17 ೫ Pernikahan

103 15 3
                                    

Happy Reading!

ထ • • ೫ • • ထ

Viola mengejar langkah kaki Alfa yang ingin pergi, lalu memanggil nama lelaki itu.

"Alfa..!"

"Ck, apa.."

"Aku mau ngomong, jangan pergi dulu." Viola menyentuh lengan Alfa untuk menahannya,"Kata kamu pernikahannya cuma keluarga aja, tapi kenapa cetak 1000 kartu undangan?"

Setelah mendengar ucapan papah dan ayahnya ia jadi bingung dengan pernikahannya. Mustahil kan pernikahannya akan di publikasi?

"Mau protes? Silahkan gue nggak peduli lagi. Lo pikir gue yang ngerencanain..?"

"Nanti temen-temen tau kita nikah?" dengan ragu Viola bertanya, jujur ia tidak mau sekolahnya mengetahui rencana ini.

"Satu sekolah bakal tau, bukan cuma temen lo. Lagian emang lo punya temen?" Ucap Alfa dengan menatap tajam mata Viola, lalu menyentak tangan Viola yang menyentuhnya seraya mengatakan, "Minggir." mendorong menyingkirkan Viola agar kesamping.

ထ • ထ

Hari pernikahan pun tiba. Pernikahannya justru direncanakan dengan mewah dan itu terjadi hari ini. Akad nikah dan resepsi yang bertempat langsung di Hotel D'Wilza, Hotel dengan pemiliknya yang masih ada aliran darah dengan papah Alfa, yaitu adik perempuannya. Hotel itu masih menjadi Hak keluarga William, entah akan jatuh pada hak waris siapa yang jelas Tante Rana yang sekarang mengelola Hotel tersebut.

Viola menatap wajahnya yang terasa asing, kebaya putih penuh payet mutiara yang menjuntai jatuh seperti ekor kucing yang sedang banyak pikiran. Keningnya di paes karena memakai adat Jawa. Akad pukul 10 siang sampai pukul 1 siang selesai akad tetap akan menyambut tamu seperti biasa, sedangkan Resepsi diadakan pukul 7 malam sampai 10 malam.

Di pertengah waktu antara akad dan resepsi bisa untuk istirahat, sedangkan Viola tidak bisa istirahat. Adat ke Internasional, memakan waktu yang tidak sedikit.

Pintu ruangan terbuka, Viola hanya menoleh melihat Tante Rana dan putrinya yang berusia lima tahun.

"Ka Viola cantik!" seru Ruhi.

"Kaya mama." sambung Tante Rana dengan percaya diri.

Viola tertawa karena kelucuan ibu dan anak dihadapannya.

"Kalo nanti anak kamu lahir, berarti dia manggil gue, nenek?" Tante Rana yang masih berusia 34 tahun itu membulatkan matanya.

Viola dengan ragu mengangguk.

"Astaga, umur masih muda udah punya cucu aja gue." Tante Rana menunduk melihat putrinya yang masih menatap wajah Viola tanpa teralih. "Ayo! Kita samperin Mas Alfa. Enak banget dia hamilin anak orang, bikin gue jadi punya cucu."

Tante Rana membawa Ruhi ikut bersamanya. Viola belum terlalu tahu tentang silsilah keluarga Alfa seluruhnya. Viola belum mengetahui suami Tante Rana yang katanya sibuk sekali, lalu Alfa punya dua kakak, perempuan dan lelaki. Kakak pertama, lelaki yang dilahirkan dari istri pertama papah Alfa yang sudah meninggal, artinya kakak lelakinya ini berbeda ibu dengan Alfa. Sementara kakak perempuannya adalah kakak kandung Alfa dan itu semua Viola belum melihat langsung kakak Alfa, hanya diceritakan nenek Alfa.

Nanti setelah Viola tinggal di istana Alfa, akan lebih detail diceritakannya. Sekarang cukup sampai disini karena acaranya akan dimulai.

LilacKde žijí příběhy. Začni objevovat