0.4 ➖ Aluna's dad

563 104 17
                                    

Aluna meremat kuat ujung bajunya, sang ayah baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya.

Itu artinya sebentar lagi ia berada dalam masalah besar!

Tok tok tok

Aluna mencoba untuk menetralkan deru nafasnya, dengan kaki yang gemetar ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Ma.."

"Ayo turun, papa udah nunggu."

Aluna tak langsung mengiyakan melainkan hanya menundukkan kepalanya.

Sang ibu yang paham pun mengusap lengan putrinya di sertai senyum meyakinkan.

"Gapapa. Kamu udah berusaha."

"Tapi mama tau papa orangnya gimana kan?"

Sang ibu mengangguk. "Mama kenal papa jauh sebelum kamu ada."

"Ayo. Jangan buat papa nunggu lama, kamu tau kan papa baru pulang pasti masih capek jangan bikin papa marah."

Cukup lama terdiam pada akhirnya Aluna pun mengangguk kemudian menutup pintu kamarnya dan mengikuti langkah sang ibu.

Di meja makan sudah ada sang kakak serta sang ayah yang menunggu keduanya.

Makan malam di isi dengan keheningan, semua tampak menikmati makanannya sampai..

"Gimana peringkat kamu? Ada peningkatan?"

Aluna menghentikan kegiatan mengunyahnya, pegangan sendok dan garpu di tangannya pun kian mengerat.

Dengan pelan ia menggeleng.

Sang ayah mengangguk. "Siapa yang pertama?"

"A-alfa."

"Dia lagi?"

Aluna mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu itu cewek. Harusnya bisa lebih pinter daripada dia."

Aluna mengangkat kepalanya berani. "Tapi setidaknya Luna lebih unggul daripada Abel."

"Tapi tetap aja kamu jadi yang kedua. Apa yang mau papa banggain? Apa yang bisa papa banggain dari peringkat kamu itu?"

"Nilai Luna sama Alfa beda tipis kok."

Prang..

Suara sendok dan garpu yang di letakkan secara kasar membuat Aluna kembali menundukkan kepalanya.

"Kamu pikir pake otak kamu itu Kalo kita ada kumpul keluarga yang ditanya apa? Peringkat. Bukan selisih nilai kamu sama si peringkat pertama. Ini alasan papa dari awal ngelarang kamu untuk sekolah di sekolah elit. Orang masuk kesana modal apa? Duit. Bukan otak. Sekalipun kamu juara satu nilai kamu masih jauh dibawah Kinan yang bersekolah di sekolah yang terkenal akan prestasinya."

"Dan papa cuma tau nuntut Luna ini itu tanpa tau perjuangan Luna untuk bisa di titik sekarang ini."

"Apa? Perjuangan apa yang kamu bilang? Kerjaan kamu cuma gambar gambar ga jelas. Kapan papa liat kamu belajar? GAK PERNAH."

"Luna belajar kok, cuma emang papa gak pernah liat aja."

"APA? Ulang sekali lagi."

Aluna semakin menundukkan kepalanya, sekeras apapun ia mencoba untuk melawan sang ayah tetap saja ia kalah.

"Pa...udah."

"Pernah kamu liat papa ngelarang kakak kamu main skating? Gak kan? Itu karena kakak kamu tau waktu, kapan harus main dan kapan harus belajar kebukti kakak kamu dulu selalu bertahan di posisi pertama! Bukan kayak kamu!"

[2] 𝗔𝗟𝗣𝗛𝗔 𝗩𝗦 𝗟𝗨𝗡𝗔  ➕ Haruto - WonyoungWhere stories live. Discover now