Delapan Belas

1.2K 165 13
                                    

Boboiboy meregangkan tubuhnya.

Setelah dari kamar mandi, ia memakai baju kesayangannya dan keluar dari kamar.

Ke mana yang lain? batinnya.

Tiba - tiba, ia melihat banyak orang yang berkumpul di sebuah ruangan. Ia pun penasaran dan ikut masuk ke ruangan itu.

Ia terkejut saat melihat [Name] tengah duduk dan dikepung banyak orang, termasuk teman - temannya.

"Hei, ada apa ini?"

"Oh, kau sudah datang. Baguslah karena kehadiranmu sangat kami perlukan di sini," ujar Kokoci.

Boboiboy tidak merespon. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi.

"[Name] berkhianat."

Dua kata itu cukup membuat Boboiboy bagai tersambar petirnya sendiri.

"A-apa, apa maksudmu?"

"Aku tidak sengaja mendengar [Name] menelpon seseorang. Dia bisa bicara. Seadainya dia tidak berkhianat pun, dia sudah berbohong pada kita," jelas Kokoci.

"[Na- [Name] bisa bicara? Apa tenggorokannya sudah sembuh?"

"Tidak, bodoh! Dia menipu kita! Dia pasti suruhan orang yang menelponnya tadi!" bantah Fang cepat.

Boboiboy mencengkram leher Fang kuat.

"Jangan menuduh adikku!" ucapnya dingin.

"Hentikan, kalian berdua! Kita tanya langsung saja padanya," Laksamana Tarung menengahi.

"Bisa kau jelaskan-"

"Itu tidak benar kan!? Mereka hanya salah paham saja kan!?" Ucapan Kokoci terpotong oleh Boboiboy.

"Jawab. Kau tidak bisa lari lagi," lanjut Laksamana Tarung.

[Name] menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"Sepertinya memang tidak bisa ditutupi lagi ya."

Sontak mata Boboiboy membulat, hampir keluar dari sarangnya.

"Sudah kuduga! Dasar pengkhianat!" hardik Gopal.

"Sampai hati kau [Name]," tambah Yaya.

"Kenapa dan untuk apa kau melakukan ini?" Kokoci masih mencoba menahan dirinya.

[Name] kembali diam.

"Jangan menguji kesabaran kami!" Laksamana Tarung melayangkan tangannya.

Tap!

Boboiboy mencengkram kuat tangan Laksamana Tarung yang hampir memukul [Name]. Entah darimana ia mendapatkan kekuatan dan keberanian itu.

Boboiboy berlutut dan menggenggam kedua tangan adiknya.

"Mereka salah kan [Name]? Adikku tidak mungkin berkhianat kan?"

"Rupanya kau tidak tahu apa - apa tentang diriku," ucap [Name] sinis.

Tes

Air mata Boboiboy mulai mengalir.

Ia tidak percaya adik kesayangannya akan mengatakan hal itu.

Padahal harusnya mudah saja bagi seorang pahlawan galaksi untuk menghajar anak perempuan yang tidak punya kekuatan. Tapi entah kenapa ia justru hanya bisa terdiam bahkan sampai menangis.

"Apa saja yang kau lakukan pada sistem di sini? Untuk siapa kau bekerja? Kenapa kau berpura - pura cacat?" tanya Kokoci.

"Aku tidak pura - pura. Pita suaraku benar - benar rusak. Tapi ini sudah lama sembuh. Dan.... aku harus menggunakannya agar aku bisa mendapat kepercayaan kalian."

"Kita lanjutkan ini nanti. [Name]. Kau akan kami tahan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Dan kalian, kita punya misi hari ini. Cepat bersiap!" ujar Laksamana Tarung.

"Baik Laksamana!" jawab semuanya kecuali Boboiboy yang masih terpaku.

Tapi tangannya tiba - tiba menahan tangan [Name]. "Adikku tidak bersalah. Jangan penjarakan dia. Dia tidak jahat."

"Cukup! Fang, Gopal, bawa Boboiboy pergi dari sini!" perintah Laksamana Tarung.

"Baik, Laksamana! Jari bayang!"

Fang menyeret Boboiboy dengan kekuatannya.

Gopal pun akhirnya tidak melakukan apa - apa. Karena Boboiboy entah kenapa seperti kehilangan tenaga dalam sekejap.

[Name] dituntun oleh beberapa Alien Mop diikuti Kokoci menuju penjara.

Ponsel [Name] disita sementara, sampai ada buki yang lebih kuat dan sampai ada introgasi lebih lanjut setelah misi mereka ini.

♡♡♡

Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Where stories live. Discover now