OVA 1

1.2K 136 0
                                    

"Selamat tinggal, muridku [Name]."

BUAGGGHHH!

"Aduh aduh. Membunuh anak sekecil ini, apa yang kau pikirkan?"

[Name] membuka matanya perlahan.

Ia melihat seorang wanita yang sangat tinggi di dekatnya.

Apa orang itu baru saja menyelamatkannya?

"Diam kau! Jangan ganggu aku!"

Kepala sekolah bangkit dan memcari kapaknya. Tapi nihil.

"Kau cari ini?"

Mata [Name] terbelalak, begitu juga kepala sekolah.

"Hei, kembalikan itu pada-"

Crashhhhh!

"Maaf, aku memotong ucapanmu. Dan juga.... kepalamu. Ahahaha aku kelepasan."

Wanita itu berjongkok dan membantu [Name] duduk.

"Sepertinya kau tidak baik - baik saja. Ikutlah denganku."

♡♡♡

Sejak saat itu, [Name] tinggal dengan "penyelamatnya".

Ia tidak mau membertahu [Name] namanya.

"Akan sangat menyakitkan kalau kau mengingat namaku sampai aku mati nanti," katanya.

Ia mengajari [Name] banyak hal.

Dari membuat racun, maracik obat, menggunakan teknologi, dan juga.... membunuh.

Saat itu si penyelamat tiba - tiba bertanya pada [Name].

"Apa kau mengenal Boboiboy? Kudengar dia pahlawan yang cukup terkenal."

[Name] terkejut mendengarnya. Ia pun menuliskan sesuatu di kertas.

Dia kakakku.

"Astaga, benarkah? Wah, sungguh mengejutkan. Kenapa kakakmu tidak datang saat kau butuh bantuannya?"

[Name] tersentak. Ia pun kembali menulis.

Sudah kutelpon tidak diangkat.

"Apa - apaan itu? Padahal kau benar - benar membutuhkan bantuannya. Yah, tapi memang ketika seseorang diberi kekuatan lebih, ia terkadang akan lupa diri dan mengabaikan tanggung jawab yang seharusnya ia lakukan karena punya kekuatan itu."

[Name] terdiam.

"Hei, [Name]. Kau tahu? Aku juga membenci orang sok pahlawan seperti itu. Bagaimana kalai kita menjadi anti-hero? Bukankah pahlawan tidak berguna jika tidak bisa menolong orang yang membutuhkan?"

[Name] terlihat berpikir sebentar.

Benar juga, batinnya.

"Kudengar dia juga masuk ke sebuah organisasi. Apakah menurutmu kita harus mengganggunya? Tidak adil bukan kalau hanya kau yang merasakan penderitaan ini?"

[Name] terpaku.

Ia berperang dengan pikirannya sendiri.

♡♡♡

Si penyelamat meninggal tiga bulan sebelum [Name] pindah ke Pulau Rintis.

Walau begitu, [Name] akan terus mengingatnya.

Sampai kapanpun.

♡♡♡

Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Where stories live. Discover now