Bab 9:: The Wedding Day

4.9K 285 35
                                    


Siapa yang kangen cerita ini? Yeaayyy UPDATE GUYS WKWKWK AKHIRNYA MEREKA NIKAH.

Selamat membaca!! Enjoy this story yaa ><
Btw jangan lupa like komen dan share juga.
Janji ga akan hiatus lama kok. Asal di ingetin aja buat update teyuss wkwkw.

Oh ya Follow instagram aku juga ya
@chellindygabss

Thankyou!!

***


Pernikahan yang sebenarnya tidak terlalu di harapkan oleh Rachel akhirnya terlaksana. Ia menggunakan gaun pengantin sederhana, namun tetap membuatnya terlihat mendominasi dari semua orang yang ada di sana.

Wajahnya ia paksa untuk tersenyum lebar, sejujurnya rahangnya mulai sakit, badannya mulai lelah karena gaun pengantin pilihan wanita lain ini nyatanya juga cukup berat. Tangannya terus memeluk lengan Nicho yang tampak bersemangat dengan rangkaian acara. Namun jauh dari itu semua, Rachel yakin Nicho juga sama dengan dirinya, semua mereka lakukan dengan terpaksa, menutupi sandiwara dan juga kebohongan semata.

"Aku lelah," bisik Rachel tepat di telinga Nicho. Mereka sudah melaksanakan pemberkatan pagi tadi, dan kini berlanjut mengadakan resepsi pernikahan di tempat yang sama. Pemandangan sederhana yang dari tadi Rachel lihat adalah tema rustic di hari pernikahannya. Tentu saja, semua hal yang ada di sini adalah pilihan wanita lain. Yang perlu Rachel ingat, dia hanyalah seorang pengantin pengganti untuk Nicho. Bukan hanya gagal menikah sekali, Nicho rupanya tidak di karuniai berkat percintaan karena dia telah gagal menikah selama dua kali.

"Tunggu sebentar, kamu harus tetap tersenyum.." balas Nicho sambil berbisik di telinga Rachel.

Rachel mendengus pelan, ia terus memegang bucket bunga Edelweiss kering. Benar-benar cocok dengan tema rustic yang sangat ia anggap sederhana ini.

Kakinya juga terasa pegal, sebenarnya heals yang ia pakai tidak terlalu tinggi seperti kebanyakan selera sepatunya. Tapi kenapa rasanya lebih jengkel menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan seleranya.

Rachel mencoba meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semua akan baik baik saja. Ia hanya perlu melalui ini semua, setelah ini berakhir semua selesai. Dan kehidupannya pun akan berubah, kebebasan lepas dari tanggung jawab Papa dan Mama Gideon cukup memberinya ruang dan waktu. Toh, ia yakin selama satu tahun itu, Rachel sudah mampu memberikan akses terbaik untuk dirinya keluar dari jerat kehidupan orang tuanya yang super protektif, dan kehidupan Nicho, lelaki yang tidak ia inginkan.

Tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan tatapan mata milik Berlyn, sang Kakak yang berdiri di barisan paling belakang para tamu undangan. Berlyn menatap pelaminan dengan wajah datar. Ia juga mengusap perutnya yang menonjol keluar. Seolah mengasihani dirinya sendiri, Berlyn memutuskan tatapan antara dirinya dan Rachel.

"Kenapa?" Tanya Nicho yang menyadari hal itu.

"Enggak papa.." jawab Rachel tak ingin menyambung percakapan mereka.

Alkan naik ke atas pelaminan sambil tersenyum, ia menggandeng seorang gadis berambut sebahu, tubuhnya mungil, wajahnga imut, matanya bulat, tampak malu-malu karena tangan Alkan melingkar di pinggangnya.

Rachel membulatkan matanya, menatap tajam ke arah Alkan yang meringis malu.

"Kamu? Sejak kapan? Kok Kakak nggak tau?" Pekiknya tanpa sadar dengan suara yang keras.

Nicho menyenggol bahu Rachel. Menyadarkan gadis itu untuk mengecilkan suaranya sendiri.

"Kenalin, Kak namanya Vio. Udah lama pengen ngenalin Vio ke Kakak, tapi rasanya nggak pantas ngenalin via Online pas Kakak masih di luar negri."

Unexpected MarriedΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα