"Hah? Tapi ...."

"Udah cepetan ganti aja. Cuma sebentar aja, kok. Nanti kamu iringi pengantin wanita sambil angkat gaun pengantinnya dari belakang."

"Hah?"
Maura bukan tak paham, tapi ia tak menyangka.

"Udah jangan kebanyakan hah heh hah heh, langsung ganti aja. Nanti kamu dibantu mbaknya make up sedikit. Oke, Mbak?" tanay Rey pada salah satu penata rias yang memang ditugaskan untuk merias para bridesmaid.

•••

Dress putih selutut membalut tubuh Maura dengan sempurna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dress putih selutut membalut tubuh Maura dengan sempurna. Ditambah sepatu heels dengan warna yang sama dengan tinggi 7 cm membuat kaki Maura tampak jenjang. Wajahnya yang polos dipoles sedikit riasan tipis menambah kecantikan Maura.

Rey menatap Maura terpana. Matanya bahkan tak bisa lepas sedetikpun dari Maura. Membuat Maura menjadi malu dan salah tingkah.

"Kenapa, aku ... aneh ya?"

Rey menggeleng. "Kamu cantik," tuturnya tanpa mengalihkan pandangannya. Maura tersipu mendengar dua kata dari bibir Rey.

•••

Maura berjalan di sisi Rey, dengan tangan yang dikaitkan ke lengan Rey. Maura dan Rey seketika jadi pusat perhatian para tamu undangan di gedung pernikahan tersebut. Beberapa orang yang dilihatnya menyapa Rey dan Rey juga turut menyapanya.

Selesai acara inti dan pengucapan janji suci, Maura ikut berfoto bersama pengantin, tentunya bersama Rey juga yang sebelumnya mengiringi pengantin dengan memainkan piano.

Arkan memeluk Andre setelah berswafoto.
"Andre teman seperjuangan kita akhirnya lo kawin juga, congrats, bro!" ucapnya sambil memeluk lelaki yang ternyata bernama Andre tersebut. "Rey, ternyata lo bawa gandengan, ya. Gue kira lo asik menjomblo seumur hidup," sambungnya sambil tertawa menyindir halus Rey. Lalu ia beralih ke sisi Maura. "Hey, nama lo siapa? Kok lo mau sih sama Rey, dia kan duda anak satu," ucapnya yang mendapat tatapan tajam dari Rey. Andre menyikut pelan perutnya.

"Ck, Arkan ... Arkan. Mending lo bawa bini lo ke tempat makan, gih. Kasian laper. Iya kan, Nay?"
Perempuan di sisi Arkan yang dipanggil Nay tersebut tersenyum dan mengiyakan perkataan Andre.

Kini Arkan dibawa istrinya pergi menikmati makanan.
Diikuti Rey dan Maura yang sekarang rautnya kaku. Ia bingung, canggung, dan malu. Anak SMA yang berada di tengah-tengah suasana orang dewasa. Apalagi perkataan terakhir temannya Rey tadi membuat Maura merasa tidak enak. Pasalnya, dirinya bukan siapa-siapa Rey.

"Nggak usah dengerin perkataan Arkan tadi, ya," ujar Rey.

"Aku boleh tanya sesuatu nggak?"

"Tanya soal aku duda dan punya anak? Itu ... memang benar."

Maura menggeleng.

Kalau soal itu ia sudah tahu, dan sudah memastikan sendiri juga dengan bertanya pada David yang ia sebut Mas Dave. Dasar Maura.

DATING APP (END) ✔Where stories live. Discover now