Suamiku Jadul episode 8

540 15 0
                                    

Cerbung...

*Suamiku Jadul*

8️⃣

Perasaanku tak tenang, aku terus berpikir siapa itu Nunung? Aku menikah dengannya memang bagaikan membeli kucing dalam karung, hanya karena percaya pada Ayah aku terima lamaran mereka. Tak tahu dia bagaimana, bagaimana sifatnya, adakah mantannya? Bahkan aku tak kenal saudaranya, aku hanya tahu mereka empat orang bersaudara. Laki-laki semua, akan tetapi tak pernah kenal dengan saudaranya itu katanya jauh.

Kuletakkan HP itu di tempat semula, ketika suami datang dari kamar mandi, dia bukannya lihat HP-nya, dia justru ke belakang lihat ayam jagonya. Kuikuti dia dari belakang.

"Apa, Dek?" tanyanya ketika aku terus mengikutinya.

"Apa gunanya HP kalau gak dilihat?" tanyaku.

"Siapa pula mau nelepon Abang, Dek, di tempat kami gak ada sinyal, kalau mau nelepon jalan dulu dulu puluh kilometer," kata suami.

"Entah si Nunung misalnya," kataku seraya memperhatikan reaksi lewat wajah suami.

"Kenapa si Nunung?" suami seketika serius, wajahnya kelihatan tegang.

"Makanya kubilang, periksa itu HP," kataku sedikit kesal.

Suami lalu berdiri dan langsung masuk kamar melihat HP jadul itu, aku terus mengikuti dari belakang.

"Buka dulu SMS-nya, Dek," kata suami.

Ah, keterlaluan ini suami, masa buka SMS pun gak pandai, atau pura-pura gak pandai.

"Ini ni, ada SMS dari si Nunung," kataku setelah membuka HP-.nya.

"Oii, Nunung, Nunung," wajah Bang Parlin berubah jadi sedih.

"Abang harus pulang, Dek, tolong pesan tiket bus," kata suami.

"Aku ikut, Bang," kataku.

"Gak bisa kau itu, Dek, nanti kau sakit malaria di sana," kata Bang Parlin.

*Pokoknya aku ikut,"

"Jangan, Dek, nanti kau sakit,"

"Takut Abang si Nunung cemburu ya?"

"Iya, Dek, si Nunung suka cemburu,"

Wah, suami bilang Nunung suka cemburu, aku makin sakit hati, siapa si Nunung ini sampai suami begitu, dia tampak sedih sekali. Takkan kubiarkan suamiku pulang sendiri, aku sudah terlanjur jatuh cinta pada pria jadul ini.

"Pesan dulu tiketnya, Dek, kalau gak Bus, mobil travel pun jadi," kata suami lagi.

Dengan perasaan campur aduk kuambil HP suami, mencari nomor loket bus di situ, dapat, kutelepon, ternyata tiket habis untuk hari ini.

"Gak ada, Bang, habis, berangkat besok yang ada," kataku.

"Harus hari ini, Dek, cari yang lain,"

Sepenting apa sih si Nunung ini, sampai tak bisa tunggu besok? aku makin penasaran saja. Ketika semua bus dan travel sudah penuh, suami sepertinya sedih sekali.

"Nunung, Nunung," guman suami, aku justru teringat sinetron si Doel, ketika mandra memanggil Nunung.

"Ada tau adek mobil rental, yang bisa dirental sampai ke kampung?" tanya suami kemudian.

"Ada, tapi aku harus ikut, Bang."

"Ya, udah, segera panggil,"

Aku lalu menghubungi teman yang kebetulan supir taksi online, dia bersedia dirental sampai ke kampung, harga pun di sepakati. Kami berangkat hari itu juga.

SUAMIKU JADUL Penuh Hikmah dan PelajaranWhere stories live. Discover now