12

200 23 3
                                    

Setelah Jeno menyetubuhi Karina, Ia pergi begitu saja tanpa mempedulikan tangisan istrinya. Karina meletakkan kepalanya di kedua lututnya, kondisinya sangat berantakan, bagian bawahnya masih sakit dan ngilu. Jeno tidak berhenti menyiksanya sampai puas.

Karina tidak habis pikir Jeno tega berbuat seperti itu kepadanya. Ia mengira Jeno bukan lelaki yang baik dan tidak pantas diperjuangkan. Jeno memang tipikal orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai impiannya.

Karina segera memakai bajunya yang sengaja dirinya simpan di lemari. Untungnya saja, Karina menyimpan baju cadangan di kantor. Biasanya Karina lembur karena banyak berkas yang harus ia selesaikan. Ia menyisir rambutnya agar tidak terlihat berantakan. Dia tidak ingin orang lain tau apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

"Apapun yang terjadi, aku harus kabur dan lepas darinya. Aku akan kembali ke pelukan Yoshi. Yoshi masa depanku dan orang yang selalu berbuat lembut kepadaku," gumam Karina keluar dari ruangan itu.

Karina melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Ia tidak suka menunda-nunda waktu agar terbiasa tepat waktu. Karina berusaha mencari cara kabur dari Jeno tanpa ada ketahuan. Ia muak dengan sikap Jeno. Bagaimana bisa kedua orang tuanya menjodohkan dia dengan Jeno—pikir Karina.

Setelah 30 menit berjalan, Karina telah menyelesaikan berkas-berkasnya. Ia keluar dari kantor dan pergi ke kantin. Dia butuh tenaga selama di kantor. Namun, langkahnya terhenti kala melihat Jeno bercumbu mesra dengan wanita lain, yang tak lain adalah karyawannya sendiri.

"Jen, ahhhh shit ahhhh lanjutkan ahhhh nikmat ahhh," desahnya.

Jeno menyibak rok wanita itu, dan memasukkan miliknya ke dalam hole wanita itu. Ia bergerak perlahan dengan kedua tangan meremas dua gundukan di depannya.

Brak! Karina membuka pintunya kasar. Aktivitas Jeno dengan wanita itu terhenti seketika. Mereka terkejut dengan keberadaan Karina. Jeno merapikan rambutnya dan berjalan ke arah Karina namun, sang empu memundurkan langkahnya.

"Jangan mendekat, sialan! Jadi ini yang kau lakukan setiap hari! Dasar lelaki brengsek, pantas sejak awal aku memiliki firasat buruk tentangmu. Jen, andaikan ayah tau, ayah akan menyuruhku untuk meninggalkan kau, Jeno!"

Plak! Jeno menampar pipi Karina sampai sang empu terjatuh ke lantai. Karina menatap layang ke arah Jeno. Lagi-lagi, Jeno kembali menampar pipinya sampai memerah.

"Jangan pernah kau macam-macam denganku, ya. Aku tidak segan menghabisi dirimu, kalau perlu lelaki itu—Yoshi. Aku tidak suka kau masih berhubungan dengan Yoshi."

Plak! Jeno menampar Karina ketiga kalinya. Tubuh Karina lemas dan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Karina merasakan perih di tubuhnya.

"Ini masih belum seberapa, Karina. Kalau kau berani macam-macam, kau akan tau akibatnya. Aku akan membunuhmu secara brutal. Paham kau, Lee Karina!"

Setelah mengatakan itu, Jeno pergi meninggalkan Karina. Wanita yang sedari tadi menonton hanya diam saja, ia tidak bisa menolong atasannya karena diancam Jeno lewat isyarat.

"Bu Karina, maaf saya tidak bisa membantu anda," sesalnya.

Karina berdiri dari jatuhnya, ia menatap layang ke arah karyawannya. "Dasar wanita murahan! Mulai sekarang kamu, saya pecat dan jangan pernah kembali lagi ke kantor ini. Saya muak melihat wajah polosmu, Jeon Heejin!"

Jeon Heejin menundukkan kepalanya, dia akui ia salah telah menuruti permintaan Jeno. Heejin terpaksa melakukannya karena Jeno akan mengancam akan menyakiti kakaknya—Wonwoo.

Heejin memilih pergi meninggalkan kantor, walaupun di dalam hatinya tidak bisa. Ini memang kesalahannya karena menuruti nafsu Jeno yang notabenenya suami dari atasannya.

Stay With Me || Yoshi Karina ✔️Where stories live. Discover now