09 ೫ Cenderamata

162 22 14
                                    

ထ • • ೫ • • ထ

Matahari menyelinap dari sela-sela tirai, sinarnya mengganggu putri cantik yang tengah pulas berada dalam alam mimpi. Barulah suara alarm ponsel yang selalu membangunkannya dipagi hari berbunyi sangat nyaring, Viola dengan mata terpejam meraba bawah bantalnya dan tidak menemukan ponselnya. Karena tak menemukannya, ia pu merentangkan tangannya mencari keberadaan ponsel dinakas tetap tidak menemukannya. 

Ditengah dering nyaring dari ponsel Viola itu berhenti, awalnya Viola ingin kembali tertidur pulas. Namun teringat jika ia hanya sendiri dikamar, lalu siapa yang mematikan alarmnya? Spontan ia membuka matanya dengan sadar dan menyadari jika ini bukan kamarnya.

"Udah bangun?" 

Bola mata Viola bergerak tidak beraturan berpikir dan mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Alfa? Ia berada di Rumah Alfa lagi?!!

"Belum ya?" tapi Alfa mengetahui jika Viola sudah bangun, ia turun dari ranjang, memutarinya dan kini berada disisi Viola yang memejamkan mata dengan pura-pura. Alfa menarik paksa selimutnya hal itu dengan sukses membuat Viola langsung tersentak membuka mata. "Enak ya tidur di kasur mewah. Gue semaleman nggak bisa tidur, tapi lo dengan enaknya tidur pules."

"Kok aku ada disini?" tanya Viola dengan tampang polos.

"Pake nanya lagi, ya mau gue bawa kemana lagi! Gue gatau rumah lo." 

Viola refleks meraba ragu tubuhnya dengan menunduk. Pikirannya hanya satu, tubuhnya kali ini tidak dijadikan mangsa oleh lelaki itu kan...? Pergerakan pelan Viola terlihat langsung oleh Alfa, membuat lelaki itu geram karena secara tidak langsung Viola menduhnya berbuat macam-macam.

"Mulai deh berlagak sok suci.." jengah Alfa melihatnya.

Viola justru ingin tertawa, lalu mendongak menatapnya. "Kamu... nggak kan..?"

"Enggak, astaga!" 

"Sekarang pulang kan...?" tanyanya dengan ragu.

"Lo maunya kapan? Besok? Terserah sih, lebih lama lebih baik."

"Sekarang, Alfa.."

"Ganti baju, nanti pelayan gue yang nyiapin." Alfa langsung kembali duduk diranjang menghadap pada Tv yang menayangkan berita Artis terkenal yang terkena skandal, berita yang sedang panas dan tidak mudah untuk surut.

Viola masuk walk in closet dibantu pelayan untuk mengganti pakaian, sempat terperangah dengan banyaknya pakaian Alfa yang terjejer rapi. Tapi tunggu, mereka tidak membiarkan Viola untuk sendiri mengganti pakaian, berarti sebelumnya mereka juga yang mengganti pakaian Viola menjadi piyama.

Viola memilih dress simpel berwarna moca pastel dengan saku dalam. Setelah memakainya, tangannya menyelinap masuk ke saku lalu keluar dari ruang ganti dan mendapati Alfa yang memandangnya tanpa henti.

Dari ujung kaki hingga ujung rambut Alfa tidak melewatkan satu titik sedikit pun dari diri Viola yang indah. Alfa menggelengkan kepalanya agar sadar, ia tidak boleh masuk kedalam perangkap Viola, tapi tetap saja matanya tidak bisa teralih sedikit pun dari keindahan yang tidak boleh disia-siakan.

"Alfa, kamu nyiapin baju sebanyak itu buat temen cewek kamu yang dateng ya?"

"Gak juga, abis ini sisa bajunya dibuang." balas Alfa dengan datar, ia masih berusaha untuk tidak terus menerus memandang Viola.

"Dibuang?" ada rasa tidak percaya dihatinya karena tau watak Alfa yang memang suka menyombongkan diri. Namun langsung percaya dengan satu anggukan dari Alfa, dan cepat ia pun kembali bersuara. "Aku boleh bawa satu baju lagi...?"

LilacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang