29. DDJ- Perkara Yuda

Start from the beginning
                                    

[Flashback on]

"Hey, kenapa spionnya gak ada?" tanya Dika pada seorang pemuda yang sedang nongkrong di depan ruko yang sudah tutup.

"Copot, Pak," jawab pemuda itu cengengesan.

"Copot-copot. Pulang ini nanti dipasang lagi, ya? Kamu tahu nggak fungsi spion motor itu apa?" tanya Dika lagi.

Pemuda itu kembali cengengesan sambil memukul temannya satu sama lain, mengode agar kawannya saja yang menjawab.

"Untuk apa? Kok malah tabok-tabokkan,"

"Ngaca, Pak,"

"Ngaca?" Dika memastikan.

"Iya, Pak,"

"Buat ngaca siapa? Kamu?" tanyanya lagi. Pemuda itu hanya mengangguk sambil menyengir kuda.

"Yee, sok ganteng banget kamu. Spion itu, ya, gunanya buat lihat ke belakang tanpa menoleh ke belakang. Kalau buat ngaca, ya, iya juga tapi bukan itu fungsi utamanya. Masa iya pabrik motor membuat spion cuma buat kamu ngaca doang. Ngaco kamu!" terang Dika sambil menyuruh para pemuda itu duduk untuk di cek kembali oleh petugas yang lainnya.

Drrtt!

Ponsel nya bergetar tanda ada yang menelpon. Dika izin pada komandan untuk mengangkat telepon, setelah diizinkan barulah dia sedikit menjauh dari kerumunan itu.

"Halo. Kenapa, Ar?" tanya Dika begitu tahu siapa yang menelponnya.

"Si Gita itu nyusahin lagi. Tolong beliin dia obat pereda sakit perut untuk ibu hamil. Gue nggak bisa," ucap Arsen dari seberang sana.

"Ibu hamil? Gi--Gita---"

"Iya! Udah ntar gue ceritain. Sekarang sana beliin. Dia tadinya mau keluar pergi sendiri tapi nggak gue bolehin karena udah malam. Dan katanya lo lagi patroli deket apartemen Gita. Makanya gue minta tolong lo,"

"Dih, ogah, ah gue ke apartemen dia!" tolak Dika menggeleng keras.

"Gak boleh gitu lo. Gue warga sipil nih yang butuh pertolongan. Lo sebagai aparat keamanan negara harusnya mau nolongin warga sipil," ujar Arsen tersenyum miring.

Dika berdecak kesal. Kenapa pula Arsen malah membahas itu. "Bayar dong. Masa minta tolong doang gak mau bayar?"

"Lo polisi atau pesuruh? Masa nolongin warga aja kudu bayar dulu. Rendah banget jadi polisi,"

"TERSERAH LO, AR! Iya ini gue otw sekarang!"

Tut.

Dika memutuskan panggilannya secara sepihak. Padahal dia tadi hanya bercanda saja tapi tanggapan Arsen terlalu menyebalkan. Dia sebagai polisi merasa tersindir walau Dika tidak pernah melakukan itu. Selagi dia bisa, maka Dika akan membantu warga yang membutuhkan bantuan.

[Flashback of]

Jadi begitulah kenapa Arsen bisa meminta tolong padanya. Tapi tentu saja tidak gratis. Bukannya ingin meminta bayaran atas bantuannya kali ini, Dika hanya ingin agar Arsen mau mengganti uang yang sudah dia keluarkan hanya untuk membeli obat itu. Dika sedang mode pelit sekarang karena dia belum gajian. Besok mungkin dia akan menagih Arsen. Masa bodoh dengan ucapan pedas yang akan Arsen keluarkan. Sekarang ini yang terpenting hanya uang.

Lalu sedang apa Arsen saat tidak jadi mendatangi Gita?

Arsen dan Lina, pasangan suami istri itu sekarang sedang tidur manja dengan saling memeluk satu sama lain tanpa memikirkan Dika yang baru saja kena tegur oleh komandan karena pergi terlalu lama padahal tadi ada beberapa pembalap liar yang bertebaran. Dika terkenal dengan kecepatan berkendaranya makanya komandan sangat menyayangkan itu. Andai tadi Dika sedikit lebih cepat sampai maka beberapa pembalap liar itu pasti tertangkap. Mereka selalu mengandalkan Dika jika untuk hal kejar-mengejar. Tapi soal mengejar jodoh mungkin Dika belakangan.

Dear, Dosen Julid.Where stories live. Discover now