Epilog

559 23 4
                                    

Seorang wanita berjalan dengan anggun ke altar pernikahan dan di sampingnya ada sang ayah yang menjadi wali. Dia adalah Karina. Hari ini Yoshi dan Karina melangsungkan pernikahan atas permintaan terakhir Hyuna. Mereka masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Semua butuh perjuangan.

Yoshi mengulurkan tangannya ke Karina saat pujaan hatinya tiba di altar. Karina tersenyum, lalu menyambut uluran tangan calon suaminya. Semua orang terlihat antusias dengan pernikahan ini. Pendeta mulai membacakan ikrar pernikahan dan wajib diikuti oleh mempelai pengantin.

Kini Yoshi dan Karina telah resmi menjadi pasangan suami istri. Yoshi mencium kening Karina, lalu turun ke bibirnya dengan sedikit memberi lumatan kecil. Yoshi dan Karina sangat senang karena perjuangan mereka tidak sia-sia. Yoshi mengenggam tangan Karina turun dari altar untuk menemui tamu undangan.

"Selamat ya atas pernikahan kalian. Aku senang kalian menikah," kata Giselle memeluk Karina, sahabatnya.

Karina membalas pelukan Giselle. "Terima kasih, Giselle."

"Tolong jaga Karina, ya. Karina sekarang adalah istri kamu," pesan Jihoon kepada Yoshi.

"Tanpa kamu minta, aku akan menjaganya karena dia adalah orang yang aku cintai."

Setelah satu jam, acara pernikahan pun selesai. Para tamu undangan sudah pulang, hanya tersisa keluarga Karina dan Yoshi. Suga memeluk putranya, dia tidak menduga Yoshi bisa menikah dengan orang yang ia cintai, begitu juga Wendy dan Hwall. Mereka sangat senang dengan pernikahan ini.

"Akhirnya penantian kamu tidak sia-sia. Takdir tidak ada yang tau dengan siapa kita berjodoh, bahkan ketika salah satunya sudah memiliki dambaan hidup. Semua terjadi begitu saja, banyak cobaan yang harus kamu lewati. Selamat atas pernikahan kamu, Yoshi," kata Suga mengelus rambut Yoshi.

"Iya ayah, terima kasih. Semua karena ayah, bunda, dan Hwall. Aku beruntung memiliki keluarga seperti kalian."

Suga melepaskan pelukannya, ia tersenyum senang melihat Yoshi sangat bahagia. Suga memberikan kunci rumah kepada putranya. Yoshi mengernyitkan dahinya bingung, darimana ayahnya mendapatkan uang untuk membeli rumah, pikirnya.

"Kamu tenang saja. Rumah ini ayah beli dari gaji ayah sendiri khsusus buat kamu. Kamu tidak perlu khawatir darimana ayah mendapatkan uang, kamu hanya menikmatinya. Maaf, ayah hanya bisa memberi ini kepada kamu."

"Ayah, ini sudah lebih cari cukup bahkan lebih. Kasih sayang kalian semua, sudah membuat aku bahagia. Terima kasih ayah. Aku sayang ayah."

"Sama-sama."

***

Yoshi mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Ia baru saja selesai mandi, lalu ia meletakkan handuknya ke balkon kamar. Saat ini Yoshi dan Karina sudah ada di rumah pemberian Suga. Rumahnya tidak besar, tapi tidak kecil juga. Di rumah ini, Yoshi memulai hidupnya kembali tanpa hadirnya Hyuna.

Setelahnya, Yoshi turun ke bawah. Ia yakin Karina ada di dapur, dan benar saja istrinya di dapur sedang menyiapkan makan malam. Yoshi tersenyum melihatnya, ia tidak percaya jika bisa menikahi Karina.

Grep!

Yoshi memeluk Karina dari belakang, membuat aktivitas Karina terhenti. Yoshi mematikan kompornya, dan membalikan badan Karina. Manik mata mereka saling bertemu, keduanya sangat gugup setelah sekian lama tidak bertemu. Semua terasa canggung.

"Ada apa, sayang?" tanya Karina mengalungkan kedua tangannya di leher Yoshi.

"Kangen kamu."

Karina tersenyum manis. "Padahal kita satu rumah loh, kok masih kangen. Aneh kamu, sayang. Aku lanjutin siapin makan malam dulu, ya."

"Aku maunya makan kamu, kan juga sudah sah."

Bugh!

Karina memukul lengan Yoshi. Semburat merah muncul di kedua pipinya, ia sangat malu dan gugup. Yoshi membelai rambut istrinya lembut.

"Kenapa? Kamu masih malu? Tenang, aku akan bermain lembut."

"Ih! Bukan gitu, aku takut menganggu tidur baby Lea," kesalnya.

"Kan, dia sudah tidur. Kamu tenang saja."

Yoshi menggendong Karina ala bridal style ke kamarnya di lantai dua. Yoshi mengunci pintu kamarnya, ia mrebahkan tubuh Karina di ranjang, kemudian Yoshi melepas seluruh pakaian dan juga pakaian Karina.

🔞🔞🔞

Yoshi mulai menghujani beberapa ciuman di leher Karina. Karina mendesah sembari meremat punggung suaminya. Setelah memberi tanda kissmark, tangan Yoshi bergerak meremas dua gundukan di depannya. Karina memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan suaminya.

"Ahhhh," desahnya saat merasakan sesuatu menembus hole-nya.

Yoshi memasukkan satu jarinya lagi, membentuk gunting dan bermain di dalam. Karina semakin mendesah dibuatnya, dia sangat menikmatinya, begitu juga dengan Yoshi.

"Aku langsung ke inti, ya," bisik Yoshi.

Jleb!

"Ahhhh," desahnya saat milik Yoshi masuk ke dalam hole-nya.

Yoshi menggerakkan pinggulnya cepat, ia tidak sabar melakukan itu. Karina mencengkeram punggung suaminya dan meminta Yoshi lebih cepat melakukannya. Yoshi semakin senang dibuatnya, ia semakin gencar bermain di bawah.

"Aku mau keluar," kata Karina dengan tatapan memohon.

Crot!

Yoshi mengeluarkan cairan itu ke dalam. Napas mereka tersengal-sengal setelah melakukan hal seperti itu. Yoshi membaringkan tubuhnya di samping Karina, lalu menyelimuti tubuh polos keduanya.

"Kamu senang, gak menikah denganku, sayang?" tanya Yoshi.

"Aku senang. Sampai kapanpun, kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Takdir tidak ada yang tau, aku yakin suatu saat kamu akan kembali kepadaku walau banyak rintangan yang menghadang. Aku akan menunggumu, dan ternyata kamu adalah takdirku. Aku beruntung memiliki suami seperti kamu, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Terima kasih untuk segalanya, sayang. Love you, Yoshi."

"Love you, too, Karina."

End
Dengan begini, book ini sudah selesai
Terima kasih yang sudah mampir ke book aku
Sampai jumpa di book selanjutnya

Stay With Me || Yoshi Karina ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ