21

3.9K 423 4
                                    

"gak bisa!"

"cih gak peduli"

adnan mencoba untuk sabar karna memang jika berhadapan dengan raga ia harus sangat sabar

"tunggu waktunya raga lo bisa sabar kan"

"harus nunggu berapa lama lagi nan nunggu kara mati iya?"

"mulut lo ga"

raga menghela nafas menyenderkan punggungnya di dinding rumah sakit

"gue tunggu asalkan ada kepastian"ucap raga sambil menatap adnan "berapa lama?"

"gue usahain gak akan lama"kata adnan

"oke gue pegang omongan lo" ucap raga kemudian pergi meninggalkan adnan begitu saja

raga berjalan ke ruang rawat harka ia akan tidur malam ini disini menemani adiknya  saat sudah masuk harka sudah tertidur membuat dirinya sedikit lega sekarang raga berniat untuk mandi.

jika raga sedang di rumah sakit menemani harka berbeda dengan maraka yang sedang menikmati satu batang rokok maraka juga perokok bahkan sebelum harka menjadi perokok. tapi maraka tak se aktif harka
maraka hanya merokok jika ia mau saja walaupun ada masalah ia tak akan merokok maraka lebih memilih balapan dibandingkan merokok seperti tadi.

maraka baru saja memenangkan balapan walaupun dahi nya sedikit terluka karena terjatuh tapi itu tidak menjadi masalah bagi maraka yang menjadi masalah sekarang ia lupa mengabari jofan.

terlihat beberapa kali panggilan dari jofan dan pesan dari jofan membuat maraka bingung harus menjelaskannya bagaimana nanti saat sampai dirumah  maraka juga baru ingat bahwa kamarnya itu masih berantakan.

"gue balik"ucap maraka mengambil kunci motor dan jaket nya

"hati-hati bro"ucap salah satu teman maraka yang dibalas anggukan oleh maraka.

maraka membuang putung rokok yang sudah setengah ia langsung menaiki motornya memakai jaket dan tak lupa memakai helm miliknya setelah siap maraka langsung melajukan motornya.

saat diperjalanan maraka tiba-tiba teringat luka merasa bersalah pada kucing itu akhirnya maraka berhenti dahulu di Indomaret untuk membeli makanan kucing.

maraka memarkirkan motor tak lupa mencabut kunci motornya ia juga membuka helmnya kemudian maraka langsung masuk kedalam Indomaret membuang perhatian pengunjung disana memperhatikan maraka.

maraka langsung menanyakan kepada kasir dimana makanan kucing karna ia tak mau repot-repot untuk mencari sedangkan kasir pun dengan senang hati menunjukan letak makanan kucing tersebut.

"makasih mbak"ucap maraka sambil memberikan senyuman tipis

"sama-sama mas"ucap kasir itu tak kalah tersenyum bahkan bisa dibilang tersenyum lebar

setelah membayar makanan kucing maraka berniat langsung pulang takut jika lebih membuat jofan marah.

setelah sampai terlihat jofan yang sudah menunggu maraka membuat nyali maraka menciut.

"dari mana?"tanya jofan

"kenapa kamar berantakan sekali maraka dan apa ini pulang malam sekali?  dan tidak izin , abis dari mana?"

"mampus"ucap maraka dalam hati

"maaf yah"

"ayah gak suruh kamu minta maaf jelasin dari mana?"

"maraka main dirumah temen ketiduran disana"ucap maraka mencoba untuk tenang

"kamar kenapa berantakan?"tanya jofan

oh ayolah otak maraka sudah lelah untuk berfikir ia ingin cepat-cepat tidur sekarang.

"nanti maraka beresin" ucap maraka masih dengan menundukkan kepalanya

jofan menghela nafas melihat si sulung yang terlihat lelah dan mengantuk membuat jofan tak lagi melanjutkan pertanyaanya

"masuk beresin kamarnya besok-besok gak ada yang kayak gini"ucap jofan

maraka mengangguk "makasih yah" kata maraka kemudian melangkah masuk kedalam dengan membawa plastik putih berisi makanan kucing yang tadi ia beli di Indomaret untuk luka.

sebelum masuk ke kamarnya maraka lebih dahulu masuk ke kamar harka ia melihat luka yang sedang tertidur maraka juga melihat luka yang ada di kuping luka membuat maraka sangat merasa bersalah ingin mengobatinya tapi maraka tak mengerti cara mengobati hewan bagaimana.

maraka mendekati luka hanya menatapnya karna tak ingin membuat luka terbangun

"di pakein hansaplast bisa gak sih?"

"gue cuman punya ini" ucap maraka

maraka membuka hansaplast tersebut lalu menempelkannya pelan-pelan pada kuping luka yang terluka sebabnya.

"eh bener kan?"

maraka melihat lagi hansaplast yang ia pasangkan di kuping luka terlihat aneh bagi maraka tapi maraka tak perduli yang penting menurutnya ini sudah benar...

setelah itu maraka keluar dari kamar harka dan masuk kedalam kamar miliknya ia menaruh makanan kucing di meja belajar dan mulai membereskan kamar.

setelah selesai merapihkan kamarnya ia langsung mandi setelah mandi maraka akan langsung tidur karna sungguh tubuhnya sudah sangat lelah.

setelah mandi maraka masuk ke kamar harka untuk membawa luka ke kamarnya.

luka yang masih tidur ditaruh di ranjang milik maraka tak lupa maraka menyelimuti luka.

setelah maraka rasa sudah selesai semuanya ia merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan mata.

_

"ada apa? Jika tidak ada keperluan saya matikan"

"..."

"halo?"

"..."

"saya matikan"

"ayah"

terdengar suara si bungsu di telinga membuat jofan mengernyitkan dahi , jofan rasa ia tak pernah membelikan harka ponsel.

"mencuri dimana kamu"

"engga aku gak nyuri , ayah harka mau minta tolong"

harkara dan luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang