5- Pertemuan

275 33 0
                                    

'Apa kamu lupa sama janjimu?'••Jangan lupa follow dan kasih bintang buat author ya thukkhon :')Khobkhun na ^_^••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Apa kamu lupa sama janjimu?'


Jangan lupa follow dan kasih bintang buat author ya thukkhon :')
Khobkhun na ^_^



Di bawah terinya mentari di siang hari, kulit terasa seperti terbakar jika terus menerus berada di bawahnya.

Drake dan Neo memainkan ponselnya yang sedari tadi sibuk menunggu kabar Ohm.

"Kalian liat Deon ga ?" Tiba-tiba saja Jan menghampiri Drake dan Neo yang sedang santai di gazebo depan fakultas mereka.

"Lah, lo tanya kita ? Kita aja dari tadi nyariin itu bocah kagak ketemu-ketemu." Ujar Drake malas.

"Masalahnya tadi En nemuin Deon, terus dia ga balik-balik sampe sekarang." Suara Jan panik.

"Dih, Jan.. lo gatau apa kalau mereka sedang bucin itu semua makhluk bumi bisa serasa jadi maneukin." Sela Neo menenangkan Jan.

Benar juga apa yang di katakan Neo. Ketika Ohm dan En sedang bersama, semua orang disekitarnya bakal dianggap ghoib.

"Lo kan tau sendiri Jan, itu berdua pasti pergi kencan gak pamit gak ada kabar. Udah biasa kan?" Timpal Drake sambil terus memainkan ponselnya.

"Tapi masalahnya.. "

"Jan.. udah deh, gausah di cariin lagi. Dan lo juga gausah panik gitu deh. Mereka kalau udah balik kencan pasti bakal nyogok kita semua pake makanan. Tenang aja." Lanjut Neo.

Jan masih terus kepikiran dengan En. Sekalipun En pergi dengan Ohm, dia akan mengabari Jan bagaimanapun keadaannya. Tapi ini tidak sama sekali. Namun Jan berusaha berfikiran positif seperti apa yang dikatakan Drake dan Neo.

Jan akhirnya ikut duduk di sebelah Neo dan membuang semua pikiran buruknya tentang En.

_____

"Non.."

"Ohm, kita di mana.."

Tempat gudang yang semula penuh dengan barang-barang tidak terpakai di kampus itu kini berubah menjadi tempat banyak tumpukan kayu dan banyak sekali jerami berada di situ.

Brak.. brakk.. brakk..

"Ohm.." lirih Non mendekat kearah Ohm karena takut.

"Gue takut" lanjut Non.

Ohm menarik tiba-tiba tangan Non dan bersembunyi dibalik tumpukan jerami.

"Ssstttt..." lirih Ohm meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Non.

"Ada gue, lo ga perlu takut." Ucap Ohm meyakinkan Non.

Bruaakkkk...

Pintu yang terbuat dari semacam alumunium itu kini terbuka dan menampilkan cahaya dari luar yang sangat menyilaukan mata.

Hate LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang