11 ೫ Kamu Brengsek!

180 24 13
                                    

ထ • • ೫ • • ထ

Sore harinya Viola berencana untuk memberitahu rencana Alfa pada Levi jika kelompok Alfa akan menjebak Levi. Walaupun hal ini sangat berisiko jika sampai Alfa tahu apa yang akan ia lakukan. Viola tetap bersikeras, karena dari awal ia sudah mengorbankan dirinya, jadi bukankah ini hal yang sekaligus bukan hal yang berhenti ditengah jalan.

Viola menyentuh ponsel dengan menatap layar ponsel yang menampilkan kontak Levi, ia sudah memblokirnya saat itu. Jika sekarang ia membukanya, apakah Levi akan mengangkat panggilannya? Bagaimana jika tidak. Viola menghembusan napas, menenangkan pikirannya yang khawatir. Lalu menekan panggilan, setelah membuka blokirannya.

Namun baru saja tersambung, Levi dengan cepat mengatakan satu kalimat.

"Vi, jangan telepon aku untuk saat ini, itu bisa bahaya buat kamu." 

Dan panggilan terputus.

Belum sempat Viola menjelaskan apapun, bahkan bukan belum sempat tetapi memang Levi tidak memberinya kesempatan berbicara. Lalu sekarang ia harus bagaimana? Ia tidak bisa hanya diam dan melihat kejadian besok dengan tenang karena hatinya masih tertuju pada lelaki itu.

Fafa? Apa sahabatnya itu mau membantunya. Ia dirinya masih menganggap Fafa adalah sahabat tidak dengan Fafa yang sebaliknya. Mungkin ia harus mencoba mendatangi Fafa sendiri, karena ia yakin gadis itu tidak akan mengangkat panggilannya.

Dengan cepat Viola mengambil tas selempangnya, lalu bergeas pergi menemui Fafa. Sesampainya disana, tidak mudah untuk membuat seorang puteri dari keluarga kaya mau menemui dirinya. Ia menunggu terlalu sabar, sampai akhirnya Fafa mau keluar.

"Mau apa? Waktu ku sibuk."

"Fa, bantu aku buat temuin Levi tanpa Alfa tau."

"Kamu udah ada Alfa kenapa masih ganggu Levi sih?"

"Bukan," Viola menggeleng keras. "Alfa mau ngelakuin sesuatu ke Levi, aku harus kasih tau Levi."

"Nanti aku kasih tau, sekarang kamu pergi."

"Fa, aku mohon..."

Fafa terlihat jengah menatap wajah Viola. Lalu mau tidak mau mengiyakan, tapi tunggu Fafa tidak sebaik itu. Akan ada sesuatu yang lebih menyenangkan yang terpantri dipikirannya. Fafa kembali masuk seelah menyuruh Viola untuk menuggu, hal itu melegakan hati Viola.  

Sebuah mobil keluar, didalam ada Fafa yang langsung menyuruh Viola untuk masuk tanpa membuang waktu. 

"Emm, Levi mau nemuin aku?"

"Kita liat aja."

Fafa memberhentikan mobilnya, namun belum mengijinkan Viola untuk keluar. Katanya lebih baik menunggu kedatangan Levi dari dalam mobil. Mendengar itu, membuat Viola mengedarkan pandangannya terus menerus mencari keberadaan lelaki itu yang mungkin sudah datang.

"Itu dia." Seru pelan dari suara Fafa.

"Sekarang aku boleh samperin dia?"

Fafa terlihat acuh, hal itu membuat Viola langsung membuka pintu mobil ingin menghampiri Levi. Jarak yang sangat jauh, Viola bahkan mendumel kenapa Fafa memberhentikan mobilnya dengan sangat jauh. 

Namun ternyata ini rencananya. Baru saja Viola berniat untuk meneriaki nama lelaki itu, tapi itu belum sempat karena seseorang sudah menarik lengannya, membawanya lebih jauh dari Levi. Tangan kuat itu mencengkeram lengan Viola dengan amarah yang terlihat, lalu Viola bbaru bisa melihat siapa pemilih tangan itu, Alfa?

"Alfa, kamu bisa disini?"

"Kaget? Ada urusan apa lo sama cowok itu lagi? Lo lupa pilihan lo?" Alfa sangat marah, menatap Viola dengan tajam. "Jawab gue sialan!"

LilacWhere stories live. Discover now