Tiga

2.3K 286 1
                                    

"Tumben Komandan bisa lalai begini?" tanya Gopal.

Plak!

"Berani kau menyebutku lalai, Taruna!?" Gopal langsung salah tingkah. "A-ampun, Komandan!"

"Aku sedang kesusahan mengurus sistem keamanan yang baru. Padahal tadinya sudah bagus - bagus saja. Tapi Nut mengubahnya dengan alasan keamanan yang lebih ketat," jelas Kokoci(?) atau Ciciko(?).

"Kalau begitu tinggal minta Nut mengembalikannya ke semula saja, kan?" sahut Ying. Kokoci menghela napas. "Itulah masalahnya. Dia bilang entah kenapa sistemnya tiba - tiba terkunci sendiri. Dia juga tidak bisa membukanya."

Seperti ponselku dulu, batin [Name].

Tunggu, apa? Ponsel? Jangan - jangan....

"Dipasang di mana sistemnya?" tanya Fang. "Ini." Kokoci menunjukkan layar tablet yang dari tadi dipegangnya.

[Name] menarik ujung baju Boboiboy. Ia memakai bahasa isyarat "Boleh [Name] pinjam tablet itu?"

Boboiboy sedikit terkejut. "Kamu mau ngapain? Itu bukan mainan, lho." Kokoci yang mendengar itu sedikit tertarik.

"Ada apa, Boboiboy?"

"Ah...itu....bukan apa - apa, Komandan," jawabnya canggung. "Oh, begitukah? Sepertinya anak itu mengetahui sesuatu."

Kokoci berjalan mendekati [Name]. "Aku ingin tahu apa yang ada di pikiranmu. Coba tunjukkan." Kokoci memberikan tablet itu pada [Name].

"Eh, apa yang Komandan lakukan? Dia tidak tahu apa - apa tentang hal ini," keluh Boboiboy. "Apa kau meragukan adikmu sendiri?" Yah, kalimat itu cukup untuk membuat Boboiboy terdiam.

[Name] pun menerimanya. Ia mulai mengotak - atik tablet itu. Entah kenapa ia merasa bisa menyelesaikannya.

Sekitar setengah jam kemudian, [Name] menyerahkan tablet itu. Dan, ya jelas, Kokoci sangat dibuat terkejut.

"Mengagumkan. Kelihatannya kami butuh bantuanmu untuk bagian sistem."

Boboiboy dan teman - temannya langsung menoleh pada [Name] bersamaan. [Name] yang merasa canggung pun bersembunyi di belakang Boboiboy sambil meremas baju kakaknya itu.

"Ba-bagaimana kau bisa..."

[Name] pun menggunakan bahasa isyarat. Boboiboy pun mengangguk dan menerjemahkannya pada yang lain.

"[Name] bilang dia menggunakan cara yang sama seperti saat ponselnya terkunci karena lupa kata sandi."

"Memangnya sesimpel itu, ya?" celetuk Gopal. "Diam kau, Taruna!"

"Ma-maaf, Komandan!"

♡♡♡

"Ayo [Name]! Lari lebih cepat!"

"Itu dia! Kita sembunyi di sana!"

"Hufftt. Akhirnya kita bisa istirahat juga."

"Oh, iya. Mumpung aku ingat. [Name], berjanjilah padaku. Berjanjilah kau tidak akan membunuh siapapun lagi setelah ini. Bisa, kan?"

"[Name]?"

"ARGHHHHH!!"

CRASHHHHHH!!!

[Name] bangun dan membuka matanya dengan napas terengah - engah. Mimpi barusan terasa sangat nyata. Tidak, itu memang bukan mimpi.

Itu adalah memori di masa lalu.

Setidaknya itulah yang selalu Boboiboy katakan padanya. Hal yang sama pun Boboiboy katakan pada Ochobot. Tunggu, Ochobot bisa bermimpi?

[Name] mengangkat tangan Boboiboy dan melihat angka di jam tangannya.

Baru pukul 01.00 a.m. [Name] ingin kembali tidur tapi ia tidak bisa. Ia butuh sesuatu untuk menenangkannya. Tapi apa? Ia tidak bisa ke mana - mana sekarang.

Boboiboy kalau sudah tidur seakan dia mati. Bahkan saat [Name] melihat jam ditangannya tadi pun dia tidak peduli. Oh, jangan lupakan gelembung ingus di hidungnya.

[Name] pun menghela napasnya dan mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ia kembali merebahkan diri di kasurnya.

Ia memejamkan mata. Berharap mimpi, atau yang kakaknya bilang "memori" yang datang kali ini adalah memori yang bagus.

♡♡♡

"Hoammmm. Ah, aku bosan sekali," keluh Gopal sambil meletakkan kepalanya di meja kedai.

"Daripada kau jadi amoeba di sini, lebih baik bantu aku urus kedai," balas Boboiboy. "Hei, jangan merepotkan teman baikmu ini lah, Boboiboy."

"Boboiboy, bisa bicara sebentar?" Fang tiba - tiba datang. Yang dipanggil mengangguk dan menitipkan kedai pada Ochobot dan adiknya.

Setelah berada di tempat yang sepi, mereka pun memulai pembicaraan.

"Ada apa? Langsung ke intinya saja. Aku bisa dimarahi kalau kepergok meninggalkan kedai."

"Tadi Laksamana dan Komandan minta tolong padaku untuk mengatakan ini.

Apa kau mengizinkan adikmu bergabung dengan TAPOPS?"

♡♡♡

Manusia Biasa Menjadi Pelindung Galaxy [END]Where stories live. Discover now