1 - HUJAN

27 13 22
                                    

Matahari telah menggantikan bulan yang terbit dari timur, di tambah suasana sejuk di daerah perumahan yang di landa hujan yang cukup lebat semalaman.

Kamar bercorak putih polos dengan hiasan lampu tumblr serta wall-grid yang dipenuhi hiasan polaroid dan tanaman replika menggambarkan ciri-ciri dari kamar Qiarra, pemeran utama di dalam cerita ini.

Memasang alarm pukul 06.00 yang selalu berbunyi tetap saja ia mematikan alarm nya dan melanjutkan tidurnya. Kejadian itu hanya berlaku kalau Qiarra selalu menghabiskan waktu untuk bergadang semalaman marathon drama korea yg di rekomendasikan temannya di sekolah hingga kantung matanya mulai menghitam.

Satu rumah, berisi empat anggota keluarga di tambah satu Asisten Rumah Tangga (ART). Mereka sudah berkumpul di dapur untuk menyantap sarapan kecuali Qiarra yang akan bangun kesiangan.

"Dasar Anak itu, sampai sekarang juga masih belum bangun. Apa yang sudah dia dilakukan semalam?"

Keluh Vania sang ibu yang masih menunggu Qiarra di meja makan. Anak itu tak kunjung datang. Dan akhirnya Vania menyuruh bibi untuk membangunkan Qiarra segera, "Bibi, bisa tolong bangunkan Qiarra? ini sudah lewat jam sarapannya. Kalau dia telat, Ayah juga akan telat ke kantornya."

Bibi masih sibuk mencuci piring di wastafel, hanya mengiyakan perintahnya. Mematikan air keran lalu berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Di sanalah letak kamar Qiarra berada.

Perlahan bibi Membuka pintu kamar tidur yang kedap suara itu. Melihat Qiarra yang masih terlilit selimut dan masih tertidur dengan lelap nya. bibi menghampiri gadis itu lalu menepuk-nepuk badan Qiarra dalam wujud kepompong itu dengan pelan.

"Neng Qiarra, Ayo bangun."

"Ayah, bunda sama dedek Quinn udah pada sarapan loh, emang kamu tidak sekolah hari ini?"

Ucap bibi sambil menepuk-nepuk Qiarra yang masih tertidur. Qiarra hanya mengerang dan mengerutkan matanya. Bibi sudah mengacaukan mimpinya. Ah, mengganggu sekali. Tidak lama kemudian,  ia membuka kedua matanya sipit karena silau cahaya lampu kamar di tambah dengan tepukan di badannya itu semakin cepat. Saat sudah membuka mata dengan lebar, dia menoleh dan ternyata ada bibi di samping ranjang nya.

"Oh, selamat pagi bibi." Sapa Qiarra dengan nada seraknya. Bibi pun membalas, "Selamat pagi neng Qiarra. Ayo bersiap. Bunda dan Ayah sudah menunggu Qiarra di bawah."

Tidur dengan posisi terlilit kasur membuatnya kesulitan untuk bangun, dan untungnya bibi inisiatif untuk menolongnya. setelah itu, ia membangunkan badannya dan mengucek kedua matanya. bola matanya berputar melirik ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan waktu 6.18 seketika ia melotot.

Dengan cepat Qiarra meraba-raba kasurnya untuk mencari ponselnya. saat dinyalakan tertera di lockscreen ternyata hari ini adalah hari senin. Matanya melabar dan panik, semalam dia mengira kalau hari ini adalah hari minggu jadi dia menghabiskan malamnya untuk menonton drama.

"Aduh, Aku kesiangan!" batin Qiarra.

"Bibi, sarapan aku jadikan bekal saja ya bi," Minta Qiarra dengan nada biasa namun dengan gerak-gerik yang menunjukkan sikap sedang terburu-buru. Ia langsung bangkit dari kasurnya, melempar selimut nya ke sembarang arah dan langsung memasuki kamar mandi. Bibi yang masih berada di sana hanya menggeleng-geleng kepala lalu berjalan kembali ke dapur menyiapkan bekal untuk Qiarra..

Kondisi musim hujan begini, Qiarra memakai cardigan berwarna navy untuk ke sekolah, menguncir rambut yang sepanjang punggung dengan ikat rambut berwarna navy agar senada dengan warna cardigan yang dipakainya.

Setelah berpakaian dan bersiap-siap, Qiarra berlari kecil keluar kamar sambil menutup pintu dengan keras sampai terdengar seperti dobrakan. Berlari menuruni anak buah tangga, dengan ransel di sebelah pundaknya. Berjalan cepat ke arah dapur mengambil kotak bekal yang sudah di buat bibi. Bekal makan siang yang sebenarnya hidangan sarapannya.

[NEW] PERSEGIOnde as histórias ganham vida. Descobre agora