6. Kayana

442 84 64
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



•••••




Victoria berlari dengan jantung yang masih berdebar kencang, bagaimana tidak?
Dirinya baru saja dibuat salting oleh laki-laki yang ia tidak tahu namanya siapa dan siapa dia.

Kali ini Victoria tidak tahu harus lari kemana, Kerajaan ini sangat besar, ia berlari kesembarangan arah, saat ada persimpangan, Victoria tidak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita.

"Aw!"

"Maaf, gue gak sengaja, lo gak-- KINAN?! LO NGAPAIN DISINI?! GUE NUNGGU LO DI BUKIT TAPI KENAPA LO GAK DATANG?! DENGAN BERANI NYA LO MUNCUL DIHADAPAN MUKA GUE?! SINI GAK LO!" Minta maaf berujung amarah, Victoria berteriak sambil menunjuk-nunjuk didepan wajah wanita itu yang lagi tersungkur dilantai, Victoria gemas ingin menggepengkan wajah wanita itu dengan kedua tangannya, tapi tidak ia lakukan.

"Apa yang kau maksud? Aku tidak mengerti! Dan berani nya kau berbicara dengan nada tinggi kepadaku!" Marah wanita itu.

Victoria mengatur nafasnya, ia benar-benar kesal di ujung puncak.

"Lo gak sadar apa gue nungguin lo di bukit se--,"
Victoria tidak melanjutkan perkataan nya, ia langsung teringat bahwa ia berada di dunia lain, Raden juga punya kembaran disini, dan berarti ini bukan Kinan.

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." Ucap Victoria yang langsung merubah cara bicara nya menjadi formal dan melangkah untuk pergi meninggalkan wanita itu yang masih terduduk dilantai tanpa membantu nya untuk berdiri. Victoria mau diheran.

"Hey! Wanita tidak punya sopan santun! Pelayan! Bantu aku untuk berdiri." Teriak wanita itu dan tubuhnya dibantu oleh Pelayan yang tidak sengaja lewat didepannya.

•••••

"Pstt! Pstt! Balakosa!" Bisik Altar ditelinga Balakosa yang sedang mengintip.

Balakosa membalik kan badannya lalu memukul kepala Altar.

"Jangan berbisik ditelinga ku! Nafas mu membuatku ngeri! Bicara pelan saja, aku masih bisa mendengar bodoh!" Ucap Balakosa bicara seperti berbisik, ia tidak peduli melihat Altar yang memegang kepalanya karena sakit.

"Iya! Maafkan aku!" Ujar Altar tidak sengaja berbicara sangat keras.

Melihat itu Balakosa membulatkan matanya dan menutup mulut Altar dengan tangannya.

Untung saja tidak ada Prajurit disekitar mereka, jika ada, mereka berdua sudah dilempar ke laut.

"Sekali lagi kau berbuat kesalahan, aku akan melemparkan mu kebawah saat ini juga." Balakosa langsung kembali dengan kegiatannya mengintip di area Kerajaan.

Mereka berdua sudah berhasil masuk ke dalam Kerajaan, tapi mereka berdua sembunyi di jendela luar yang ada balkonnya.

"Bala, aku jadi rindu dengan Victoria, aku ingin cepat-cepat meminta maaf kepadanya." Altar memajukan bibirnya lesu, jika bisa diulang waktu, Altar tidak mau berkata kasar seperti itu kepada Victoria.

VÌCTORYWhere stories live. Discover now