4. Beradaptasi.

33 2 0
                                    

Holaa👋 I'm back

Menurut kalian cerita ini sejauh ini gimana? Aku butuh komen dan saran kalian. Karena jujur aja itu akan ngebantu aku banget sih sebagai author🙃

Happy Reading.

Tandai jika ada typo.

***

Rhea menatap pantulan dirinya pada cermin. Pagi ini dia sudah siap dengan seragam sekolah milik Kaystal. Meski sedikit kebesaran dan kurang nyaman karena belum terbiasa, setidaknya seragam milik gadis itu masih terlihat cocok di tubuh Rhea.

Rhea terdiam sejenak, mengingat masa-masa dimana dia masih memakai seragam sekolahnya yang dulu. "Selama ini, seragam gue di sekolah lama selalu pas dengan ukuran badan gue," monolognya.

"Argh." Rhea mengacak rambut belakangnya, "Jadi kangen sama sekolah lama," lanjutnya seraya mencebikkan bibirnya, tapi mau bagaimana lagi? Ini semua sudah menjadi hal yang harus dia terima.

Bertransmigrasi ke tubuh Kaystal membuat Rhea harus beradaptasi dengan hal-hal yang bukan dirinya selama ini. Mulai dari hal kecil, seperti nama panggilannya yang berubah jadi Kaystal, lalu dia harus berperan sebagai Kaystal, harus memakai baju dan barang-barang milik Kaystal, serta harus menganggap Keyra dan Elang sebagai adik dan Papanya sendiri, dan jangan lupakan Rhea yang harus pindah sekolah dari sekolah lamanya ke sekolah Kaystal.

Intinya semua hal tentang dirinya berhubungan dengan Kaystal sekarang. Kecuali ponsel, dia masih menggunakan ponsel miliknya sendiri.

Rhea menaruh kembali tasnya dan mendudukkan dirinya di pinggiran kasur, Dia perhatikan ponselnya yang tergores akibat kecelakaan waktu itu. "Untungnya gak ilang ini ponsel. Coba kalo ilang, bisa-bisa repot mau hubungin Mama."

Tatapan Rhea berubah sendu mengingat kata terakhirnya.

"Mama," lirihnya. "Gimana ya kabarnya Mama sekarang?"

"Ck! Mama pasti udah anggep gue meninggal, karena kecelakaan itu." moodnya mendadak hilang dan tak bersemangat

"Sakit banget ya, masih ada tapi di anggep udah nggak ada," ucap Rhea mendramatis keadaan.

"Sekarang gimana caranya coba gue nemuin Mama? Secara 'kan tubuh ini aja bukan tubuh gue. Mama pasti nggak percaya kalo gue ngaku gue ini sebenernya Rhea," lanjut Rhea.

"Jadi nyesel sendiri pergi dari rumah waktu itu. Ma, maafin Rhea." Tanpa dia mau air mata jatuh dari kedua sudut mata Rhea.

Se-bandel dan se-badgirl-badgirlnya Rhea, dia itu lemah perihal Mamanya. Hal itu karena rasa sayangnya yang begitu besar pada Raisa, tapi karena rasa kecewa usai mendengar berita perceraian itu yang membuat Rhea nekat pergi dari rumah lalu mengikuti balap liar, tanpa mengindahkan perkataan Raisa yang waktu itu telah melarangnya untuk pergi.

Rhea menatap lamat-lamat dinding di depannya lalu menoleh sekilas ke arah jam dinding, Rhea kembali menatap jam itu, matanya membelalak kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30.

"Astaga, gue bisa telat nanti!!" Rhea menyeka air matanya kasar lalu berdiri dan meraih tasnya kembali.

"Udah pokoknya nggak boleh nangis lagi! Hiks.. cengeng amat lo, Rhe!" ucap Rhea pada dirinya sendiri sembari mengusap hidungnya yang berair menggunakan tisue.

RHEA : Satu Raga Dua Jiwa [On Going]Where stories live. Discover now