03 ೫ Tanda tanya

139 20 5
                                    

ထ • • ೫ • • ထ

Reva memandang sinis pada Levi, ia sangat tidak menyukai lelaki ini, orang yang terlalu mengurusi urusan orang lain. Bahkan jika ditanya hubungannya dengan Viola pun sudah jelas Levi tidak bisa menjawabnya.

"Mau apa lo?!"

"Jauhin Viola!"

"Ck. Bukan urusan lo!"

"Gue bilang jauhin Viola!"

"Lo siapanya Viola?!" Reva tersenyum miring karena Levi tidak bisa menjawabnya. "Gue kasih tau ya, yang seharusnya jangan deket-deket sama Viola itu lo! Lo lupa apa amnesia?! Tandingan lo itu Alfa lagi! Gue kasih saran ya, jangan lupain cara main tandingan lo itu."

"Nggak usah sok! Gue bisa atasi masalah itu."

Reva mendengus geli. "Ada ya orang kaya lo. Lev, dia itu masih orang yang sama! Jadi, yang berbahaya buat Viola itu elo, bukan gue!" Reva memalingkan muka muak. "Lo pernah kalah dari dia, dan lo tau apa yang membuat lo kalah. Dan seharusnya lo udah bisa bikin rencana supaya lo nggak kalah lagi sama orang yang sama!"

Levi memandang Reva dengan tajam.

"Satu orang yang bakal gue salahin kalo Viola terancam, itu lo!" Reva pergi duluan ke tempat dimana Viola menunggu, diikuti oleh Levi dibelakangnya.

Sekembalinya dari berbincang, mereka melihat Viola menghilang, beberapa anggota Aervis melihat Viola yang ditarik paksa oleh Alfa. Hal itu membuat rahang Levi mengeras. Lagi, Alfa bermain kotor dengannya.

Reva yang mendengar itu langsung meremehkan Levi. "Lo kecolongan lagi."

ထ • ထ

"Gue atau Levi?"

Viola menatap bingung. "Nghh?"

Tidak ada angin atau hujan badai, bahkan tidak ada peristiwa aneh. Ini jelas seperti pantai yang tenang, namun dengan mantap Alfa bertanya seeprti itu pada Viola.

"Ikut gue."

"T-tapi.."

Alfa membawa Viola ke parkiran, lelaki itu memaksa Viola untuk memasuki mobilnya. Namun Viola melawan, Viola tidak bisa begitu saja masuk kedalam mobil lelaki tidak waras. Karna kesal Alfa melihat Viola yang keras kepala, Alfa mendorong kasar Viola hingga tubuhnya menubruk mobil dengan keras.

"Akhh..." Rintih Viola.

"Sakit kan? Makanya kalo gue udah nyuruh masuk, ya masuk!"

Akhirnya Alfa melepaskan Viola, Viola masih kekeh tidak ingin masuk ke mobilnya.

"Kamu punya masalah sama aku?" Viola bertanya dengan maksud baik, ia tidak mengerti dengan Alfa.

"Bukan! Gue punya masalah sama pacar lo! Kenapa? Nggak suka?!" Sungguh, kali ini Alfa menunjukkan wajah yang menyebalkan.

"Aku nggak ngerti."

"Gue jelasin ya." Alfa merapatkan tubuhnya pada Viola, dan Viola menatapnya cemas. "Lo kasih tau baik-baik ke pacar lo, kalo dia itu nggak akan bisa ngalahin gue. Makanya sebelum terjadi sesuatu, lo harus lakuin tugas lo kan?"

"T-tugas aku apa?" bahkan setelah dijepaskan ia masih tidak mengerti.

"Ini otak dipake nggak sih!" Alfa menyentuh dengan menunjuk-nunjuk kepala Viola. "Ya kasih tau pacar lo buat mundur, goblok!"

Kini Viola terintimidasi oleh Alfa.

"Kalo pacar lo mundur sebelum perang, jadi gue ngga usah pake cara kotor, ngerti nggak sih?!"

LilacWhere stories live. Discover now