Part 1

44.5K 1.2K 57
                                    

Di pagi yang indah, di mana mentari mulai menunjukkan ekstensitasnya tak mampu membuat seorang gadis berusia 20 tahun ini bangun dan menyelesaikan mimpi indah yang membuat sudut bibirnya terus tersenyum. Dering alarm yang berisik terus berbunyi tetapi dering itu seakan alunan nada indah yang membuatnya semakin memeluk erat gulingnya.

Gadis itu ialah Shani Indira Natio, si cantik yang sempurna bagi para penggemarnya seantero universitas. Idaman semua kaum di kalangan kampus, siapa yang tak mengenalnya? manusia berparas cantik dan cool yang jenius dan merupakan satu-satunya mahasiswa yang mendapat beasiswa di Xiel University

Shani nyaris sempurna, ingat hanya nyaris karena kehidupan sebenarnya dari seorang Shani Indira Natio itu sangat berat. Shani hidup sebatang kara di dunia ini, jika bertanya apakah Shani memiliki orang tua maka jawabannya ialah tidak. Shani besar di panti Asuhan sedari dia baru berumur satu hari. Menurut cerita dari ibu Sri, selaku pengurus Shani mengatakan bahwa kelahiran Shani membawa kebahagiaan sekaligus kemalangan bagi hidupnya sendiri, mama Shani dinyatakan meninggal dunia tepat setelah dia lahir sedangkan sang papa, papa Shani dinyatakan meninggal dunia malam hari setelah sang istri karena kecelakaan tunggal yang dialaminya.

Sungguh miris, bukan? Shani bahkan tidak memiliki satu keping pun foto orang tuanya. Mereka meninggalkan Shani seorang diri tanpa siapa pun, si bayi lucu yang keesokan harinya langsung diletakkan di panti Asuhan karena pihak rumah sakit tak mau mengambil alih untuk mengurusnya.

Yah begitulah sedikit background mengenai wanita cantik nan rupawan ini, manusia yang selalu menebar senyum manis membuat semua orang bahagia tanpa mereka tahu bahwa senyum itu hanya topeng untuk menutupi kemalangan dirinya dan sayangnya topeng itu sudah menempel layaknya lem yang tak bisa dilepaskan lagi.























































































































































Tok!! Tok!! Tok!!

"Woiii Shani, bangun!! udah jam 8 nih, lo mau telat ngampus?" tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan teriakan yang begitu memekakkan telinga.

Shani yang tadinya mimpi indah pun mulai menggeliat tak nyaman ketika telinganya menangkap suara yang mirip seperti radio rusak membuatnya mau tak mau harus menyelesaikan mimpi indahnya.

"Dasar kampret tuh si Dinda, ganggu kenikmatan gue aja nih orang!!" Shani menggerutu sembari bangkit dari kasurnya untuk memarahi sahabatnya yang selalu mengganggu jam tenang di hidupnya

Cklek!!

"A*jing!!"

Shani seketika mundur ke belakang setelah membuka pintu kamar kost nya, bagaimana dia tidak kaget tiba-tiba Dinda, sahabatnya langsung menyelinap masuk sembari berkacak pinggang menatap tajam Shani yang sekarang kebingungan karenanya.

"Lo napa sih? tuh muka kusut amat, masih pagi juga" tanya Shani seakan tak tahu salahnya apa

"Eh njing, lo gak sadar ini jam berapa? melek dulu mata lo baru lo lihat sekarang jam berapa" Dinda benar-benar tak habis pikir melihat sahabatnya yang menggaruk kepala sembari menguap lalu menatap jam dinding dan detik berikutnya dia terkekeh melihat mata sahabatnya melebar dan lari terbirit-birit menuju kamar mandi.

"Dinda vangsat!! kita telat njir!!" teriak Shani disusul tawa pecah Dinda yang malah tepuk tangan melihat kepanikan Shani

"Sendirinya telat malah ngatain gue.."

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang