19

189 22 4
                                    

Suho membuka matanya perlahan, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan bernuansa putih. Suho menyibak sedikit bajunya, ia baru teringat bahwa ia ditembak oleh Donghae—besannya. Suho benar-benar kecewa dengan Donghae dan Irene. Suho merasakan sesuatu mengenggam tangannya, ia menoleh ke samping—raut wajahnya berubah menjadi datar melihat sosok yang ia benci, Bae Irene.

"Irene, bangun!" ucap Suho menepuk tangan Irene keras, tanpa mempedulikan sakit yang ia rasakan di perutnya.

Irene terlonjak kaget, lantas ia membuka matanya perlahan. Irene tersenyum saat Suho sudah bangun pasca operasi. "Akhirnya kamu bangun juga, aku khawatir kamu tidak bangun, sayang."

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu, aku muak! Aku benar-benar kecewa sama kamu, kamu selingkuh dengan besanmu sendiri. Detik ini, aku akan mengurus perceraian kita. Aku tidak ingin tersiksa dengan kehadiran kau di hidupku. Lebih baik kau bersama simpananmu itu, Irene!"

"Enggak! Aku tidak mau, maafkan kesalahan aku. Aku menyesal telah menyakiti kamu, dia bukan lelaki yang baik. Tolong berikan aku satu kesempatan lagi, akau akan memperbaiki semuanya. Aku mohon, Suho," lirih Irene dengan mata berkaca-kaca.

Suho menatap iba ke istrinya, tapi ia tidak ingin terjebak dengan sandiwara Irene. Suho tetap pada pendiriannya untuk menceraikan Irene. Suho sudah terlanjur kecewa dengan Irene, terutama Donghae—sahabatnya.

"Keputusan aku sudah bulat, aku tetap menceraikan kamu. Aku akan segera mengurus surat perceraian kita. Aku menyesal telah mengkhianati Jisoo, lebih baik kamu pergi dari tempat ini. Aku muak denganmu, Bae Irene. Detik sekarang juga, kamu bukan istriku."

"Awas saja kamu, aku tidak akan tinggal dia. Aku yakin kamu akan berlutut di depanku, tunggu tanggal mainnya, Suho." Irene memilih meninggalkan kamar rawat Suho.

Tak lama, seorang pria paruh baya datang sembari membawakan buah-buahan untuk Suho. Tentu saja Suho terkejut melihat kedatangan sosok yang ia kenal. Orang itu meletakkan buah-buahan di meja nakas, lalu ia mendekati ranjang Suho.

"Hai Suho, bagaimana keadaan kamu?" tanya orang itu ramah.

"Taeyong... Kenapa kamu bisa ada di sini? Bagaimana kamu tau aku di rawat di sini?"

Taeyong mulai menceritakan semuanya, tanpa ada yang ditutupinya—termasuk terror itu. Taeyong yang mengirimkan pesan dan video itu, ia lakukan agar Suho sadar siapa Irene sebenarnya dan penyebab Karina tewas di tempat.

"Aku tidak percaya jika Irene adalah orang yang menyebabkan Karina meninggal. Sebenci-bencinya aku sama dia, dia tidak mungkin melakukan hal itu kepada putrinya sendiri."

"Dia memang tidak terlibat, tapi dia membiarkan Donghae menikam Karina dan membuangnya ke jurang," ujar Taeyong.

***

Yoshi dan Hyuna baru saja keluar dari ruangan periksa, dengan tatapan sendu. Dokter berkata semakin hari kondisi Hyuna semakin memburuk. Dokter menyarankan Hyuna berobat namun, sang empu menolaknya. Biarkan saja dia hidup seperti ini sampai maut menjemputnya.

"Kenapa kamu tidak mau berobat? Ini kesempatan kamu untuk sembuh. Aku tidak bisa membayangkan hidup anak kita tanpa hadirnya seorang ibu."

Hyuna menaruh tangannya di pundak Yoshi. "Aku gak papa kok. Lebih baik seperti ini. Pengobatan belum tentu kita bisa sembuh. Di sisa hidupku, aku ingin menghabiskan waktu bersama kamu, sayang. Jangan sedih, oke. Masa kesayangan aku nangis, sih. Aku gak papa."

Grep!

Yoshi mendekap tubuh Hyuna erat. Jika boleh jujur, ia tidak ingin kehilangan sosok istrinya. Yoshi sudah menerima Hyuna dan ada sedikit rasa cinta untuknya. Hyuna membalas pelukan Yoshi, ia tidak kuasa menahan tangisnya.

Stay With Me || Yoshi Karina ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें