-Vote & Comment-
Sinar matahari pagi berhasil memasuki ruang tidur apartemen Jaehyun, ia masih merasakan keberadaan Taeyong di sampingya akhirnya membuka mata. Dengan keadaan sudah mulai sadar, Jaehyun mengusap poni Taeyong dan memperlihatkan mata manis milik Taeyong.
Kecupan melayang begitu saja dari mulut Jaehyun dan membuat Taeyong sedikit mengerang. Dengan keadaan sedikit sadar Taeyong menatap wajah Jaehyun walau dengan mata yang masih mengantuk.
"Tidur aja, kalau masih mau tidur..." ucap Jaehyun.
"eungg..." balas Taeyong dan semakin memasukkan kepalanya ke dada Jaehyun.
Namun tak bertahan lama, karena bell pintu apartemen Jaehyun yang berdering membuat jaehyun meletakkan kepala Taeyong ke bantal dan menuju keluar. Taeyong yang merasakan ketidaknyamanan akhirnya terbangun, memerhatikan sekitar dan beranjak dari tempat tidur.
Sesampainya ia di daun pintu, ia mendengarkan seseorang bersuara lantang sedang marah. Dengan sedikit keberanian Taeyong membuka sedikit pintu tersebut dan hanya terlihat wajah Jaehyun dan dua orang yang membelakanginya.
"Apa menurutmu pantas meninggalkan pesta yang dibuat untukmu dengan calon istrimu?!" pekik orang itu.
"Dari awal, Jaehyun tidak suka orang itu, kenapa Papa dan Mama masih menyuruhku menikahinya?!" jawab Jaehyun tak kalah.
"Beraninya kamu menjawab perkataan Pa... agh" marah orang itu sampai jatuh yang membuat wanita di sampingnya khawatir.
"Apa yang kamu tunggu, cepat panggilkan ambulance" kata wanita itu dan Jaehyun dengan sedikit kesal meraih telepon genggam yang ada di sakunya dan mulai berbicara dengan seseorang di telepon. Hingga akhirnya beberapa orang datang dan mengangkut pria tua itu menggunakan tandu dan pergi.
Sebelum pergi wanita yang mungkin datang bersama pria itu mengatakan sesuatu pada Jaehyun.
"Ikuti saja apa kata papamu Jae, dia hanya ingin kamu nantinya punya penerus yang juga akan meneruskan perusaahan keluarga kita" kata wanita itu dan melangkah keluar. Tak sengaja Taeyong melihat wajah wanita paruh baya itu memiliki kontur wajah yang mirip dengan Jaehyun.
Setelah beberapa saat akhirnya Taeyong keluar dari persembunyiaanya menuju arah Jaehyun. Jaehyun yang mengetahui sang kekasih menuju arahnya mengganti mimik mukanya dengan senyuman.
"Sudah bangun, manisnya jeje" basa-basi Jaehyun.
"eum.. Sudah dari tadii, maafkan Tae ga sengaja dengerin omongan kalian tadi" jawab Taeyong.
"Sudah lupakan, tidak ada gunanya juga omongan mereka" ucap Jaehyun lalu menarik tubuh Taeyong ke dalam pangkuannya.
"Jeje.." panggil Taeyong.
"hmm" sahut Jaehyun.
"Jeje ga jenguk papanya jeje? Tadi tae lihat papa jeje kesakitan"
"Kenapa kamu tiba-tiba memikirkan pria tua itu? Pria tua itu tidak ingin kita bersama tae"
"Tapi apapun itu, dia orang tua jeje, tae gamau jeje kehilangan orang tua seperti tae"
Dengan posisi masih seperti itu Jh menatap perut Taeyong dan berkata sedikit lirih namun tetap terdengar oleh Taeyong.
"Kenapa papa mu ini cerewet sekali huh? Tidak biasanya dia seperti ini" ucap Jaehyun.
"Karena papanya tidak mau daddynya ga dianggap anak oleh papanya sendiri" jawab Taeyong.
Setelah mendengar jawaban Taeyong, Sadar tidak sadar Jaehyun menarik tengkuk Taeyong lebih dekat dengan dirinya.
"Mulut ini cerewet sekali, pantas untuk dihukum" dan tanpa aba-aba Jaehyun menarik lebih dalam tengkuk Taeyong dan menghisap ganas bibir tipis Taeyong.
YOU ARE READING
The Jung'sFam (Jaeyong)
FanfictionCerita cinta lama yang belum selesai, kini terhubung kembali saat tuhan mempertemukan mereka dalam suatu kejadian. Akankah cinta tersebut dapat terwujud, akankah Jaehyun menemukan dunianya (Taeyong) ? Start : Minggu, 25 Juli 2021 End : - Gay||Mpreg...
