6. Jadi Apa?

6 0 0
                                    

Anne melangkahkan kakinya turun dari ojek online yang sudah membawanya dengan selamat hingga sampai ke kantor megah nan besar ini dengan penuh kehati-hatian. Untung saja dirinya memutuskan untuk naik ojek online dan tidak diantar oleh Adik lelakinya, karena jujur saja perjalanan 45 menit yang lalu benar-benar macet. Hingga membuat dirinya meminta driver ojek online itu untuk mencari jalan pintas lain supaya bisa sampai di kantor ini.

Dan spontan saja gadis manis itu berhenti berjalan di pelataran utama kantor ini dan mendongak menatap gedung tinggi menjulang yang benar-benar terlihat megah ini, "Wah, gede dan mewah banget! Nggak salah kalau dia dapat penghargaan sebagai salah satu perusahaan terbaik se-Asia."

Ucapan penuh kekaguman itu membuat Anne tanpa sadar terpaku begitu saja di pelataran perusahaan sembari tetap mendongak dan menatap gedung tinggi yang menjulang itu.

Tin. Tin.

Suara klakson mobil yang terdengar nyaring sontak langsung membuat Anne terbangun dari lamunannya dan keterpakuannya. Sebelum akhirnya meringis dan dan melangkah kan kaki untuk minggir karena dirinya rupanya menghalangi jalannya mobil-mobil yang akan masuk ke dalam perusahaan ini.

"Aduh Anne bego! Baru hari pertama masuk udah bikin ribut!" gerutunya sembari merutuki dirinya sendiri dan melangkahkan kakinya setengah berlari kecil untuk segera masuk ke dalam perusahaan ini.

Anne yang terlihat terburu-buru dan tentu saja wajahnya sangat asing jika dibandingkan dengan karyawan lainnya di sini sontak membuat perhatian petugas keamanan teralihkan kepada gadis itu.

"Ada yang bisa dibantu, dek?" tanya petugas keamanan itu yang mampu membuat Anne kaget sebelum akhirnya memberikan senyum ramah andalannya.

"Pak, saya Anne. Mahasiswa dari Universitas Binus yang dijadwalkan untuk magang di perusahaan ini ini atas rekomendasi dari dosen pembimbing saya," ujar Anne menjelaskan dirinya kepada petugas keamanan itu yang membuat security tersebut memudarkan wajah penuh kecurigaannya dan tersenyum ramah kepada gadis itu.

"Ah, mahasiswi magang. Saya kurang tahu untuk jelasnya. Adek bisa tanyakan langsung kepada resepsionis supaya bisa mendapatkan kartu akses naik ke divisi yang akan ditempati magang," ujar petugas keamanan itu dengan jelas yang membuat senyum Anne semakin lebar mendengarnya dan gadis itu spontan langsung membungkukan kepalanya masih dengan senyum lebar diwajahnya.

"Terima kasih Pak! Semoga hari Bapak menyenangkan!" ujar Anne sebelum akhirnya memberikan senyum terakhir kali dan melenggang masuk ke dalam lobi utama perusahaan ini yang bahkan jauh lebih mewah jika dibandingkan dengan exterior luarnya.

"Gila, ini lagi perusahaannya benar-benar memanjakan mata dan nggak akan bikin malu kalau sampai ada tamu perusahaan yang datang!" gumam Anne yang masih berusaha untuk mencuri-curi pandang dengan keindahan arsitektur yang terpampang di depan wajahnya saat ini.

Yang bahkan ukuran lobby perusahaan ini bisa dikatakan sangat amat luas dengan kesan elegan yang sangat kental melekat dalam interior dan juga furniture yang digunakan di dalamnya.

Pemandangan di depan matanya itu seakan menyilaukan untuk Anne hingga akhirnya pandangan gadis manis itu terjatuh pada satu meja besar di ujung lain lobby ini. Yang seketika membuat dirinya spontan langsung mempercepat langkah kakinya mendekati meja besar yang diyakini Anne sebagai meja resepsionis itu.

"Permisi, Kak!" ujar Anne yang membuat resepsionis wanita yang tadinya menunduk dan menatap layar komputernya sontak mendongak dan langsung menyunggingkan senyum ramah yang sesuai dengan SOP perusahaan.

"Selamat pagi, Dek. Dengan Karina resepsionis yang bertugas hari ini. Ada yang bisa saya bantu?" ujarnya bertanya masih dengan senyum yang seakan tidak lepas dari wajah oriental nya yang sangat cantik menurut Frislly.

"Aku Anneliese Vivienne Carly. Mahasiswa Universitas Binus yang ditugaskan untuk magang di sini mulai hari ini," ujar Anne memperkenalkan dirinya yang membuat resepsionis itu mengangguk paham karena dirinya memang sudah diberikan pesan untuk mengarahkan mahasiswa mahasiswa magang yang datang.

"Ah, sebentar. Saya akan carikan posisi magang kamu dan memberikan kartu akses untuk bisa naik menemui ketuanya," ujar Karina yang kemudian kembali disibukkan dengan layar komputernya dan membuat Anne lagi lagi berusaha mencuri pandang terhadap pemandangan yang sangat memanjakan mata ini.

"Anneliese Vivienne Carly kan?" suara Karina tiba-tiba saja terdengar dan mampu mewujudkan Anne hingga membuat gadis manis itu terlonjak sebelum akhirnya menoleh dan menganggukkan kepalanya kepada resepsionis cantik itu.

"Untuk Anneliese Vivienne Carly, kamu akan secara langsung dibimbing oleh sekretaris CEO perusahaan. Saya akan antarkan langsung. Untuk kartu akses kamu bisa mulai pakai. Di dalamnya sudah termasuk dengan fasilitas makan siang yang disediakan di kantin perusahaan yang pembayarannya juga bisa langsung menggunakan kartu ini dan ditanggung perusahaan. Pastikan untuk tidak menghilangkan kartu akses ini!" ujar Karina sembari menyodorkan sebuah kartu yang bahkan terlihat sangat elegan di mata Anne.

"Baik Kak. Terima kasih!" ujar Anne meraih kartu aksesnya dan menggenggamnya dengan erat. Setelahnya Karina sedikit berbicara terhadap rekannya yang lain dan melangkah keluar dari meja resepsionis sembari memberikan kode kepada Anne untuk mengikuti langkah kakinya.

Ting

Pintu lift langsung terbuka ketika Karina menempelkan kartu aksesnya dan melangkah masuk ke dalam lift yang tanpa banyak bicara tentu saja di buntuti oleh Anne.

"CEO perusahaan ini sangat detail dan tidak bisa mentoleransi adanya kekeliruan ataupun kesalahan dalam setiap pengerjaan tugas tugas perusahaan. Jadi nanti kamu jangan terlalu kaget kalau akan banyak sekali revisi ataupun pengulangan atas pekerjaan kamu. Tidak ada perbedaan antara anak magang dan juga karyawan perusahaan karena semua akan dibimbing untuk bisa menguasai sesuai dengan keinginan CEO.

Terlebih lagi kamu bekerja langsung di bawah CEO perusahaan dan menjadi asisten dari salah satu sekretaris pribadinya. Jadi kamu harus bisa menyiapkan diri dan juga mental supaya tidak terlalu tersinggung atau pun merasa tersakiti dengan kata-kata pedas yang keluar dari CEO perusahaan ini. Nanti lebih jelasnya akan dijelaskan sendiri oleh sekretaris Laurent. Tapi Sebenarnya kamu akan bekerja dengan sekretaris Tian yang merupakan sekretaris utama sekaligus asisten pribadi dari CEO," ujar Karina yang benar-benar didengarkan dan diperhatikan dengan seksama oleh Anne.

Walaupun sebenarnya gadis itu tiba-tiba saja dilanda kegugupan ketika mendengar kalau dirinya akan ditempatkan secara langsung dibawa sekretaris utama dari pemilik perusahaan ini.

Demi Tuhan dia sedang magang. Dan perkataan dari resepsionis Kirana ini sepertinya adalah suatu hal yang tidak main-main hingga tanpa sadar membuat gadis manis itu berpikir yang macam-macam mengenai pemilik perusahaan yang digadang-gadang bermulut tajam dan juga tidak bisa mentoleransi kesalahan sedikit saja.

Semangat Anne! Kamu pasti bisa! Batin Anne menyemangati dirinya sendiri dan berusaha membangun kepercayaan dirinya supaya tidak runtuh hingga membuat mentalnya tidak kuat nanti ketika menghadapi pemimpin perusahaan sekaligus CEO yang merupakan atasannya nanti.

-6th chapter-

Kekasihku Sang Tuan MudaWhere stories live. Discover now