Berangkat dulu!"

"Dasar adik durhakaa!!" Bentaknya sekuat tenaga.

Tinggalan Rachel sendiri di rumah, suasana yang begitu sepi tetu saja bukanlah sesuatu yang ia suka. Rachel yang terbiasa tinggal di lingkungan oxford, dan kini tinggal di lingkungan komplek perumahan sepi yang Rachel yakin, lokasi rumah ini juga bagian dari pilihan pujaan hati Nicho.

Unexpected MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang