34 - Emosi Masa Lalu

154 20 0
                                    

17+
Yang belum cukup umur boleh di skip, ya :)
Untuk yang sudah cukup umur harap membaca dengan bijak
(。•̀ᴗ-)✧




"Berapa banyak lagi berkas yang harus ku tanda tangani?" ujar Antha kesal.

Grave bersama Owen yang adalah gamma di koloni werewolf, datang membawa setumpukan berkas masing-masing ditangan mereka.

"Masih sebanyak ini." tutur sang gamma sembari tertawa kecil melihat tingkah Antha yang terus menerus mengeluh.

Pemimpin kaum werewolf itu menatap Owen dengan sinis, namun ia tak dapat menolak tumpukan pekerjaan yang sudah lama ia tunda karena kesalahannya sendiri.

"Yang benar saja?! Semua itu?" keluhnya.

"Diamlah dan kerjakan! Siapa suruh kau menumpuknya sampai sebanyak ini." tegur Grave dengan sinis.

Sang alpha hanya bisa menarik napas kasar, mendengar sanggahan Grave yang sama sekali tak dapat dibantahnya. Jika dalam urusan pekerjaan seperti ini, Antha lebih terlihat seperti pesuruh dan merekalah bosnya.

"Hm, beberapa hari lagi Bartheus akan tiba di istana untuk berunding tahunan denganmu." ujar Owen, mengingatkan.

"Tidak bisakah kau menggantikanku menemuinya? Terakhir kali bertemu, aku hampir membunuh si pucat itu." timpal Antha.

"Oh jelas tidak! Harus kau yang menemuinya dan juga, aku tidak ingin berusan dengan bangsa vampir." tolak sang gamma dengan segera.

"Dan bangaimana kau membunuhnya sedangkan dia sudah mati?" sanggah Grave yang ditimpali Owen dengan gelak tawa.

Antha hanya bisa memutar kedua bola matanya, jengah, melihat tingkah kedua manusia serigala dihadapannya itu.

Sembari terus menoreh tinta dilembaran berkas-berkas yang menumpuk, sesekali pria itu juga menoleh memperhatikan jam yang terus berdetak, membuatnya merasa hari ini adalah hari yang sangat panjang dikarenakan dirinya sama sekali belum bertemu dengan Lexa.

"Berhentilah memandangi jam, Ant. Jam itu tidak akan lari dari posisinya." ujar Owen dengan konyolnya.

"Dan kau, berhentilah memperhatikanku." sarkas sang alpha.

"Apa salahnya aku memperhatikan pemimpinku? Aku takut jika kau merobek lembar-lembar berharga ini." timpalnya lagi.

Grave hanya tertawa kecil mengamati tingkah saudara dan sahabatnya itu, sambil menyusun beberapa agenda pertemuan yang akan Antha lakukan kedepannya.

"Ku pikir setelah ini kau bisa kembali ke ruanganmu, Ant. Aku akan menyetor jadwalmu besok. Untuk saat ini aku harus pulang lebih awal." sanggah Grave sembari beranjak dari posisi duduknya.

Antha tercengang memperhatikan sang beta yang hendak pergi begitu saja, "Mau kemana kau?" ketusnya.

"Menemui pujaan hatiku." Balas Grave dengan senyuman mengejek.

"Tidak ada yang beranjak dari ruangan ini sampai aku selesai dengan pekerjaanku." tutur Antha, tegas.

Grave membuang napasnya dengan segera, "Maafkan aku, alpha, istriku sedang menunggu. Ada ritual yang harus kami lakukan secepat mungkin sebelum saudaraku yang lain merontah, minta untuk segera dilepaskan." seketika Antha dan Owen terlihat melotot ke Grave secara bersamaan.

"Oh Sh*t man!" celetuk Owen secara spontan membuat Grave tertawa dan terus beranjak pergi.

"Segeralah temukan matemu, sobat! Maka kau akan mengerti apa yang kurasakan."

"Dasar Grave sialan, pergi dan jangan kembali lagi! Dasar serigala mesum." teriak Owen yang merasa cukup kesal dan jijik mendengar ucapan beta werewolf itu, berbeda dengan Antha yang terlihat terus menerus gelisah dan ingin segera menyelesaikan pekerjaannya.

POSSIBLEWhere stories live. Discover now