04. Fvvking invitation

582 156 13
                                    

Semua orang tengah berkumpul di ruang tamu dengan pikiran kalut. Takut dan kaget, setidaknya itulah yang mereka rasakan ketika melihat Felix yang sudah menjadi mayat tiga puluh menit lalu!

Saat itu Bomin dan Shotaro adalah orang yang pertama bangun dan turun ke lantai dasar untuk membuat teh, tapi ternyata mereka malah disuguhkan dengan jasad seseorang yang telah kaku. Dan kabar buruknya, mereka berdua kenal betul siapa mayat itu.

Jasadnya ditemukan dalam keadaan luka di perut yang parah. Perutnya terkoyak sehingga kita bisa melihat organ dalam yang berceceran di sekitarnya.

Bomin bahkan sampai mengeluarkan isi perutnya begitu melihat pemandangan itu, dan dia bersumpah tidak akan makan jeroan lagi kedepannya!

Sudah jelas jika jasad yang tidak lain adalah teman mereka; Felix itu korban pembunuhan! Mana mungkin dia bisa tiba-tiba mati, terlebih dengan keadaan itu. Bunuh diri? Felix tidak akan pernah melakukannya!

Mereka berdua tahu betul jika itu pembunuhan tapi tidak ada bukti yang bisa mendukung dugaan mereka karena tidak ada senjata apapun yang tertinggal di TKP.

Saat itu mereka berdua benar-benar panik, terutama Shotaro. Karena itu Bomin segera memanggil yang lain agar turun dan melihat keadaannya.

Satu persatu dari mereka mulai turun dan ada berbagai macam reaksi. Sebagian dari mereka kembali lagi ke kamar untuk muntah dan sebagian lagi berteriak histeris.

Karena itulah mereka disini sekarangㅡ berkumpul di ruang tamu dengan jasad Felix yang sudah ditutup kain putih. Mereka harus berdiskusi untuk semua hal. Dimulai dari harus kita apakan jasad Felix, haruskah kita telepon orang tuanya, apa kita harus pulang atau apa kita juga akan mati seperti Felix? Banyak sekali pertanyaan di benak mereka.

"Gak bisa gini, kita harus pulang sekarang juga!" Renjun yang tengah duduk di kursi bangkit dan memberikan usul.

Semuanya mengangguk. Sepertinya itu adalah jalan terbaik, mereka tidak mungkin membiarkan jasad Felix begini saja, apalagi kedua orang tuanya belum tahu keadaan anaknya.

Yangyang terlihat mengetik beberapa kata di ponselnya. "Gue udah ngirim pesan ke nahkoda kapal kita sebelumnya buat jemput, tapi katanya kapal itu lagi dipake sama orang lain. Jadi gak mungkin kita pulang sekarang juga, tapi gue usahain secepatnya kita bisa keluar dari sini."

Semuanya hanya mengangguk. Mau bagaimana lagi?

"Terus harus kita apain jasad Felix selama nunggu?" Tanya Jeno.

"Terus bukannya kita harus nelepon orang tuanya ya?" Timpal Eric dengan pertanyaan lagi.

Astaga anak-anak kelas 3 SMA itu benar-benar dibuat pusing dengan semuanya. Ini terlalu berat untuk ditangani anak-anak seperti mereka.

DRRRRT

Mereka semua merasakan jika ponselnya bergetar, dan kata-kata yang keluar benar-benar membuat mereka ingin segera keluar dari sini.

"Gue kecewa gak ada yang ngumpul di ruang tamu sama sekali. Karena itu gue kasih kalian peringatan, gimana? Suka sama peringatan manis gue?

Sekarang kalian ngerti kan kenapa HARUS ikutin apa yang tertulis di undangan ini, lagian kalian udah pilih buat bergabung. Kalian bisa milih; ikutin semuanya atau mati."

The Island | 00L ✓Where stories live. Discover now