DUAPULUHDUA

136 18 0
                                    

Jangan lupa baca note di bawah nanti ya...

---

"Kemana aja lo kemaren?"

Praktek baru saja selesai, Kinan yang sedang membersihkan laboratorium tiba-tiba terhenti saat Farel datang dengan pertanyaan itu. Gadis tersebut membalikkan badannya, hubungan mereka sudah jalan dua bulan. Jadi dia mengerti kalau sekarang Farel tengah marah, "aku ada urusan."

"Sama Leo itu?"

Kinan terkekeh, mau seperti apapun marahnya seorang Farel akan tetap terlihat menggemaskan olehnya. "Kamu tau? Setiap tahun ada perlombaan olahraga, dan aku tidak harus menjelaskan nya bukan?" Kinan kembali membereskan beberapa tabung kaca yang berserakan.

Dasar para siswa, selesai memakai tidak ada yang mau membersihkan. Tadinya Kinan membersihkan ruangan itu bersama Miya, tapi gadis itu lari dengan alasan ingin ketoilet. Sudah lah, Kinan sudah hafal dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Emang harus lo gitu? Kan Leo itu bisa sama sensei lain?"

Kinan mengulum senyumnya, dasar Farel menyebalkan. Ingin sekali Kinan menyangkal tapi dia takut dikatakan sombong nantinya, "atau lo yang emang mau juga?"

Kinan mengibaskan rambutnya, merasa gerah dengan Farel yang selalu bertanya. "Kamu itu bantuin aku dulu napa? Ini masih banyak, nga kasihan aku kecapek an?"

Farel mendengkus, dia segera membereskan meja praktek lainnya dengan perasaan dongkol. Sebenarnya tadi Miya yang menyuruhnya kesini, karena kata gadis itu pacarnya membersihkan labor sendirian.

Kinan terkikik melihat wajah Farel yang seperti tertekan, walaupun begitu dia tetap membersihkan labor agar segera siap.

"Udah bersih... jawab gue sekarang."

Uh, Kinan saja belum duduk sejak tadi. Gadis itu melipat tangan didepan dada, semoga Farel mengerti penjelasannya nanti. "Selama aku jadi sensei aku emang selalu dapat tugas untuk mengawasi peserta lomba, tepatnya aku ditunjuk menjadi juri."

"Trus si Leo singa itu?"

Kinan mendelik, dia belum selesai berbicara. "Kebetulan tahun ini dia juga ditunjuk menjadi juri, karena tahun kemarin dia berhasil mengalahkan juara bertahan dunia. Makanya kemarin aku sama dia terus, kami perlu diskusi panjang untuk menentukan pemenang."

Kinan memperbaiki posisi berdiri nya, dia berkacak pinggang sekarang. "Kamu tau? Peserta sekarang pintar semua, jadi kami susah untuk menentukan siapa pemenangnya."

Walaupun Farel merasa tidak puas dengan jawaban Kinan, lelaki itu tetap mempercayainya. Lelaki itu menghembuskan napas kasar, dia mendekap tubuh Kinan yang semakin mengurus.

"Maaf, gue cemburu." Kinan tersenyum lebar, dia menepuk bahu Farel tiga kali. "Aku ngerti kok kalau pacar aku ini cemburuan, makin sayang..."

Farel terkekeh, selama berpacaran dengan Kinan dia menjadi melihat sisi lain gadis itu yang mencengangkan. "Nanti sore ada acara?"

Masih dalam posisi yang sama, Kinan mempererat pelukannya, "aku ada urusan. Mau ngapain emang?"

"Gue mau ngajak lo belajar bareng, senin udah mulai ujian."

Kinan melepas pelukan mereka, memasang wajah shok saat mendengar Farel yang ingin belajar. Farel mendengkus melihat raut berlebihan pacarnya itu, tanpa kata perpisahan Farel meninggalkan Kinan begitu saja membuat gadis itu tertawa kencang.

"Hahaha... emang kerasukan tuh cowo. Tadi aja cemburu banget, sekarang malah minta belajar bareng, haduh demit... baik banget kamu sama cowo aku."

Setelah mengunci ruangan itu Kinan mengejar Farel yang ternyata masih menunggu nya diujung lorong. Wajah Farel yang tertekuk membuat Kinan semakin tergelak hebat, murid yang mendengar tawa itu melongokkan kepala mereka kejendela.

Secret Admirer ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang