DELAPAN

67.5K 8.8K 416
                                    


Carel menatap heran orang tuanya yang sejak tadi hanya diam. Apalagi Ayahnya yang biasanya melontarkan gombalan-gombalan receh pada Umanya, kini hanya memakan sarapanya tanpa suara.

Kondisi Carel dan Kayra sudah membaik karena Ayla yang merawat mereka. Hanya saja, bagi Calvin pria itu masih harus berjalan dengan tongkatnya.

Carel berdehem membuat ketiganya menoleh.

"Kaki Ayah kenapa?" tanyanya.
Ia memang tau kaki ayahnya di perban. Tapi, Carel tak tau penyebabnya.

"Jatuh," jawab Calvin singkat, lalu kembali memakan sarapannya.

"Kenapa bisa--

"Makan Carel, jangan banyak nanya," potong Calvin membuat Carel dan Kayra terkejut.

Tumben sekali Ayah mereka berkata ketus seperti itu.

"Kalau masalahnya sama aku, anaknya ga usah ikut dibawa-bawa," sahut Ayla.

Calvin melirik Ayla sekilas, lalu kembali melanjutkan makannya.

"Ayah, besok Kayra mau sekolah di sekolah yang sama Kak Carel ya," ujar Kayra mencoba mengalihkan topik.

"Hmm, terserah," jawab Calvin cuek.

"Gamau di pondok aja?" tanya Ayla hati-hati.

Kayra mendongak, hendak menjawab ucapan Umanya. Namun, terlebih dulu dipotong oleh Calvin.

"Kalau anaknya mau sekolah di luar pondok, ya biarin. Ga usah dipaksa."

"Siapa yang maksa? Aku cuma nanya. Kalau Kayra ga mau yauda gapapa."

"Pagi-pagi ribut. Kenapa sih?" tanya Carel yang tak tahan melihat kedua orang tuanya.

"Uma kamu dulu yang mulai."

"Kok aku?" tanya Ayla tak terima.

"Dengerkan, udah salah ga mau ngaku."

Kalian mau tau apa kesalahan Ayla? Yup, wanita itu yang semalam meminta suaminya untuk berhenti balapan. Calvin marah karena hal itu, enak saja dirinya yang sudah lama ikut balapan dan mengorbankan banyak waktunya untuk dunia balapan harus berhenti begitu saja.

"Masalahnya apa? Motor lagi?" tanya Carel yang sepertinya sudah hafal tentang pertengkaran kedua orang tuanya.

Jika kedua orang tuanya bertengkar pasti masalahnya tak jauh-jauh dari motor, balapan, dan pembantu. Carel sampai hafal tentang itu.

"Kamu serius pengin jadi pembalab kayak Ayah? Besok Ayah daftarin kamu."

Mata Carel berbinar, menatap ayahnya antusias. Menjadi pembalab, cita-cita Carel dari kecil.

"Nggak, Carel masih sekolah," sahut Ayla membuat Carel menghela nafas.

"Kalau Carelnya mau, ga masalah."

"Carel harus fokus sama sekolahnya dulu."

"Kalau Carel--

"Kenapa sih?" potong Ayla meletakkan sendok nya kasar membuat ketiganya menoleh.

"Kalau ada masalah sama aku bilang, ga usah bawa anak-anak."

"Aku cuma nanya sama Carel," jawab Calvin santai."

"Carelnya juga ga masalah," lanjutnya.

"Kalau anaknya masih sekolah, ya biarin fokus sama sekolahnya dulu. Jangan diganggu, kalau kamu masih mau balapan. Yaudah, sana balapan. Sana latihan terus, gausah pulang sekalian. Kalau jatuh, luka lagi obatin sendiri," ucap Ayla emosi lalu meninggalkan ruang makan.

I'M CAREL (TERBIT)Where stories live. Discover now