Dalam waktu singkat, aku mengenalnya dan mencintainya. Dalam waktu singkat pula, dia berhasil merenggut separuh jiwaku bersamanya. Kemudian pergi menyisakan ku bersama separuh yang rapuh.
Bersamamu, Aku tak akan lagi merasa takut.
- Sinar Cahya Re...
Usiaku memang masih terbilang muda sebagai pemegang gelar PhD, namun apa yang kulalui selama ini, seharusnya cukup untuk menjelaskan betapa sepadannya apa yang aku miliki.
"Karena jam kuliahnya masih 20 menitan lagi, ada yang mau tanya sesuatu? Apapun, gak perlu soal matematika." Aku baru saja datang memasuki kelasku dan meletakkan barang bawaan saat mengatakan kalimat itu pada mahasiswaku.
Mata kuliah yang ku ampu memang dipandang sebagai momok mengerikan bagi beberapa orang. Dan karena hal itu sudah terjadi, aku jelas tidak ingin semakin memberatkan mereka yang berhasil masuk dan berusaha berlapang dada dengan olah mengolah angka saja.
Setidaknya, mereka bisa mencintaiku terlebih dahulu, sehingga tiap materi yang kuberikan sanggup didengarkan berlama-lama. Lambat laun, mereka pasti akan memahaminya sendiri. Mereka masuk ke universitas yang ku ampu bukan hanya bermodal uang dan materi. Mereka juga memiliki tekad dan niat hingga berhasil menemui aku disini saat ini.
"Pertanyaan bebas?" Salah seorang dari mereka mengangkat tangannya sebelum berbicara.
"Eung. Apapun itu." Jawabku sambil berusaha tersenyum.
"Gimana rasanya kuliah di luar negeri, prof?!"
Senyumanku terangkat mendengar pertanyaan itu. Kusandarkan tubuhku ke meja. Memperhatikan beberapa mahasiswa yang duduk berbaris di hadapanku. Memang belum lengkap karena jam kuliah masih cukup lama dimulainya.
"Rasanya..." Aku menaikkan kedua bola mata. Mengenang kembali beberapa tahun yang kulalui demi ilmu dan pengalaman yang kumiliki saat ini. "Seperti sekolah biasa sebenarnya. Hanya bahasanya saja yang beda. Apalagi... masa S1 saya di Amerika, di Harvard. Sedangkan S2 saya di Inggris. Mereka memang sama-sama berbahasa Inggris tapi ada cukup banyak perbedaan yang menghambat komunikasi saat itu. Syukurlah hal itu bisa di tangani. Saya harap kalian bisa merasakan sensasinya juga disana."
Wajah penasaran mereka terlihat begitu tertarik pada setiap pembicaraan yang aku bawakan. Sebelum aku benar-benar membuat mereka tegang dengan angka dan simbol-simbol, lebih baik aku meregangkan otot-otot tubuh mereka lebih dulu.
"Kalau S3nya prof dimana?"
"MIT." Aku langsung menjawab pertanyan yang terdengar di telingaku. Mengakhiri setiap jawaban dengan senyuman.
Ah, dulu aku bukanlah seseorang yang seperti ini. Benar-benar berbeda. Aku bukan seseorang yang sudi berdiri di depan banyak orang dan berbicara leluasa. Bahkan sengaja menolak saat di tunjuk lomba sekolah agar tidak menjadi pusat perhatian. Sejak kapan aku berubah sebegitu banyaknya?
"Suaminya prof tuh, pilot ya? Lulusan sekolah penerbangan mana?"
Aku tersenyum tipis ke arah seorang gadis yang mengangkat tangannya di sudut kelas.
"BIFA? Dia juga yang selalu antar-jemput saya kuliah dulu. Baik berangkat atau pulang Inggris – Amerika – Indonesia, pilotnya selalu dia dulu."
"Cuma karena itu? Prof akhirnya menikah karena dia pilotnya prof?"
Tertawa kecil, aku kemudian menggeleng pelan. "Kami sempat sekelas waktu SMA dulu... Dan... banyak hal yang terjadi waktu sama dia. Jadi... bertahan sampai sekarang."
"Ceritain...!"
"Iya... Cerita...!"
Aku mendengus pelan mendengar rengekan mereka. Bagaimanapun, mahasiswa-mahasiswa ini tetaplah anak-anak yang baru saja lulus sekolah dan tengah belajar mengenai kedewasaan. Sesekali jika mereka bertindak layaknya remaja keras kepala juga tak salah.
"Tapi... Bakal panjang, lho." Ucapku yang langsung membuat mereka semakin merengekkan keinginan mereka.
Sejujurnya aku tak ingin menolak sama sekali menjelaskan itu. Tapi, semuanya akan menjadi semakin panjang jika aku menceritakan semuanya.
"Oke... Tapi kalau kalian ngantuk langsung tegur ya?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bumi Kekal Sadajiwa
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bintang Zuhair Surya
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.