06 ೫ Mengurung diri

271 23 9
                                    

Happy reading!

ထ • • ೫ • • ထ

Gerbang tinggi itu terbuka membuat geram Aervis, permainan macam apa ini!

Levi langsung masuk menerobos diikuti anggotanya. Memarkir motornya dengan sembarang dan langsung masuk. Namun anehnya, tidak ada yang menghalanginya seakan semuanya sudah direncanakan.

Levi menatap keatas, Shaka meneriakinya dari atas lewat void. Levi langsung mendatanginya dan dengan cepat menuju Perpustakaan setelah bertanya pada pelayan.

Tok! Tok!

Bukan ketukan pintu biasa, mereka sudah kesetanan karena kesabarannya sudah dipermainkan. Gedoran pintu semakin kencang, dan akhirnya pintu Perpustakaan terbuka.

Dengan sandiwara Alfa menampakkan wajah terkejut yang memuakkan.

"Lo semua ada urusan apa kesini?"

Levi meninju dengan pukulan keras pada rahang Alfa, dan itu membuat Alfa terkekeh. Namun setelah itu tatapannya berpindah pada Viola.

Levi langsung menghampiri dimana Viola duduk disofa dengan buku dipangkuannya. Disusul anggotanya yang ikut masuk memperhatikan Viola seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Lelaki itu merendahkan tubuhnya, menyentuh kedua pundak Viola. "Vi, kamu nggak papa? Ada yang terjadi sebelum aku datang?"

"Aah.." ringis Viola setelah Levi menyentuh pundaknya. Ia langsung menangkis tangan Levi dipundaknya.

Levi bertekuk lutut dihadapan Viola, ingin melihat wajah Viola yang terus menunduk berpura-pura membaca buku.

"Ada yang sakit?"

"Kenapa kamu kesini?"

"Aku khawatir sama kamu, Shaka yang kasih tau aku."

"Aku nggak papa."

Alfa berdecak mendengar percakapan Levi dan Viola.

Levi menyentuh lengan Viola. "Ayo pulang."

Viola meringis, ingin mengatakan jika lengannya sangat sakit.

Levi menyadarinya, ia memperhatikan Lengan Viola yang putih kini menampakkan lebam.

"Vi, jangan bikin aku khawatir. Kamu kenapa? Kenapa kamu bisa kaya gini?" Levi tidak bisa menyembunyikan kepanikannya.

"Aku nggak papa."

"Ini karena dia kan? Kamu diapain sama dia?"

"Aku jatuh dari tangga." ucap Viola tanpa berani menatap Levi, ia tidak bohong kan?

Levi membuang muka, ingin tidak percaya pada ucapan Viola. Lalu Levi dikagetkan oleh pekikan suara Viola yang menjerit.

"Akh...!"

Viola sampai pindah tempat, karena ada kucing gembul berwarna putih yang tiba-tiba melompat ke sofa.

Levi memejamkan mata menahan kesal. "Shaka udah gue bilang pegangin itu kucing. Viola takut, bangsat!"

"Sorry, Lev. Kelepas serius." baru saja Shaka ingin mengambil kucing itu, langsung mengurungkan niat karena Alfa bertindak duluan.

"Moli..." Alfa memanggil kucing itu dan kucing itu langsung menghampiri majikannya. Lelaki itu langsung menggedong Moli, kucing kesayangannya.

Dan Levi kembali terfokus pada Viola. "Ayo pulang."

"Kamu pulang duluan, nanti aku nyusul sama Shaka." Viola tidak membalas tatapan Levi.

Lilacحيث تعيش القصص. اكتشف الآن