22. Lampu Sorot

511 112 12
                                    

Cale Henituse tidak pernah suka diskusi empat mata dengan seseorang, tetapi dia harus untuk mengurusi dua bedebah yang mungkin akan tertulis di memoar sebagai pahlawan yang menyelamatkan dari teror.

Hal mengesalkan adalah fakta jika dua bedebah itu ada dalam kelompoknya.

Dia duduk tenang saat, perangkat minum teh disediakan. Seorang pelayan memberinya minuman, sementara dia bisa melihat pelayan lain menutup pintu rapat-rapat.

"Dia tuli." Cale mengangguk mengerti.

Dia mengambil gelas teh yang dia pikir terasa hambar, lidahnya tidak pernah lagi menerima minuman seperti teh dan sejenisnya.

Dia mengutuk, dia baru sadar jika dia sudah kecanduan.

"Seperti yang anda dengar, kami akan melakukan upacara duka dan memberikan penghargaan untuk para pahlawan. Choi Han belum bangun sejak hari itu, dan Basen Henituse dinyatakan demam. Bagaimana jika anda mewakili mereka menerima penghargaan?"

Alberu Crossman tersenyum.

Sementara Cale Henituse yang cemberut. Kepribadiannya terlalu blak-blakan untuk menyembunyikan bahwa dia kesal.

"Choi Han akan segera sadar, dan anda bisa menanyainya langsung apakah dia mau atau tidak menerima penghargaan." Cale Henituse berdecak, dia memasukkan banyak gula kubus ke gelas teh.

Lalu mengaduk, dia tersenyum remeh.

Sepertinya Alberu Crossman kehilangan kewarasan, dan lagi menunjuk sampah paling terkenal di Henituse sebagai perwakilan akan menimbulkan olok-olok.

Persetan dengan penghargaan ataupun niat tersembunyi, ini sama sekali bukan urusannya.

"Kemudian, Basen Henituse tidak akan menerima mendali itu."

Dia sudah melihat Basen terakhir kali, adiknya demam dan dia yakin untuk tidak melibatkan Basen dalam permainan apapun yang tengah terjadi.

Adiknya bukan tipe yang menyukai namanya dicatat.

"Soal sihir yang anda lihat saat itu, Rosalyn membagikan beberapa sihirnya untuk melindungi Basen karena perintahku." Cale sudah mengkoordinasi Rosalyn untuk mengatakan hal yang sama jika kemungkinan Alberu bertanya. "Anda bisa menerima konfirmasi dari para penyihir setelah memeriksa mana dari Basen."

Alberu mengangguk, dia mengirimkan beberapa penyihir untuk mengecek tingkat mana Basen Henituse, tetapi hasilnya tidak ada. Tidak ada satupun mana yang mengalir, menandakan jika Basen bukanlah penyihir.

Dia bisa melihat Cale mengaduk minuman, "Apa ada hal lain yang ingin anda tanyakan?"

Alberu berfikir sejenak, dia memperhatikan tingkah Cale yang benar-benar seperti bangsawan murni.

Dia menarik napas.

"Apa anda benar-benar sampah?"

Cale Henituse menuang minuman hingga mengalir mengotori lantai, pelayan tuli tersentak sesaat kemudian gelas dilempar hingga pecah berkeping-keping.

"Mungkin aku terlalu lama menahan amarah."

Dia tersenyum.

.
.

Choi Han terbangun.

Tenggorokannya kosong, dia mengambil segelas air yang terasa sangat segar. Senja terlukis dibalik kaca jendela, dia bisa menemukan Cale Henituse yang menungguinya di sebuah kursi saat dua menoleh. Laki-laki berambut merah itu memakan beberapa potongan apel.

"Cale."

Choi Han memanggil.

Cale Henituse masih mengunyah apel ketika dia mengangguk dan menepuk pundak Choi Han.

Choi Han bisa merasakan perasaan yang berbeda dari rasa kesal, walaupun fakta jika Cale memakan buah-buahan yang seharusnya menjadi miliknya agak mengusik. Choi Han melepaskan tangan Cale dari pundaknya.

"Aku bermimpi tentang masalaluku."

Cale selesai menelan, dia memperhatikan Choi Han yang agak murung. Laki-laki melihat ke luar jendela, agak menggigit lidahnya sebelum berbicara terus terang.

"Aku mengingat perempuan yang tersenyum mirip dengan mendiang ibu angkatku." Dia menatap mata madu Cale yang mulai serius, "Anehnya terakhir kali aku berbicara dengan adikmu, dia memiliki senyum yang persis."

Cale Henituse tahu itu.

.
.

Ron Molan menyimpulkan hal-hal yang pasti dari penyelidikannya. Rombongannya sampai dan dia segera menghadap untuk bertemu Deruth Henituse, majikannya itu terlihat khawatir dan agak gelisah.

"Laporkan apa yang kamu simpulkan."

Ron mengangguk. "Kebakaran di desa Harris disengaja, bukan berasal dari luar tetapi dari salah satu rumah warga. Pada awalnya saya menduga jika penyusup itu yang memulai kebakaran, tetapi mengingat ada bekas kaki yang agak bengkak serta pendek, itu orang yang berbeda."

Deruth mengerti, ada dalang tersembunyi untuk insiden ini. Itu lucu, bagaimana hal-hal berpusat di desa Harris.

"Juga, bekas galian. Itu jelas bukan untuk pemakaman. Ada sesuatu yang di cari oleh orang-orang itu." Ron melihat mata Deruth, dia kemudian melanjutkan laporannya kembali. "Saya berspekulasi itu berhubungan dengan mendiang countess."

Jour Henituse.

Mending istri pertamanya, Deruth selalu berfikir ada yang salah.

Istrinya kadang berubah menjadi kepribadian yang lain, hanya perubahan tipis-tipis tetapi Deruth tahu jika itu bukan Jour yang seharusnya bersikap lembut ketika bersama keluarganya. Serta, keberangkatan yang mendadak ke desa Harris.

Semuanya aneh.

"Karena tuan muda Cale juga sempat mengunjungi Desa Harris saat saya lengah, saya mendapatkan informasi ini setelah bertanya pada penjaga gerbang sebelum saya memasuki wilayah."

Deruth terdiam untuk mencerna beberapa kejadian, kapan Cale datang ke sana?

Dia menyadari jika pulang larut dari Bar serta mengurung diri di kamar hanyalah pengalihan, anaknya mengambil beberapa kesempatan untuk menyelinap pergi sewaktu-waktu karena merencanakan sesuatu.

"Apa ada laporan lain?"

Ron menggeleng, "Hanya itu yang dapat saya laporkan."

Deruth mengangguk. "Ada ledakan besar di ibukota," Ron agak terkejut, tetapi dia kembali memasang ekspresi normal dan mendengarkan dengan hati-hati. "Penyusup itu, maksudku Choi Han yang berhasil mengatasinya."

Keduanya saling bertatapan.

"Kemungkinan besar, Cale yang merencanakan ini." Deruth mengetuk meja, dia tidak mengenal Cale dengan baik. Namun, sifat nekat dan keras kepala Cale pasti berasal dari Jour, dan dia tahu bagaimana Jour bertindak. "Ron, pastikan jika Cale mendapatkan dukungan yang pantas."

Satu-satunya yang dia bisa lakukan.

"Anda bisa mendukung tuan muda secara langsung."

"Aku selalu memperhatikan Cale, sampai disatu titik aku merasa jika ini bukan waktuku untuk ikut campur lagi."

Ron mengangguk, dia pamit undur diri.

Mereka tidak tahu pasti apa yang direncakan Cale Henituse. Bahkan jika menentang dewa, Cale punya keberanian untuk melakukannya. Karena Ron tahu, tidak ada yang berharga dari dunia ini.

-TBC-

Link- Dark Side Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum