03. 7-1=6

661 139 7
                                    

Waktu menunjukan pukul 8 malam dan saat ini semua penghuni villa sudah berkumpul di ruang tamu, menuruti perintah di dalam undangan sebelumnya.

Entahlah, kalau dipikir-pikir kenapa mereka semua menuruti undangan itu, sih?! Jelas-jelas itu hanya orang iseng yang kesepian tapi Yangyang benar-benar berhasil membuat sembilan orang lainnya hanya bisa menurut.

Yangyang mulai menghitung orang-orang yang berada di ruang tengah, jarinya sibuk menunjuk dan bibirnya sibuk menggumamkan angka.

"9 orang? Soobin mana?" Tanya Yangyang ketika menyadari jika formasi mereka kurang satu.

Ketika mendengar kata Soobin, Jaemin menjadi ingat kejadian sore tadi. Ah gila, dia benar-benar merasa tidak enak. Ya walaupun Jaemin sudah meminta maaf dan Soobin juga bilang tidak masalah, tapi tetap saja perilakunya agak berbeda.

Jelas, siapa yang tidak akan tersinggung dengan perkataan ibu Jaemin di telepon barusan? Bahkan jika itu terjadi padanya mungkin dia akan memenggal kepala pelakunya dan menjadikannya gantungan kunci.

Maksudnya dia percaya pada Soobin. Dia yakin jika pemuda Choi itu tidak akan menyakiti atau menjadi pengaruh buruk baginya. Lalu kenapa jika ayahnya seorang pembunuh? Bukan Soobin pelakunya, kan? Dia tidak berhak dikucilkan hanya karena itu.

Oke, kembali lagi ke cerita. Saat ini semuanya hanya saling menatap satu sama lain ketika menyadari Soobin tidak ada. Biasanya dia akan bersama Jeno tapi sekarang dia menghilang begitu saja.

"Gue gak lihat dia di kamar tadi, mungkin dapur? Lo tahu kan anak itu bahkan bisa kita temuin di bawah meja." Ucap Felix.

Semuanya hanya saling tatap menatap sebelum satu notifikasi muncul secara bersamaan di ponsel masing-masing. Kalian tahu kan apa artinya ini?

"Gue punya hadiah buat kalian. Datang ke kamar yang isinya cowok dingin, berisik sama polos."

"Pffttt hahahahaha." Itu Haechan dan Felix, mereka berdua benar-benar tak bisa menahan tawanya, undangan barusan benar-benar lucu!

"Gaada cara yang agak elit dikit apa? Cowok dingin, berisik sama polos katanya! Hahaha kampungan!" Ucap Felix disela-sela acara tertawanya.

Jeno hanya merotasikan bola matanya malas dan membekap mulut Felix yang kebetulan berada di sebelahnya.

"Jadi gimana? Mau kita samperin aja?" Tanya Jeno masih dengan tangan yang membekap mulut Felix yang sekarang sedang meronta-ronta minta dilepaskan.

"Emang yang dimaksud kamar mana?" Tanya Shotaro.

Semuanya menatap Shotaro. Keyword polos saja sudah pasti mengarah padanya kan? Berisik adalah Haechan dan dingin adalah Bomin. Clue
apa ini? Kenapa sangat mudah.

"Kamar lo. Udah kita cuss aja lah." Kata Eric. Setelah itu dia benar-benar memimpin jalan menuju ke kamar SBH.

Tidak perlu waktu lama untuk sampai ke lantai dua, sekarang mereka berdua sudah berada di depan pintu kamar.

Eric memegang kenop pintu. "Are you ready, guys?" Tanyanya yang dibalas anggukan dari semua orang.

Eric perlahan-lahan mulai membuka pintu dan saat pintu baru terbuka sekitar 5cm, mulai tercium bau anyir.

Dan saat pintu benar-benar terbuka, mereka semua benar-benar kehabisan kata-kata.

"AAAAAAAAAAAKKKHHHH." Eric berteriak saat itu juga.

The Island | 00L ✓Where stories live. Discover now