25. Bunga kertas

444 93 3
                                    

Choi Han mengenakan tas selempang saat Alberu Crossman menemui dia tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Laki-laki yang menjabat sebagai Putra mahkota kerajaan Roan agak tersenyum sehingga Choi Han ikut tersenyum sebagai bentuk penghargaan.

"Apa kamu yakin akan meninggalkan ibukota?"

"Tentu, aku sudah menghadiri yang perlu aku hadiri."

Pemberian mendali sudah berlangsung beberapa hari yang lalu, Choi Han tinggal lebih lama karena permintaan Alberu dan juga Cale yang menyuruhnya untuk tidak terlalu buru-buru kembali jika dia mau.

Alberu menawarkan jabat tangan, Choi Han menerimanya dengan tangan terbuka.

"Semoga kita bisa bertemu lagi," kata Alberu, dia menyayangkan tindakan Choi Han yang tidak mau tinggal lebih lama.

Padahal, Choi Han bisa menjadi sesuatu yang lebih bersinar jika berada ditempat yang tepat. Istana mungkin bukan tempat suci, tetapi itu akan menyokong kejayaan Choi Han.

Namun, dia teringat kata-kata Cale Henituse.

"Aku selalu siap jika anda membutuhkan bantuan."

Choi Han bukan milik siapa-siapa.

____


Violan memperhatikan sekeliling, bunga-bunga tertata rapi dan jalanan penuh lampu. Kota hujan dihias sedemikian rupa untuk hari peringatan kematian countess terdahulu dan juga tentang orang-orang di desa Harris.

Ron Molan berdiri di belakang Violan, dia mengikuti nyonya yang dia layani berkeliling.

"Nyonya, apa anda lapar?" dia memberi isyarat yang tidak terduga saat keduanya melewati sebuah restoran berlantai dua.

Violan menaikkan tudung gelap, dia ingin menemui seorang kenalan lama.

_____

"Apa?" Para pelayan kira Cale Henituse akan bersikap dewasa, nyatanya sama saja. Laki-laki itu baru saja mencegat pegawai administrasi yang membawa tumpukan kertas.

Wajah kesal yang menyebalkan terpampang jelas menakuti beberapa orang.

"Tuan muda Cale, kami harus memberikan kertas itu untuk tuan muda Basen."

Cale mengambil salah satu kertas, dia melihat perhitungan dan hal-hal rumit yang selalu dikerjakan oleh adiknya. "Kenapa dia tidak ke kantor administrasi saja?"

"Countess mengatakan jika tuan muda Basen tengah berada dalam masa tahanan kamar."

Cale berfikir sejenak, dia mengambil beberapa lembar lain untuk dia bawa. Petugas administrasi tidak berani bersuara, tetapi ada ketakutan jika Cale merobek kertas-kertas itu.

Sepertinya hal itu tidak terjadi, Cale hanya menumpuknya begitu saja.

"Kalian, selesaikan sisa kertas yang tidak aku bawa," kata laki-laki itu.

"Tapi tuan-"

Mempunyai Basen Henituse yang selalu bekerja keras dan bisa dimanfaatkan benar-benar luar biasa selama beberapa tahun ini, itu membuat pikiran mereka tumpul dan selalu bergantung. Tumpukan kertas yang mereka bawa masih banyak di kantor administrasi, tetapi Cale yang tidak tau apa-apa bisa-bisanya menyuruh hal yang tidak masuk akal.

Mereka tidak suka ini.

Si sampah ini masih saja berlaku seenaknya.

"Katakan saja jika kalian tidak punya otak, selesaikan dalam seminggu atau otak kalian akan diistirahatkan."

Setelahnya Cale tidak peduli.

Dia berbalik dan pergi, dipikir-pikir Basen sudah bekerja terlalu keras.

Dia melewati lorong, dia sudah lama tidak berkunjung ke kamar Basen. Dia berhenti di depan pintu kamar Basen yang dijaga Hilsman, wakil kapten itu tersenyum seolah dia bermartabat.

Padahal, kakinya sudah gemetaran.

"Tuan muda Cale!"

Hilsman menyambutnya dengan senyum teramat lebar, Cale yakin sejauh ini Hilsman belum berbicara dengan siapa-siapa.

"Cepat buka pintu."

Hilsman mengangguk patuh, dia mengetuk pintu sebagai tanda. Cale memberi isyarat diam, dia menggantikan Hilsman untuk berbicara. "Ini aku."

Ada jeda panjang sebelum suara Basen menyahut. "Masuk saja Hyung."

Pintu dibuka, yang pertama kali Cale lihat adalah meja kerja yang menggantikan kasur dan jendela yang diblokade, dia merasa sakit kepala yang sangat melihat tindakan ekstrem ini.

"Basen, bisa kamu jelaskan apa yang terjadi?"

Basen menjawab dengan tidak terduga, "Aku melakukan hal-hal biasa, hanya saja di dalam kamar."

Cale berfikir sejenak.

Pada akhirnya dia mengalah untuk tidak memperpanjang urusan, dia meletakkan kertas administrasi yang tidak seberapa. Itu membuat Basen agak terkejut, tetapi enggan bertanya.

"Jangan memaksakan diri."

Link- Dark Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang