33

5.2K 380 18
                                    

beberapa bulan kemudian...

semuanya terasa cepat, dirinya yang setiap hari hanya bisa berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan keadaan tubuh yang selalu lemas, tubuhnya yang semakin kurus dari hari sebelumnya, bibirnya pucat dan pipi nya semakin tirus, keadaan harka benar-benar berubah, dirinya sekarang sering sekali lupa akan hal yang ia lakukan.

harka yang dulu tidak mendapatkan perhatian dari sang ayah dan kakak kini ia mendapatkan kembali perhatian tersebut walau sang ayah dan kakak mempunyai kesibukan masing-masing tetapi keduanya selalu menyempatkan waktu untuk merawat dan menemani harka.

bisa bertahan selama beberapa bulan ini sangat disyukuri oleh harka karena selama beberapa bulan harka selalu mendapatkan semangat dari sang ayah walau dirinya juga sudah sangat lelah dengan penyakit yang dideritanya.

sekarang harka hanya diam sambil menatap langit-langit atap ruang rawat, dirinya sekarang kesepian tidak ada lagi kucing yang setiap hari selalu harka rawat, harka tidak bisa lagi berkeluh kesah kepada luka, kucing yang selalu menemani harka kini sudah tidak ada lagi, sudah satu bulan luka pergi membuat harka sangat kesepian.

biasanya di dalam ruang rawat ini hanya ada luka dan harka jika semuanya sedang sibuk dengan urusan masing-masing. namun sekarang harka benar-benar sendirian.

adnan memang selalu mendengar cerita harka tetapi akhir-akhir ini adnan sibuk dengan pekerjaannya, tetapi masih menyempatkan waktu untuk harka.

pintu terbuka membuat harka melihat ke arah pintu, ia berharap itu adalah raga.

"apakah anak penyakitan tertidur eum??"

saat mendengar suara itu harka berpura-pura tertidur, detak jantungnya berdetak kencang ia tidak bisa menahan rasa takutnya sekarang, tangan kanan dan kirinya meremat kuat selimut yang ia pakai.

langkah kaki terdengar semakin dekat "apa sungguh sedang tidur?"

wanita itu mendekat tangannya terangkat untuk mencubit pipi tirus harka dengan sekuat tenaganya, harka berusaha menahan sakit dan jeritannya ia tidak mau berurusan dengan perempuan ini sekarang.

"bangun harka!"

tak ingin membuka mata karena suara Nadia yang terdengar di telinga nya saja sudah terdengar menakutkan bagi harka, harka takut jika dirinya dibunuh oleh perempuan licik ini sedangkan harka belum sempat memberitahu  kepada jofan dan maraka tentang keberadaan Nadia sekarang karena nadia sedang dicari oleh polisi karena melarikan diri.

cubitannya semakin kuat membuat harka tak sanggup menahan tangisannya, harka mengakui dirinya payah karena menangis tetapi harka tak bohong ini benar terasa sangat sakit.

sudah seminggu harka menutup mulut tentang keberadaan nadia yang hanya diketahui oleh dirinya karena harka masih memikirkan hal ini, ia bingung memberi tahu yang lain atau tidak karena Nadia mengancam jika harka memberi tahu jofan tentang keberadaan Nadia maka Nadia tak segan-segan membunuh maraka seperti Nadia membunuh liora. gila?, Nadia memang  gila, terlihat seperti tidak mempunyai akal hanya karena sakit hatinya di masa lalu.

perempuan gila, harka tidak suka ancaman itu, ancaman itu membuat harka setiap hari memikirkan cara untuk memberi tahu jofan tanpa nadia tahu agar nadia secepatnya di penjara kembali.

"anak manis, jangan menangis"ucap nadia melepas cubitannya kemudian mengusap pipi harka yang terlihat merah karena ulahnya sendiri

badan harka gemetar, matanya masih tertutup rapat tidak berminat untuk membuka matanya, tangannya masih setia meremat selimut yang ia gunakan.

"minggu kemarin seharusnya kamu mati!, tapi sialnya jofan datang kesini!!"

"AKKK"

harka menepuk-nepuk tangan nadia yang  seenaknya mencekik leher harka, seperti kesetanan nadia memperkuat cekikan nya, wajah harka sudah memerah ia tak henti-hentinya terbatuk.

harkara dan luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang