Jangan lupa vote+comment
Up 1× seminggu
Don't plagiat!!!!!
Rank 01 #juara kelas (05/11/2021]
"Terima kasih telah hadir, dan menyayangiku. Meskipun kini, kau tak lagi digenggamanku. Percayalah, detak jantungku mengiringi di setiap detik nafasmu."
_Ka...
"Maaf ya, Nak. Ibu belum masak untuk sarapan kita."
Kanaya mengusap tangan Andini, dan keningnya pun mengkerut. "Tangan ibu panas, ibu sakit, ya? Kenapa ibu gak bilang sama Kanaya? Sejak kapan ibu ngerasain sakit sendir .... "
"Syutttt, ibu gak apa-apa, Nak. Hanya masuk angin saja, sekarang ibu mau masak dulu."
Kanaya mencegah Andini yang hendak berdiri,"gak, gak boleh ke mana-mana. Ibu istirahat aja, ya. Biar Kanaya yang masak dan beres-beres rumah. Lagipula kan ini hari Minggu, Kanaya libur. Kanaya juga gak tau mau ngapain, makanya biar Kanaya aja, ya? Ya-ya-ya?"
Andini menggeleng-gelengkan kepalanya heran, "kamu, ini. Baiklah, kalau Kanaya ingin melakukannya tanpa terpaksa."
"Oh, tentu tidak! Aku selalu bersuka rela melakukan apapun untuk ibu." Setelah mengucapkan itu pun Kanaya berlenggang pergi menuju dapur dan memasak sayuran yang ada di kulkas.
*****
Drrrtt ....
Kanaya menoleh ke arah ponsel yang berada di atas meja makan. Ia yang sedang memotong wortel pun menghentikan kegiatannya tersebut.
Kak Agam, batinnya.
"Halo, Naya."
"Iya, ada apa?"
"Sibuk gak hari ini?"
Kanaya menempelkan ponselnya di pipi dan menghimpit nya dengan bahu.
"Sedikit."
"Aku berniat mengajakmu jalan hari ini, apakah kamu bisa?"
"Enggak bisa, Kak. Aku harus jaga ibuku yang sedang sakit."
Kanaya menumis lada, bawang putih dan bawang merah yang sudah dihaluskan.
"Ibumu sakit? Sakit apa? Dan sejak kapan?"
"Sejak tadi, dan sakit apa? Aku tidak tahu, aku belum mengajak ibu untuk periksa. Sepertinya, itu tidak mungkin."