17

4.1K 435 9
                                    

"capek dokter disini selalu rame a-arka  ga suka banyak pikiran  disi-sini dari bangun tidur sampai mau tidur gak enak! cape.."ucap harka dengan suara bergetar

adnan yang mendengar itu mengangkat tangannya mengusap-usap rambut harka dengan lembut

"dokter tau arka tau..jadi arka harus bisa ngadepin semuanya disini liat di depan arka ada siapa  ada dokter yang siap dengerin apa aja yang arka rasain ,arka.. mendem masalah itu ga baik"ucap adnan berhenti sebentar lalu kembali berbicara "apalagi arka punya peny-"ucapan adnan tepotong karna harka

" penyakitan kan? iya dokter penyakitan aku ga guna dokter tau tiap hari ini disini sesek bukan  bukan karna penyakit arka tapi karna mereka"

"arka.."

"mending dokter keluar disini dokter kan banyak pasien jangan ke ruang rawat arka terus"ucap harka

adnan masih menatap harka dengan diam kemudian berbicara

"dokter keluar"ucap adnan lalu beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang rawat harka

air mata yang tadinya harka tahan mengalir begitu saja harka menangis tanpa isakan jika dulu ia tidak kekeh mengajak bundanya untuk keluar tak akan seperti ini tak akan dirinya merasakan penderitaan setiap hari harka tak akan berkerja keluarganya masih utuh ,harka juga bisa mempunyai teman banyak  hubungannya dengan ayah dan maraka akan baik-baik saja.

"gue ga pernah nyalahin tuhan gue ga pernah marah sama tuhan ini semua salah gue salah gue!"

semestanya harka sudah hilang beberapa tahun lalu dan dengan hebatnya ia bisa melewati ini semua sampai usianya 16 tahun harka hebat ayo bilang harka hebat ia bisa kuat untuk bertahan selama ini, harka kuat.

"kara"

harka menengok ke samping melihat seorang lelaki yang dulunya menjadi pahlawan bagi dirinya yang dulu selalu membawa dirinya menjauh dari kekerasan ayah.

"kara"ucap raga mendekati harka siap untuk memeluk tubuh itu

harka membalas pelukan raga harka menangis sejadi-jadinya sungguh harka rindu dengan orang ini setelah beberapa tahun raga bilang akan pergi ke China ikut dengan orang tuanya dan sekarang ia kembali.

"kenapa lama banget.."

"maaf maaf kara"

raga merasakan bahwa badan kara nya ini tidak segemuk dulu dan apa ini banyak lebam di wajahnya badan kurus, mata panda, lebam di wajah dan sekarang pipi tembam yang dulu sering raga cubit itu hilang hanya ada pipi tirus harka.

"kenapa kurus banget hm"ucap raga

harka masih menangis berbicara pun rasanya susah sekarang

"udah jangan nangis"

raga melepaskan pelukannya dan duduk di pinggir ranjang harka masih dengan menggenggam tangan adik kesayangannya.

raga menatap harka lama namun harka masih menangis membuat raga bingung harus apa. raga  menyadari kalau harka tak bernafas secara teratur.

"udah-udah sesek nanti ka" ucap raga

"ca-cape n-nunggu!"kata harka membuat raga terkekeh

"iya-iya maaf"

_

pranggg..

maraka membanting gelas yang tadi ia pakai untuk minum sebelum datang ketiga temannya.

"Lo!"tunjuk maraka kepada xico dan hanta

"selalu belain raga!  lo berdua selalu dipihak dia lo berdua selalu mentingin raga!!"

"kita bakal berpihak sama orang yang pinter bukan yang bego kayak lo"ucap xico

hanta meringis mendengarnya apakah akan ribut lagi? kenapa selalu begini jika bertemu.

"co.."panggil hanta

"diem ta"ucap xico

ya selalu begini xico selalu menyuruh hanta diam saat mereka sedang berdebat xico tak memperbolehkan hanta untuk ikut berdebat akan panjang masalahnya jika hanta ikut adu mulut dan berujung berkelahi xico tak akan pernah membiarkan adiknya itu terluka.

"lo tau dengan lo selalu bersikap kayak gini ke harka itu buat gue muak"

"bertahun-tahun mar bayangin anak yang tumbuh dengan kekerasan tanpa kasih sayang orang tua itu sakit mar Lo ga bakal tau rasanya gimana karna Lo ga pernah tau"

"tapi gue juga kehilangan bunda gue!!!"

"YA HARKA JUGA MAR HARKA JUGA"

"co"panggil hanta agar xico tak kelepasan

"jangan nyesel kalau harka bener-bener dibawa sama raga"ucap xico

"gue ga akan biarin harka dibawa sama raga"

"raga ponakan bunda lo  dia berhak bawa harka"ucap hanta

"lo ga bisa egois maraka kalau lo masih mau harka tinggal bareng sama lo ya lo berubah"

"gue ga akan berubah kalau dia ga ngejelasin ke gue yang sebenarnya"

"dia belum siap maraka dia takut karna sikap ayahnya sama lo aja gini"ucap hanta

"udah ta udah"ucap xico

"sekarang terserah lo aja mar"ucap xico menarik hanta untuk keluar dari rumah maraka

"ARGHHH"

harkara dan luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang