"I love you, calon pengantin tercantikku..."
"I love you too, calon suami tertampanku..."
Mereka pun tersenyum sangat bahagia setelahnya. Setelah itu, mereka kembali menyelesaikan kegiatannya membuat pancake. Beberapa saat kemudian, pancake buatan Taehyung pun telah siap. Mereka memakannya dengan lahap, Jungkook menyukainya meskipun ini kali pertama Taehyung memasak pancake. Hingga malam itu mereka akhiri dengan Jungkook yang sangat terlelap tidur di pelukan Taehyung.
Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa hari itu waktunya mereka berpisah. Jungkook pergi ke Berlin sedangkan Taehyung ke Philadelphia. Untung saja mereka tidak mengambil penerbangan pertama, sehingga mereka masih ada waktu bersama sebelum mereka melakukan tugasnya masing-masing.
Jungkook bangun lebih awal, Taehyung masih tertidur lelap memeluknya. Teringat bahwa ia akan berpisah, Jungkook kembali membenamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung lalu memeluk kekasihnya itu erat. Merasakan pergerakan seseorang, Taehyung sedikit membuka matanya lalu mengeratkan kembali pelukannya setelah mencium pucuk kepala Jungkook sayang. Taehyung melirik pada jam di atas nakasnya.
"Ini masih terlalu pagi, Kookie. Tidurlah sebentar lagi, sayang, hm?"
"Uhm...Kookie hanya takut saat bangun nanti Taetae hyungie sudah berangkat," ujar Jungkook dengan suara membenam.
"Hyungie tidak mungkin berangkat tanpa pamit, Kookie Sayang. Kesayangan hyungie. Lagipula kalau Kookie tidur nanti, hyungie pasti akan membangunkan Kookie. Sekarang, tidur lagi, hm." Taehyung mengeratkan pelukannya. "Bahkan kita masih bisa tidur dua jam, Kookie sayang. Hyungie yakin, setelah sampai Berlin nanti, Kookie akan sibuk hingga kurang beristirahat. Dengarkan hyungie, ya, Kookie sayang. Sweetie, cutiepie, kesayangan hyungie..."
"Uuung, Kookie mengerti, hyungie..."
Setelah itu Jungkook pun kembali memejamkan matanya dengan Taehyung yang tidak pernah melepaskan pelukannya. Waktu kembali berlalu, baik Taehyung maupun Jungkook telah bersiap-siap menuju airport, masing-masing dengan sebuah koper di dekatnya. Sebenarnya pesawat Jungkook berangkat terlebih dulu dan berselisih waktu satu jam dengan Taehyung. Akan tetapi, pria Kim itu lebih suka menemani kekasihnya sebelum terbang ke Berlin.
"Sudah siap, Sayang?" tanya Taehyung.
Setelah diangguki oleh Jungkook, Taehyung pun segera mengajk Jungkook meninggalkan flatnya, tampak Hoseok dan juga Daelli ikut mengantar mereka ke airport. Tentu saja Jungkook duduk di bangku belakang bersama kekasihnya. Ia tak ingin melewatkan waktu sebelum berpisah menjalankan tugas dari orang tua mereka masing-masing.
"Bantu saja Hoseok hyung mengawasi jalan, bukan menoleh ke belakang, nuna!" protes Jungkook saat melihat sepupunya kembali menatap kekasihnya. Ia kembali menutupi wajah Taehyung dengan salah satu tangannya. "Hadap ke depan, nuna! Iiish!"
"Kookie pelit!"
"Biar saja! Taetae hyungie memang milikku! Dilarang iri apalagi menginginkannya! Wlee!"
Taehyung kembali tersenyum melihat sikap Jungkook lalu mengeratkan pelukannya seraya mencium singkat kepala Jungkook sayang. Dan saat Taehyung mencium pucuk kepalanya, Jungkook pun sangat puas lalu memamerkannya pada sepupunya.
"Jangan bermimpi, ya, nuna..." Jungkook mengeratkan pelukannya. "Sekarang, hadap ke depan, atau aku akan melaporkanmu pada mommy bahwa nuna berusaha menggoda Taetae hyungie-ku! Ekhem! Berani?"
YOU ARE READING
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 16 - Before You Go ✨
Start from the beginning
