00. Prologue

2.4K 230 15
                                    

"You're invited! Wanna join?"

Yes | Die


Laki-laki bersurai cokelat gelap itu hanya mengernyit heran ketika mendapati pesan masuk ke ponselnya.

Oh tidak, itu bahkan bukan sebuah pesan karena benar-benar tidak ada nomor pengirimnya sama sekali. Pesan itu hanya tiba-tiba menghalangi satu layar ponsel dan tidak bisa menghilang, hanya ada 2 pilihan yang tertera: yes or die.

Hmm kenapa gak do or die aja biar kayak judul lagu?

Siswa laki-laki dengan nametag bertuliskan Na Jaemin itu hanya mengedikkan bahu acuh dan memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Memang orang-orang segabut itu ya untuk main-main dengan pesan seperti tadi?

Sepertinya Jaemin harus membuat tutorial rebahan yang baik dan benar supaya orang-orang seperti itu tidak membuang-buang waktunya untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat begitu.

Jaemin menatap lampu lalu lintas yang telah berubah, menandakan bahwa sekarang para penyebrang berhak mengambil alih jalan raya.

Pemuda Na itu mulai melangkahkan kakinya melewati zebra cross yang tersusun rapi, tentu saja bersama beberapa penyebrang lain. Suasana cukup sepi, hanya ada 4 penyebrang termasuk Jaemin sendiri saat ini. Tapi dia bersyukur, itu artinya dia tidak perlu berdesak-desakan dan bisa menyebrang dengan santai.

Belum sampai 5 langkah Jaemin menyebrang, tiba-tiba sebuah motor melaju kencang menuju ke arahnya. Mata Jaemin membulat, dia tahu harus menghindar tapi kepalanya bagaikan kosong dan sepasang kakinya bagaikan membeku.

Tidak mungkin kan motor itu akan menabraknya? Jelas-jelas ini masih waktunya penyebrang! Tapi kenapa motornya tidak menunjukan tanda-tanda akan berhenti dan terus menuju ke arahnya!

Gawatnya lagi adalah para penyebrang lain telah sampai di seberang jalan, ditambah para pengemudi juga sepertinya tidak sadar jika motor itu menuju ke arahnya.

Oke, Jaemin hanya berpikir jika mungkin setelah ini dia akan ada di UGD dengan tangan atau kaki yang patah, oh atau mungkin tumor otak?

SRET

Jaemin masih mematung ketika motor hitam itu baru saja melewatinya dengan kecepatan yang tidak main-main, bahkan menimbulkan efek angin pada beberapa helai rambut cokelatnya.

Sedetik kemudian Jaemin merasakan perih pada pipinya, dia kemudian memegang sumber perih itu dan seperti dugaannya. Pengendara motor itu baru saja menyayat pipinya hingga timbul luka sepanjang 5 cm.

Para pengendara mobil dan beberapa orang yang sedang berlalu-lalang sontak menghampiri Jaemin yang masih mematung sembari memegang pipi kanannya yang berdarah. Mereka sibuk menanyai keadaan pemuda Na itu, tapi yang ditanyai justru membeku dengan tatapan kosong.

Apa barusan seseorang mencoba mencelakainya? Tapi siapa dan kenapa?

DRRRRT

Jaemin merasakan ponselnya bergetar, dia membawa benda pipih itu dari dalam saku celananya tanpa mempedulikan teriakan orang-orang yang histeris karena luka Jaemin.

Mata Jaemin membola ketika membaca runtaian pesan yang baru saja dia terima. APA-APAAN INI?!

"Ignored my invitation, huh? Well, you must be ready with the punishment.

So, this is your last chance; wanna join with us?"

Yes | Die

Apa itu artinya kejadian yang baru saja Jaemin alami bukan kecelakaan melainkan hukuman karena mengabaikan undangan dari orang aneh ini? TENTU SAJA TIDAK! Mana mungkin?!

Yayaya setidaknya itu yang dipikirkan otak logisnya, tapi tidak feelingnya. Kecelakaan Jaemin bukan sebuah kebetulan, feelingnya kuat tentang ini.

Us? Apa itu artinya yang menerima undangan ini bukan hanya Jaemin saja? Sialan, siapa sih orang gila yang mengiriminya undangan aneh seperti ini?!

Siapa peduli? Yang penting sekarang Jaemin harus memilih, lagipula dia juga penasaran undangan apa itu. Ya walaupun kejadian yang baru saja dialaminya jelas menandakan bahwa itu bukan undangan yang menyenangkan, tapiㅡ masa bodo ah.

Yes.

The Island

Bakal lebih memprioritaskan bad dream yang di up. Cerita ini upnya suka suka aja🤣

The Island | 00L ✓Where stories live. Discover now