4- Rahasia

299 47 0
                                    

'Jangan pernah lari lagi ya'••Kasih bintang buat author dong, biar semangat nulisnya :)••

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

'Jangan pernah lari lagi ya'


Kasih bintang buat author dong, biar semangat nulisnya :)



"Bun.. adek pulang." Seru Non ceria seperti biasanya dari arah luar rumah.

Karena biasa jam sore begini yang masih tersisa di rumah adalah Bundanya, New.

Non segera memeluk tubuh pria yang lebih tua itu dan memberi beberapa kecupan manis di pipi New.

"Loh, kak Pem mana dek ?"

Wajah yang semula cerinya kini kembali memasang raut yang bisa di artikan sebal oleh sesuatu.

"Kak Pem apanya bun. Orang adek ga dijemput kak Pem sama sekali. Adek nunggu lama, tapi kak Pem ga dateng-dateng." Ujar Non kesal.

"Kok bisa adek bilang kak Pem ga jemput adek sih ?"

"Emang buna ga percaya sama adek ?"

"Bukan ga percaya nak, tapi tadi kamu juga nelpon bunda lagi bareng sama kak Pem."

Non menyerengit bingung. Sang bunda juga sama halnya dengan Non.

"Tapi tadi sudah makan malam di luar sama kak Pem kan ?" Tanya New lagi pada bungsunya.

"Bentar deh bun, buna dari tadi bahas kak Pem, adek aja gak liat kak Pem sama sekali dari tadi pagi pas waktu adek berangkat bareng ayah" enteng Non.

"Enggak dek, tapi beneran tadi adek nelpon bunda kan. Adek lagi bareng kak Pem katanya kalian berdua mau makan di luar. Mau BBQ an gitu." Ucap New penuh keyakinan.

"Sini deh coba lihat panggilan masuk di handphone buna. Pas waktu kamu di jemput kak Pem, kamu nelpon buna. Terus pas kamu sama kak Pem di tempat BBQ juga nelpon buna, dek." Lanjut New sambil berjalan menuju ruang TV dimana ponselnya berada.

Non mulai merasa ada yang tidak beres kali ini. Memang benar, Non tadi menelepon New, tapi belum sempat diangkat, ponsel miliknya sudah kehabisan daya.

Bagaimana bisa dia menelepon sang bunda di saat dia pun tidak tau kak Pem ada dimana. Bagaimana juga dia bisa menelepon sang bunda, di saat dirinya juga saat ini merasa lapar belum makan apapun sedari tadi siang.

Ini adalah hal yang benar-benar tidak masuk akal.

"Ini dek sini lihat." New melambaikan tangan memanggil Non.

"Loh, kok-- gak ada ?" Lanjut New sambil beberapa kali merefresh ponselnya.

"Bun, ini yaa.. terakhir adek nelpon buna itu tadi siang, pas sudah selesai kelas pak Lee." Ujar Non.

"Bun, ade bilang juga apa, adek ga nelpon buna sama sekali, dan satu lagi. Kak Pem ga ada jemput adek sama sekali." Tekan Non sekali lagi ke arah New.

Kedua orang itu kini saling melontarkan pandangan. Bingung ? Sudah pasti. Lalu siapa yang menelepon New saat itu.

Hate LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat