Untuk beberapa saat yang terdengar adalah decak basah dari kedua bibir yang saling terpagut dan juga desah dan lenguhan yang menggema dalam kamar Taehyung. Udara di luar sedang dingin, namun tidak pada ruangan itu. Bahkan sepertinya mesin pendingin dalam ruangan itu pun kini tak lagi berfungsi dengan baik. Dan malam itu seperti malam-malam sebelumnya, mereka akan melakukan pergumulan panasnya.
"Aaaghh...mmph..."
"Want to stop?" bisik Taehyung seduktif di tengah kegiatannya saat menatap Jungkook dengan wajah memerah tampak meremat seprai menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan.
Hanya gelengan ribut dari Jungkook yang Taehyung dapatkan, "Don't stop, please! Aagh!"
Hanya desah nikmat dan lenguhan yang kembali terdengar dalam kamar hotel yang mereka tempat malam itu. Dengan cahaya temaram, pengharup ruangan dengan aroma lavender makin membuat keduanya tampak nyaman dan tenang dalam penyatuan mereka.
Setelah hampir dua jam pergumulan panas itu, akhirnya Taehyung menyudahinya setelah penyatuan dan pelepasan mereka. Ia membaringkan tubuhnya di samping Jungkook yang masih tampak terengah. Dadanya masih turun naik, Taehyung lalu mendekatkan tubuhnya, memeluk tubuh kesayangannya itu, penuh dengan peluh. Namun, Taehyung sangat menyukainya.
"Terima kasih untuk malam yang indah, sayang. Baby..." ucap Taehyung saat memeluk Jungkook dan mencium pucuk kepalanya sayang.
"Uhm...baby mencintaimu, dadd..."
"Daddy lebih mencintaimu, baby sayang..."
Hingga waktu pun berlalu, hari berganti dan tanpa terasa, Taehyung dan Jungkook telah berada di airport, untuk kembali ke Seoul. Mereka pergi berbulan madu selama hampir satu bulan. Karena Jungkook meminta penerbangan terakhir saat kembali ke Seoul, karena larut, ia pun mengantuk bahkan saat masih berada di lounge, Jungkook duduk di pangkuan Taehyung seraya memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka sudah berada di dalam pesawat dan hanya menunggu sampai pesawat itu meninggalkan airport menuju Seoul.
Seoul, satu bulan kemudian...
"Baby, di mana baby meletakkan kemeja hitam yang baru saja kita beli dua hari lalu, sayang?" panggil seseorang sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi dalam kamarnya.
Sedangkan seseorang yang ia panggil sedang tak berada dekat dengannya. Akan tetapi tak butuh lima menit, seseorang berwajah manis, berkulit putih dengan surai legam yang kini sedikit panjang dari sebelumnya masuk dalam kamar itu. Sosok manis itu masih mengenakan piyama dan apronnya. Ia melangkah menuju wardrobe mereks lalu memilah beberapa kemeja di sana.
"Ini hitam," ucapnya sambil meletakkan sebuah kemeja hitam di atas sebuah sofa, tampak pricetag masih menggantung. "Lalu ini hitam...ini juga hitam. Warna kemeja ini pun hitam. Semua masih tergantung pricetag, artinya masih baru. Kemeja mana yang kau maksud, sayang? Huh? Daddy baby yang tampan?" Jungkook berkacak pinggang setelahnya, menatap tajam Taehyung namun tampak mencebikka bibirnya membuat Taehyung gemas.
Taehyung melangkah pelan, menghampiri pria manis itu. Lalu menjatuhkan kedua tangannya di pinggangnya. Taehyung mengulas senyum tampannya, Jungkook masih mencebikkan bibirnya seraya berkata, "Katakan saja kalau daddy merindukan baby. Jangan selalu memanggil baby setiap kali mencari kemeja. Kemarin kemeja biru, hari ini hitam, besok apa? Putih? Lalu esok harinya, lalu lusa? Daddy tahu bukan, baby sedang membuat sarapan untuk daddy..."
Jungkook mencubit pelan pipi Taehyung, Taehyung pun mengusap pelan pipinya.
"Hari ini daddy ada rapat, baby. Jadi, tolong pilihkan kemeja juga jas yang cocok untuk daddy, ya. Uhm..nanti malam apa baby bisa menemani daddy? Ada rekan kerja mengajak daddy makan malam. Bersama puterinya," bisik Taehyung di akhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS
Fiksi Penggemar[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 20 - My Polaris [END] ✨
Mulai dari awal
