07

4.9K 526 0
                                    

"pertama kali liat dia ada di taman perut nya banyak darah terus gue ajak bunda buat liat kucing itu ternyata kucing yang gue temuin itu luka kak, bunda langsung obati luka sedangkan gue cuman bisa ngomong 'luka bunda luka' dan dari situ gue keterusan manggil kucing yang ada di depan gue ini luka karna saking sering nya dia dapet luka dan berujung di obati sama bunda"ucap harka

"terus pemilik nya?"

"meninggal"

maraka mengangkat tangan nya mengusap-usap lembut rambut harka. nyaman pikir harka setelah beberapa tahun dia baru lagi mendapatkan usapan seperti ini namun harka tetap menepis tangan maraka

"kenapa lo bisa tau pemilik nya meninggal"ucap maraka basa basi walaupun hati nya senang harka terus menjawab pertanyaaan nya bibir nya ingin ia angkat menjadi senyuman namun ia tahan agar harka menjawab terus pertanyaan nya

" dulu gue sama bunda nyari pemilik luka karna di leher luka ada kalung yang tulisan nya 'punya tara' dan disitu gue nyari pemilik luka yang nama nya Tara ternyata tara rumah nya deket taman Yang sering gue datengin sama bunda, Tara sakit kak dia ga bisa jaga luka mamah sama papah nya juga ga suka sama luka jadi pas gue tau dia meninggal mamah sama papah nya kak tara nyamperin gue sama bunda yang lagi di taman mereka bawa luka dan suruh gue sama bunda jaga luka sedangkan mereka pergi ke Jerman" ucap harka

maraka tersenyum ia sangat suka dengan harka yang banyak berbicara walaupun mata harka hanya menatap luka

"ih ngapain senyum-senyum!"ucap harka

"kalau lo bisa ngejelasin keberadaan luka disini lo juga pasti bisa kan ka ngejelasin kejadian itu ke gue?"ucap maraka

harka terdiam mendengar nya ia pikir maraka hanya akan mendengarkan cerita nya tentang luka tapi kenapa maraka malah menanyakan ini harka tak mau membahas ini

"kenapa diem ayo jelasin lo ga mau kan gue sama ayah salah paham terus"ucap maraka

"tapi walaupun gue jelasin juga ayah ga bakal percaya"ucap harka mulai memainkan ujung baju nya dengan tangan

"gue , gue bakal percaya sama lo"ucap maraka meyakinkan harka

"gue , gue masih takut"ucap harka

maraka memegang tangan harka agar tidak memainkan ujung baju nya lagi

"ayo ka ceritain semua nya ke gue ayo"ucap maraka

"apa yang buat lo sama bunda bisa kecelakaan dan kenapa lo bisa dituduh nusuk bunda pakai pisau ka jelasin ke gue"ucap maraka tegas

mata harka mulai bergerak ke kanan dan ke kiri. suara tabrakan dan jeritan sang bunda terdengar membuat diri nya mengingat kejadian itu. tidak ia tidak suka suara itu harka tidak suka

bunda ayo berhenti di tempat es krim

BRAK

diam atau anak ini mati

arka ayo pergi nak bunda gapapa

tsukk

AAAARGHH 

kenapa ga kamu aja yang mati

saya ga mau ngambil raport pembunuh

jangan karna cuman kamu dapet rangking satu saya bakal maafin kamu

jangan panggil gue kakak gue ga mau punya adik pembunuh kayak lo

pembunuh

pembunuh

pembunuh

harka memukul kencang kepala nya membuat bola mata maraka melotot kaget

maraka menahan tangan harka untuk tidak memukuli kepala nya

"berisik ish berisik"ucap harka masih dengan mencoba untuk memukul kepala nya walau sudah di tahan oleh maraka

"harka apaan si!"ucap maraka

"ini berisik ga suka!"

harkara dan luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang