Part 8

10.9K 855 57
                                    

Shani terbangun kala mendengar bunyi alarm yang membuat tidur nyenyak nya harus dihentikan. Melakukan peregangan saat bangun menjadi kewajiban bagi Shani si anak pemalas. Shani seketika terkejut saat sadar dirinya tidak sendirian di kost-nya, terdapat dua tikus yang semalam merengek meminta nginap di kamar kost-nya.

Senyum Shani merekah saat mengingat momen kebersamaannya dengan Gracia semalam.

Flashback..

Setelah banyak adegan mengharukan yang dilakoni Shani dan Gracia, Shani pun mengantarkan Gracia pulang karena hari mulai menggelap. Selama di perjalanan, keheningan menguasai keduanya yang sedang terjebak dalam pikiran masing-masing.

Shani mengambil salah satu tangan Gracia agar melingkar di perutnya membuat sang empu sedikit terkejut.

"Aku gak mau kamu jatuh" ucap Shani kikuk

Gracia hanya diam tetapi menaruh satu tangannya yang tersisa di perut Shani dan memeluk gadis itu begitu erat sembari menyandarkan kepalanya ke punggung tegap Shani. Rasanya begitu nyaman ada di dalam pelukan Shani membuat Gracia ingin berlama-lama di jalanan agar leluasa memeluk Shani tanpa melihat tatapan aneh orang lain.

"Nyaman.."

Samar-samar Shani mendengar gumaman Gracia membuatnya menarik sudut bibirnya membentuk senyuman yang begitu menawan. Shani semakin melebarkan senyumnya merasakan Gracia semakin memeluk erat tubuhnya.

Tetapi kenyamanan itu harus di akhiri karena sepeda motor Shani telah sampai tepat di depan gerbang mansion Gracia. Shani turun dari motornya dan melepaskan helm Gracia lalu merapikan rambutnya yang tampak berantakan.

"Selesai ini mandi baru makan biar lebih seger. Kata si bibi, mama papa kamu pulangnya malem berarti di dalam cuman ada Vero. Aku udah chat dia tadi pas kita mau balik jadi aku gak masuk dulu yah, next time aku bakal datang lagi ke rumah kamu. Gih sana masuk" Gracia dengan seksama mendengar ucapan Shani dan menganggukkan kepalanya

Shani menaiki sepeda motornya dan hendak memakai helm sebelum tarikan seseorang di ujung jaketnya membuat Shani menoleh. Shani menaikkan sebelah alisnya melihat Gracia yang tampak sedikit aneh, entah perasaannya yang terlalu percaya diri atau memang Gracia sedang menunjukkan sifat manjanya pada Shani?

"Kenapa?" tanya Shani melihat Gracia hanya diam dan terus menatapnya

"Mmmm.." Shani tidak mengerti maksud Gracia pun kembali menaikkan alisnya

"Kenapa? ngomong aja gak apa-apa. Aku gak bakal marah"

"Boleh.. mmm.."

"Boleh apa, ge? hmm?"

"Itu.. b-boleh.. iss itu loh!!" Shani terkekeh melihat Gracia yang kesal sendiri

"Apa? boleh apa? coba ngomong yang jelas. Aku gak ngerti maksud kamu"

"Peluk"

Shani menegang mendapat serangan tiba-tiba dari Gracia yang kini melingkarkan tangannya di leher Shani dan menghirup dalam-dalam aroma parfum Shani. Tangan Shani spontan membalas pelukan Gracia lebih erat sembari mengelus rambut panjangnya.

"Beneran mandi yah siap ini, biar seger jangan rebahan" ucap Shani setelah pelukan mereka terlepas

"Iya-iya.. mmm.." Shani tampak menahan untuk tidak mencubit pipi Gracia melihat gadis di depannya ini melilitkan ujung bajunya seakan ragu untuk mengatakan sesuatu

"Nomor-"

"Oh iya, bagi nomor kamu dong. Jujur aku kurang nyaman kalau chat di IG. Boleh yah?" Shani tersenyum puas melihat Gracia menganggukkan kepalanya antusias dan merampas ponsel Shani lalu segera mengetikkan angka demi angka di kontak ponsel Shani

Peluk Aku, Shani!! [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora