25

3.6K 373 6
                                    

BRAK

raga menggebrak meja yang ada dihadapannya

"anj*ng jangan bikin gue tambah panik!!"

"gak ada, gak ada yang bikin lo panik"ucap adnan dengan nada santai jika ia berucap dengan emosi itu tidak baik untuk sekarang.

"lakuin, gausah nunggu persetujuan jofan adnan lakuin!"

"dia ayah kandung arka"

"kara ada lo, kakak kandungnya kenapa harus segala pake minta persetujuan dia ha!"

"dia juga masih ayah kandungnya Ade gue raga!"

dengan wajah yang memerah dan nafas yang memburu raga menatap adnan.

"dia aja gak mau anggap kara anaknya, kenapa lo gak mikir kesitu percuma juga adnan dia gak bakal peduli"

"apa salahnya kalau kita coba"

"ARGHH serterah lo, kalau mau nemuin jofan temuin sendiri gue gak mau ketemu dia"kata raga kemudian pergi meninggalkan ruangan adnan.

Adnan hanya diam ia tidak apa-apa jika raga tidak ingin mengantarnya adnan akan mencari tahu sendiri alamat rumah jofan. bagaimanapun ini tanggung jawab adnan sebagai dokter dan kakak dari harka. Adnan berfikir jika ia memberitahu tentang ini kepada jofan, jofan akan memberikan sedikit kasih sayang untuk harka.

ponselnya tiba-tiba berdering membuat adnan segera mengangkat telpon dari seseorang.

"halo"

"ke kantor om sekarang salah satu dari mereka udah tertangkap"

"om serius?"

"iya makanya cepat kesini"

"om tolong tunggu"

adnan mematikan telponnya lalu Berjalan cepat untuk menemui dokter feri, adnan harus izin untuk keluar sebentar.

"dok jika ada apa-apa tolong telpon saya saja, saya ada urusan sebentar"

"baik dok"kata dokter feri langsung menyetujui ucapan adnan

adnan berlari agar segera sampai ditempat parkir. setelah sampai adnan langsung memasuki mobilnya

"ini yang terbaik, iya ini yang terbaik"ucap adnan meyakinkan diri sendiri.

....

setelah raga keluar dari ruangan adnan ia berjalan masuk kedalam ruangan harka yang raga lakukan dari tadi hanya diam bahkan sang bunda memberikan pertanyaan pun raga tak menjawab, raga malas sekarang untuk berbicara.

"kamu ngantuk?"tanya maya membuat raga menggeleng sebagai jawaban

"terus kenapa"kata maya sambil membenarkan rambut raga yang terlihat berantakan

"kara bangunnya lama banget"

"sabar bentar lagi bangun kok"

Maya dan raga terus mengobrol sedangkan hanta merasa seperti orang yang tidak terlihat sama sekali.

xico tiba-tiba masuk kedalam ruang rawat harka dengan membawa plastik putih di genggamannya.

merasa aneh namun xico tetap membuang rasa aneh yang ia rasakan, xico mendekati Maya lalu mencium punggung tangan Maya.

"kapan datengnya Tan?"

"kemarin nak, itu kamu bawa apa"

"oh ini hp"ucap xico

"buat apa?, hp Lo kemarin kan baru ganti"Kata raga

"buat ade lo, hp dia udah rusak banget kayak muka hanta"

harkara dan luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang