19. The kids - bonus chapter!

174 29 4
                                    

Hehe....

-----

"Lee yena, pakai dulu bajunya!" suara teriakan dari arah kamar terdengar begitu memekakkan telinga. Lee taeyong, sang kepala keluarga harus banyak bersabar saat mengurus Yena, anak bungsu mereka.

Sementara itu, bocah menggemaskan yang membuat suara melengking sang ayah berkumandang di pagi hari ini berlarian menuruni tangga, masih dengan handuk berwarna merah muda yang membungkus tubuh mungilnya.

"Nggak mau sama Ayah, maunya sama Bunda aja!" teriaknya.

Berhasil menuruni kesemua anak tangga, yena mulai berlari kearah dapur. Mencari keberadaan sosok bunda tersayangnya.

Biasanya pagi-pagi begini sang bunda yang akan menemaninya mandi. Tapi hari ini, taeyong mengatakan kalau ia ingin coba memandikan yena, jadi sowon membiarkan suaminya itu melakukan rutinitas paginya.

"Bunda!"

Lee sowon, wanita cantik yang kini sudah selesai dengan urusan memasaknya kontan menoleh ketika putri bungsunya memanggil namanya.

Ia tersenyum, lalu merengkuh tubuh mungil berbalut handuk kedalam dekapannya.

"Adek kenapa belum pakai baju? Bunda denger tadi ayah teriak-teriak manggilin adek. Kenapa kabur?" tanyanya, jemari lentiknya bermain di rambut panjang milik yena.

Yena langsung memasang wajah masam, "Ayah nggak bisa pakein adek baju, bunda. Masa tadi tangan adek sampe nyangkut di lubang yang salah."

Sowon terkekeh gemas jadinya. Ia hendak membawa yena kembali ke kamar namun taeyong sudah lebih dulu turun sembari membawa pakaian yena.

Laki-laki itu terlihat kacau. Baju serta rambutnya juga basah. Sesulit itukah untuk taeyong memandikan yena?

"Baju kamu basah, kok bisa? Kamu jatuh di kamar mandi?" tanya sowon setelah mengambil pakaian yena dan memakaikanya pada sang anak.

Taeyong menggeleng pasrah. Laki-laki itu memilih untuk mendudukkan bokongnya di kursi. Lelah sekali rasanya, padahal taeyong hanya memandikan yena saja.

Ya ampun, taeyong harus menarik ucapannya tentang memiliki 13 anak. Mengurus yena saja ia sudah kesulitan, apalagi kalau anaknya sampai satu lusin begitu. Habis sudah.

"Yena siram aku tadi, katanya dia nggak mau kalau aku yang mandiin. Maunya sama kamu, manja banget." cibir taeyong.

Yena mendelik tidak suka. Kedua lengan pendeknya melingkar sempurna di leher sang ibu. Tatapannya begitu tajam menatap taeyong seolah ingin memberitahu laki-laki itu kalau sowon adalah miliknya.

"Pagi bunda, ayah."

Si sulung jihoon sudah rapi dengan setelan berwarna biru yang sudah sowon siapkan sebelumnya. Anak sulungnya itu begitu rajin. Sebelum sowon membangunkannya, jihoon sudah lebih dulu bangun.

Jihoon sekarang akan naik ke kelas 6 sd, jadi sowon merasa begitu bangga karena jihoon sudah bisa mandiri sejak kecil.

"Pagi juga abang, sini duduk. Kita sarapan dulu sebelum kerumah tante yuju." jihoon mengangguk patuh pada ucapan sang bunda.

Mendudukkan bokongnya di kursi, jihoon lantas menatap sang ayah yang terlihat basah kuyup.

"Ayah kenapa basah gitu?" tanyanya.

"Gara-gara adek, nih! Masa ayah disiram pakai air."

"Terus? Ayah maunya adek siram pakai apa? Air got? Air cucian bunda? Atau air minum bekas Lily?"

Lily merupakan kucing peliharaan yena yang diberikan oleh yuju saat yena berulang tahun waktu itu. Bocah menggemaskan itu sangat menyayangi Lily.

Bahkan, pernah waktu itu Lily pergi dari rumah. Yena menangis seharian dikamarnya karena merasa sedih. Jadi, mau tidak mau taeyong harus mencari kucing berwarna putih itu.

pacar, lee taeyong ✔️Where stories live. Discover now