"Aku ga butuh kado apapun. Kalo pun butuh sesuatu aku tinggal beli. Memang apa yang ga bisa aku dapetin didunia ini?"tanya Theo sombong.

Seline memutar bola mata malas mendengarnya.

"Ah iya, ada."lanjut Theo.

Seline langsung menatap Theo dan menaikkan sebelah alisnya.

"Apa?"tanya Seline kepo.

"Ucapan cinta dari Seline."jawab Theo santai.

Berbeda dengan Seline yang langsung terdiam.

Theo terkekeh sebentar sebelum menarik satu tangan Seline kemudian mengecupnya.

"Aku bercanda. Aku yakin aku cukup mampu buat Seline jatuh cinta sama aku. Kalaupun engga." Theo menjeda ucapannya.

"Aku, aku akan melakukan apapun supaya Seline tetep disamping aku. Meski aku hanya akan dimanfaatkan. Aku rela. Yang penting Seline ga pergi."lanjut Theo.

Seline menatap Theo dalam diam. Theo nampak mengucapkan nya dengan tulus. Sangat tulus, hingga Seline merasa bahwa dia adalah orang yang sangat kejam.

"Tapi aku pengen besok pas ultah, Seline kasih kejutan ke aku. Kue nya harus buatan Seline sendiri. Terus ada tulisan Selamat ulang tahun Theo nya Seline. Trus ntar kita dansa berdua. Tapi Seline ga usah dandan cantik cantik. Ntar banyak yang suka. Biar Theo aja yang suka Seline."ucap Theo panjang lebar.

Sebenarnya Theo hanya bercanda agar Seline tidak memikirkan ucapan Theo.

Theo, tak bisa memaksakan perasaanya terus.

Theo takut, Seline justru berfikir pergi jauh darinya karena tekanan yang ia berikan.

Seline hanya mendengarkannya dan mengingatnya. Mungkin, itu bisa jadi referensi buat ulang tahun Theo nanti.

"Ngomong ngomong. Kamu, mau punya anak berapa?"tanya Seline iseng.

Theo tersenyum lebar membuat Seline bergidik ngeri.

"Kenapa? Mau buat? Ayo. Mumpung udah pas suasananya."ucap Theo senang.

Mereka hanya berdua.

Dikamar.

Orang tua Seline belum pulang.

Tunggu apalagi?

"Arghh" Theo refleks berteriak saat Seline menarik rambutnya kembali. Entah sudah berapa helai rambutnya yang rontok akibat tarikan Seline.

"Ngomong ngawur lagi jangan harap besok masih punya rambut."ucap Seline kesal. Ia lebih suka Theo yang polos polos macam kucing daripada Theo yang fikirannya buat anak Mulu.

"Ck, iya iya. Lepas."oke, dari nadanya sepertinya Theo sudah sangat kesal karena tarikannya. Seline yang merasa suasana berubah langsung melepaskan tarikannya.

'Dasar antagonis.'batin Seline kesal.

"Sejadinya aja."gumam Theo yang masih bisa didengar oleh Seline.

"Apa?"tanya Seline meminta kejelasan.

"Ck, ga perlu pake target. Kalo nanti aku bilang target aku lima tapi kamu hamil sepuluh kita bisa apa?"ucap Theo tanpa dosa.

Obsesi Antagonis [ON GOING]Where stories live. Discover now