07. Naive

377 106 2
                                    

Waktu menunjukan pukul sebelas lebih empat puluh lima menit. Sial, Haechan tidak bisa menemukan handphonenya dimanapun!

Dia yakin sekali jika handphonenya sedang diisi daya saat dia meninggalkan kamar untuk acara interogasi sialan tadi. Tapi ternyata saat dia kembali, telepon genggam miliknya tidak berada di tempat yang ditinggalkan sebelumnya.

Haechan sudah mencari ke seluruh penjuru kamar, tapi nihil. Telepon genggamnya benar-benar menghilang. Bahkan dengan bantuan Shotaro sekalipun, dia tidak bisa menemukan benda pipih miliknya itu.

Karena Haechan sudah terlalu lelah bahkan untuk sekedar bertegur sapa dengan teman-temannya, atau lebih tepatnya Eric dan Bomin, dia memilih untuk tidak ambil pusing dengan kehilangan handphonenya.

Tapi, Haechan perlu menghubungi orang tuanya. Haechan akan butuh pengacara saat dia tiba di Seoul nanti, karena itu dia butuh alat komunikasi. Hal itu membuat dirinya telah berada didepan kamar Yangyang saat ini.

Bukan rahasia lagi jika Yangyang adalah pecinta teknologi. Sudah bisa dipastikan jika di dalam kamarnya akan terdapat banyak alat elektronik dan Haechan berniat untuk meminjam laptop milik Yangyang.

Haechan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban.

Haechan mengetuk lagi dan lagi tapi tetap saja, nihil.

Haechan akhirnya membuka knop pintu yang tidak dikunci. Setelah membuka pintu, benar saja dugaan Haechan. Terdapat banyak sekali barang elektronik. Bahkan Haechan dapat melihat dua komputer dan juga dua laptop di dalam kamar.

Dia tersenyum ketika melihat salah satu komputer dalam keadaan menyala. Tanpa berpikir panjang, dia segera menghampiri laptop tersebut.

Yangyang tidak ada di kamarnya. Haechan akan meminta izin memakai komputer Yangyang nanti saja.

Haechan agak mengernyit saat melihat halaman yang tengah terbuka di laptop yang dia pakai. Itu tampak seperti aplikasi pengirim pesan.

Hanya saja ada pilihan-pilihan yang tidak ada pada aplikasi pengirim pesan lainnya. Di dalam aplikasi ini ada opsi untuk mengirim pesan pada waktu yang ditentukan dan pada nomor mana saja akan dikirimkan pesannya nanti.

Haechan menggeleng, sepertinya ini aplikasi yang dibuat oleh Yangyang sendiri. Tentu saja, siapa lagi yang akan membuat aplikasi tidak berguna seperti ini?

Haechan melihat-lihat sebentar isi aplikasi itu. Dan... Dia menemukan sesuatu yang aneh.

Haechan melihat riwayat pesan yang telah dikirim Yangyang melalui aplikasinya. Isi pesannya cukup membuat Haechan membelalak.

Pesan-pesan itu isinya sama persis dengan undangan ancaman yang dia dan teman-temannya dapatkan. Undangan yang membuatnya bisa sampai di pulau ini.

Haechan benar-benar terkejut bukan main. Yangyang benar-benar melalukan ini?

Tiba-tiba pintu terdengar terbuka, dibarengi dengan suara familiar yang memanggil nama Haechan.

"Chan?" Tanya suara itu.

Haechan sempat tidak bisa bernafas. Ayolah! Dia kira itu Yangyang. Ternyata hanya Shotaro.

"Sini deh!" Haechan menginstruksikan Shotaro untuk mendekat.

Shotaro hanya menurut saja dan menghampiri Haechan yang tengah duduk di kursi, sedangkan dia berdiri di samping kanannya.

"Lihat ini deh." Kata Haechan sambil menunjukan yang dia dapatkan di laptop Yangyang.

Shotaro memincing guna melihat apa yang dimaksud Haechan. Beberapa detik kemudian dia membelalak.

"Yangyang? Pelakunya Yangyang?" Tanya Shotaro tidak percaya.

The Island | 00L ✓Where stories live. Discover now