Dua Puluh [END]

1.5K 167 3
                                    

"Bangun [Name]. Waktunya makan."

Kokoci meluncurkan sepiring roti dari bawah selipan pintu sel.

[Name] mengambilnya dan memakan roti itu perlahan.

"Cepat habiskan dan setelah ini waktunya introgasi. Jangan mencoba mengulur waktu!"

Kokoci pun pergi dan [Name] sama sekali tidak merespon perkataannya.

♡♡♡

"Baiklah [Name]. Kami minta kau menjawab semua pertanyaan ini dengan jujur."

Kokoci mulai mengintrogasi [Name] dengan Laksamana Tarung di belakangnya. Boboiboy dan yang lain hanya bisa menonton.

"Pertama. Kau menelpon siapa tempo hari?"

"Penyelamatku."

"Namanya?"

"Aku tidak tahu."

"Baik. Yang kedua. Apa saja yang kau lakukan pada sistem kami? Apa kau merusaknya?"

[Name] menggeleng. "Tidak. Aku benar - benar melakukan apa yang kalian suruh. Itu untuk mendapat kepercayaan kalian."

"Ketiga. Kenapa kau menyelamatkan Boboiboy waktu itu?"

"Karena akan mencurigakan kalau aku membiarkan dia yang notabane kakakku sedang kesulitan."

"Keempat. Kenapa kau muntah darah tempo hari?"

"Aku hanya melukai langit - langit mukutku, lalu aku memuntahkan darahnya seolah - olah aku masih sakit. Lagipula tidak ada hubungannya antara pita suara yang rusak dengan muntah darah karena alasan terlalu lelah. Tapi aku tahu kakakku tidak mengerti itu, jadi aku memanfaatkannya."

"Terakhir. Kenapa kau melakukan semua ini? Apa kau sengaja masuk TAPOPS agar bisa memata - matai kami?"

"Ya. Karena aku ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan. Kalian juga harus tahu bagaimana rasanya melihat semua orang mati dalam hitungan menit. Aku ingin kalian semua tahu bagaimana rasanya dibantai kepala sekolah sendiri."

Kokoci mentutup bukunya.

"Baiklah, dari semua jawabanmu, kami sudah yakin bahwa ini adalah hukuman yang tepat untukmu," akhirnya Laksamana Tarung bersuara.

[Name] menunduk.

"Hukumanmu adalah...













Membersihkan satu markas ini selama sebulan penuh."

"Heeeehhhhh!?????"

"Cuma itu?" tanya [Name] dingin.

Kokoci mengangguk. "Kami tidak punya hukum kekerasan atau hukum mati di TAPOPS. Karena kau tidak melawan baik saat di penjara maupun saat introgasi, hukumanmu sudah terhitung sangat berat."

"Dan kalian tidak boleh membantunya!" tambah Laksamana Tarung sambil menatap Boboiboy dan yang lain.

"Yah, sebenarnya kami menemukan ini." Kokoci memberikan koran bumi. Di halaman pertama tertulis judul yang membuat [Name] terkejut.

Sadis! Pembantaian Satu Asrama! Siswa dan Guru Habis Dibunuh Kepala Sekolah. Hanya Satu Korban yang Berhasil Selamat.

"Setidaknya kami tahu kalau kau tidak mengarang cerita. Kami juga sempat berpikir kalau semua orang mungkin akan melakukan hal yang sama, bahkan lebih. Kami juga-"

Tes

Ucapan Kokoci terpotong (lagi).

Air mata [Name] tiba - tiba saja mengalir saat melihat foto di berita koran itu.

Ya.

Itu adalah foto semua teman dan gurunya.

Foto saat mereka sudah menjadi bangkai.

Laksamana Tarung berdeham.

"Ekhem. Hukumanmu akan berlaku mulai besok. Hari ini pergilah ke asramamu itu. Ceritakan semua kronologisnya. Boboiboy dan yang lain akan ikut bersamamu."

♡♡♡

"Akhirnya kita kembali lagi ke Bumi." Ying menopang dagunya.

"Yah, tapi kita tidak pulang. Dan kalian pasti tahu ini gara - gara siapa," sindir Gopal.

"Hentikan itu."

Semuanya langsung terdiam saat Boboiboy bersuara. Bahkan Papa Zola yang biasanya berisik pun ikut terdiam.

Sebenarnya ada ketakutan dan keraguan dalam diri mereka.

Keraguan kalau yang di koran adalah berita bohong yang sudah diedit oleh [Name].

Dan ketakutan kalau asrama angker itu benar  - benar ada.

♡♡♡

Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Where stories live. Discover now